27 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Gus Center Gelar Forum Curhat Rakyat

MEDAN-Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kurang memperhatikan perkembangan industri kreatif di Sumut, padahal sektor ini mampu memberikan nilai-nilai ekonomis yang cukup tinggi.

DISKUSI: Para pengusaha kreatif berbicara  acara  Forum Curhat Rakyat  Gus Centre.
DISKUSI: Para pengusaha kreatif berbicara di acara Forum Curhat Rakyat di Gus Centre.

Demikian terungkap dalam Forum Curhat Rakyat di GusMan Center, Jalan Pattimura, Medan, Senin (25/2). Hadir narasumber Ahmad Rafli Hasibuan dari Kutak-katik Digital, Dody Irham dari Wedding Organizer, dan Irwan Daniel dari Linux Community Medan.

Menurut Rafli, peran Pemprovsu cukup kurang jika dibanding provinsi lain yang memberikan ruang kreativitas jauh lebih besar. Seperti di Jogja dimana Kesultanan menyediakan ruang tembok untuk dicoret-coret bernilai seni.

Dody mengharapkan dukungan dari pemerintah agar industri kreatif yang umumnya di dominasi kaum muda. “Industri kreatif ini dapat menjauhkan kalangan muda dari hal-hal negatif dan tugas pemerintah untuk mendukungnya,” tukasnya. “Tembok yang disediakan digunakan untuk dicoret memiliki seni. Seperti karikatur untuk mengajak masyarakat menjaga kebersihan,” ungkap Refli.

Dia mengatakan, hasil coretan yang banyak disukai akan dimunculkan ke permukaan untuk diproduksi guna menghasilkan nilai-nilai ekonomis. “Tentunya ini menjadi tugas Pemprovsu ke depan, terlepas dari siapa pun yang akan menjadi Gubsu nantinya,” katanya.

Irwan menambahkan, dukungan dari pemerintah pada tahun 2010 ada, tetapi setelah itu seiring berjalannya waktu dukungan tersebut mulai vakum dan hingga kini benar-benar vakum.

“Perlu pengembangan Linux, tapi hingga kini peran pemerintah belum terlihat akan mendukung. Diharapkan pemerintahan ke depan siapapun yang akan jadi gubsu dapat memberikan program alternatif berlisensi dan mendukung kemajuan Linux di Sumut,” tambahnya. (adv)

MEDAN-Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kurang memperhatikan perkembangan industri kreatif di Sumut, padahal sektor ini mampu memberikan nilai-nilai ekonomis yang cukup tinggi.

DISKUSI: Para pengusaha kreatif berbicara  acara  Forum Curhat Rakyat  Gus Centre.
DISKUSI: Para pengusaha kreatif berbicara di acara Forum Curhat Rakyat di Gus Centre.

Demikian terungkap dalam Forum Curhat Rakyat di GusMan Center, Jalan Pattimura, Medan, Senin (25/2). Hadir narasumber Ahmad Rafli Hasibuan dari Kutak-katik Digital, Dody Irham dari Wedding Organizer, dan Irwan Daniel dari Linux Community Medan.

Menurut Rafli, peran Pemprovsu cukup kurang jika dibanding provinsi lain yang memberikan ruang kreativitas jauh lebih besar. Seperti di Jogja dimana Kesultanan menyediakan ruang tembok untuk dicoret-coret bernilai seni.

Dody mengharapkan dukungan dari pemerintah agar industri kreatif yang umumnya di dominasi kaum muda. “Industri kreatif ini dapat menjauhkan kalangan muda dari hal-hal negatif dan tugas pemerintah untuk mendukungnya,” tukasnya. “Tembok yang disediakan digunakan untuk dicoret memiliki seni. Seperti karikatur untuk mengajak masyarakat menjaga kebersihan,” ungkap Refli.

Dia mengatakan, hasil coretan yang banyak disukai akan dimunculkan ke permukaan untuk diproduksi guna menghasilkan nilai-nilai ekonomis. “Tentunya ini menjadi tugas Pemprovsu ke depan, terlepas dari siapa pun yang akan menjadi Gubsu nantinya,” katanya.

Irwan menambahkan, dukungan dari pemerintah pada tahun 2010 ada, tetapi setelah itu seiring berjalannya waktu dukungan tersebut mulai vakum dan hingga kini benar-benar vakum.

“Perlu pengembangan Linux, tapi hingga kini peran pemerintah belum terlihat akan mendukung. Diharapkan pemerintahan ke depan siapapun yang akan jadi gubsu dapat memberikan program alternatif berlisensi dan mendukung kemajuan Linux di Sumut,” tambahnya. (adv)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/