26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

6 Militer Tewas, Belasan Luka-luka

Kamboja-Thailand Saling Serang

BANGKOK- Hubungan Militer Thailand dan Kamboja kembali terlibat aksi baku tembak. Hal tersebut lantaran sengketa batas wilayah di dekat kuil Hindu Preah Vihear. Akibatnya, 6 orang tewas dan 12 lainnya terluka, termasuk 3 tentara Thailand yang dilaporkan dalam kondisi kritis.

Korban tewas terdiri dari 3 tentara Thailand dan 3 tentara Kamboja. Ribuan penduduk desa juga terpaksa dievakuasi. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (22/4).

Berdasarkan catatan yang disampaikan, kejadian paling serius sejak pertempuran pada Februari 2011 lalu. Pertempuran di dekat kuil Preah Vihear yang telah berumur 900 tahun itu menyebabkan 10 orang tewas.

“Tentara Kamboja yang menembak pertama kali dengan senapan di Thailand dan kami hanya melakukan pembalasan yang sesuai. Saya pikir Kamboja ingin mengambil alih kuil di perbatasan,” kata Menteri Pertahanan Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwon.
Sebaliknya, Kamboja menuduh tentara Thailand memasuki 0,4 kilometer (0,25 mil) ke wilayahnya.

“Pasukan Thailand berbaris langsung menuju posisi pasukan Kamboja yang ditempatkan di kuil Krabei Ta dan meluncurkan serangan tak beralasan. Ini adazlah satu lagi invasi Thailand di Kamboja dan kita tidak bisa menerima hal ini,” kata Juru Bicara Pemerintah Kamboja, Phay Siphan.

Perbatasan Thailand-Kamboja tak sepenuhnya dibatasi, sebagiannya dipenuhi dengan ranjau darat sisa dari perang di Kamboja. Konflik memanas ketika UNESCO memberikan status kuil Hindu Preah Vihear sebagai warisan dunia.

Pengadilan Dunia pada tahun 1962 memutuskan bahwa kuil itu milik Kamboja, namun kedua negara mengajukan klaim kepemilikan seluas 4,6 kilometer persegi (1,8 mil persegi) dari daerah yang berdekatan.

Menyikapi ini, Pemerintah Indonesia selaku Ketua ASEAN meminta Kamboja dan Thailand segera berhenti saling tembak Sebaiknya diselesaikan kembali dengan mengutamakan perundingan untuk mengatasi sengketa perbatasan.

“Indonesia, selaku Ketua ASEAN, menyerukan agar Kamboja dan Thailand segera menghentikan pertikaian insiden militer di antara keduanya, yang terjadi hari ini tanggal 22 April 2011,” demikian pernyataan Kementrian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia. (bbs/jpnn)

Kamboja-Thailand Saling Serang

BANGKOK- Hubungan Militer Thailand dan Kamboja kembali terlibat aksi baku tembak. Hal tersebut lantaran sengketa batas wilayah di dekat kuil Hindu Preah Vihear. Akibatnya, 6 orang tewas dan 12 lainnya terluka, termasuk 3 tentara Thailand yang dilaporkan dalam kondisi kritis.

Korban tewas terdiri dari 3 tentara Thailand dan 3 tentara Kamboja. Ribuan penduduk desa juga terpaksa dievakuasi. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (22/4).

Berdasarkan catatan yang disampaikan, kejadian paling serius sejak pertempuran pada Februari 2011 lalu. Pertempuran di dekat kuil Preah Vihear yang telah berumur 900 tahun itu menyebabkan 10 orang tewas.

“Tentara Kamboja yang menembak pertama kali dengan senapan di Thailand dan kami hanya melakukan pembalasan yang sesuai. Saya pikir Kamboja ingin mengambil alih kuil di perbatasan,” kata Menteri Pertahanan Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwon.
Sebaliknya, Kamboja menuduh tentara Thailand memasuki 0,4 kilometer (0,25 mil) ke wilayahnya.

“Pasukan Thailand berbaris langsung menuju posisi pasukan Kamboja yang ditempatkan di kuil Krabei Ta dan meluncurkan serangan tak beralasan. Ini adazlah satu lagi invasi Thailand di Kamboja dan kita tidak bisa menerima hal ini,” kata Juru Bicara Pemerintah Kamboja, Phay Siphan.

Perbatasan Thailand-Kamboja tak sepenuhnya dibatasi, sebagiannya dipenuhi dengan ranjau darat sisa dari perang di Kamboja. Konflik memanas ketika UNESCO memberikan status kuil Hindu Preah Vihear sebagai warisan dunia.

Pengadilan Dunia pada tahun 1962 memutuskan bahwa kuil itu milik Kamboja, namun kedua negara mengajukan klaim kepemilikan seluas 4,6 kilometer persegi (1,8 mil persegi) dari daerah yang berdekatan.

Menyikapi ini, Pemerintah Indonesia selaku Ketua ASEAN meminta Kamboja dan Thailand segera berhenti saling tembak Sebaiknya diselesaikan kembali dengan mengutamakan perundingan untuk mengatasi sengketa perbatasan.

“Indonesia, selaku Ketua ASEAN, menyerukan agar Kamboja dan Thailand segera menghentikan pertikaian insiden militer di antara keduanya, yang terjadi hari ini tanggal 22 April 2011,” demikian pernyataan Kementrian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/