26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Belum Temukan Paus Baru

VATICAN CITY- Tidak adanya kandidat unggulan pengganti Paus Emeritus Benediktus XVI terasa pada konklaf (prosesi pemilihan paus) hari kedua kemarin. Pada tengah hari waktu setempat, yang keluar dari cerobong Kapel Sistine, tempat penyelenggaraan konklaf, adalah asap hitam. Artinya, dalam dua kali pemilihan pada sesi pagi kemarin, tidak ada nama yang berhasil meraih suara mayoritas.

Hari pertama konklaf, Selasa (12/3), juga menghasilkan kepulan asap hitam. Pada hari pertama tersebut, 115 kardinal peserta konklaf melaksanakan satu kali sesi pemilihan pada malam (Rabu dini hari WIB).

Pada hari-hari berikutnya, konklaf dapat mengadakan empat kali pemilihan sepanjang hari. Dua sesi pada pagi dan dua sesi pada petang. Kalau tak ada paus terpilih dalam dua kali pemilihan, asap hitam dinaikkan. Karena itu, dalam sehari, asap hitam hanya muncul dua kali. Yakni, pada akhir sesi pagi dan akhir sesi petang. Sebaliknya, kalau konklaf sudah berhasil memilih paus, asap putih bisa langsung disemburkan.

Berdasar jadwal, sesi pemilihan pagi dihelat pukul 10.30 (16.30 WIB) dan 12.30 (18.30 WIB). Pemilihan sesi sore dilangsungkan pukul 16.30 (22.30 WIB) dan 18.30 (00.30 WIB). Karena itu, pada jam-jam tersebut lapangan Basilika Santo Petrus selalu penuh sesak. Plaza besar itu dijejali peziarah yang selalu mendongak ke atas, menanti fumata bianca (asap putih) muncul dari cerobong Kapel Sistine.

Meski hingga tiga kali pemilihan belum ada paus terpilih, umat tak terlalu gelisah. Sebab, konklaf pada era modern rata-rata berlangsung tiga hari.
Kardinal Joseph Ratzinger terpilih sebagai Paus Benediktus XVI setelah konklaf berlangsung dua hari dan empat kali pemungutan suara pada April 2005.

Sementara itu, Kardinal Karol Wojtyla yang menjadi Paus Yohanes Paulus II pada 1978 terpilih dalam tiga hari konklaf dan delapan kali pemungutan suara. Hanya Kardinal Eugenio Pacelli (Paus Pius XII) yang bisa dipilih hanya dalam tiga pemungutan suara pada 1939. ( dos/jpnn)

VATICAN CITY- Tidak adanya kandidat unggulan pengganti Paus Emeritus Benediktus XVI terasa pada konklaf (prosesi pemilihan paus) hari kedua kemarin. Pada tengah hari waktu setempat, yang keluar dari cerobong Kapel Sistine, tempat penyelenggaraan konklaf, adalah asap hitam. Artinya, dalam dua kali pemilihan pada sesi pagi kemarin, tidak ada nama yang berhasil meraih suara mayoritas.

Hari pertama konklaf, Selasa (12/3), juga menghasilkan kepulan asap hitam. Pada hari pertama tersebut, 115 kardinal peserta konklaf melaksanakan satu kali sesi pemilihan pada malam (Rabu dini hari WIB).

Pada hari-hari berikutnya, konklaf dapat mengadakan empat kali pemilihan sepanjang hari. Dua sesi pada pagi dan dua sesi pada petang. Kalau tak ada paus terpilih dalam dua kali pemilihan, asap hitam dinaikkan. Karena itu, dalam sehari, asap hitam hanya muncul dua kali. Yakni, pada akhir sesi pagi dan akhir sesi petang. Sebaliknya, kalau konklaf sudah berhasil memilih paus, asap putih bisa langsung disemburkan.

Berdasar jadwal, sesi pemilihan pagi dihelat pukul 10.30 (16.30 WIB) dan 12.30 (18.30 WIB). Pemilihan sesi sore dilangsungkan pukul 16.30 (22.30 WIB) dan 18.30 (00.30 WIB). Karena itu, pada jam-jam tersebut lapangan Basilika Santo Petrus selalu penuh sesak. Plaza besar itu dijejali peziarah yang selalu mendongak ke atas, menanti fumata bianca (asap putih) muncul dari cerobong Kapel Sistine.

Meski hingga tiga kali pemilihan belum ada paus terpilih, umat tak terlalu gelisah. Sebab, konklaf pada era modern rata-rata berlangsung tiga hari.
Kardinal Joseph Ratzinger terpilih sebagai Paus Benediktus XVI setelah konklaf berlangsung dua hari dan empat kali pemungutan suara pada April 2005.

Sementara itu, Kardinal Karol Wojtyla yang menjadi Paus Yohanes Paulus II pada 1978 terpilih dalam tiga hari konklaf dan delapan kali pemungutan suara. Hanya Kardinal Eugenio Pacelli (Paus Pius XII) yang bisa dipilih hanya dalam tiga pemungutan suara pada 1939. ( dos/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/