MEDAN-Intrik jelang pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Borobudur, 17 Maret mendatang kian kencang. Rabu (13/3) hari ini, muncul dua surat Satgas Pelaksana KLB 17 Maret yang diduga bodong. Anehnya, kedua surat itu sama-sama menerangkan tentang voters peserta KLB Solo.
Satu surat berbentuk Surat Keputusan yang memiliki bernomor SKEP/32/JAH/III/2013 tentang Daftar Voters KLB PSSI 17 Maret mendatang dan yang lainnya adalah notulensi rapat Komite Eksekutif PSSI yang diselenggarakan pada 7 Maret lalu yang juga terdapat tanda tangan diikuti 7 anggota.
Mereka adalah Djohar Arifin Husin, Farid Rahman, Sihar Sitorus, Bob Hippy, Widodo Santoso, Mawardi Nurdin dan Tuti Dau.
Wartawan peliput di PSSI makin kebingungan karena kedua surat itu sama-sama ditandatangani oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Di surat itu tercantum nama-nama 100 voters yang akan hadir di KLB 17 Maret mendatang.
Sedangkan di dalam notulen yang beredar terdaftar 18 pengprov voters kongres yang diklaim adalah peserta sah dalam KLB. Dari kedua surat tersebut, terdapat perbedaan daftar voters yang dinyatakan sah untuk hadir ke dalam KLB.
Tanda tangan palsu itu ada pada surat Notulen Rapat Komite Eksekutif PSSI pada 7 Maret 2013 pukul 11.00. Surat notulensi rapat itu mengagendakan penentuan dan penetapan KLB 2013 yang akan dilaksanakan tanggal 17 Maret 2013 berdasarkan laporan dari tim verifikasi.
Terkait hal tersebut Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengakui tandatangannya telah dipalsukan oleh beberapa oknum. “Pokoknya saya tidak ada di rapat itu, saya lagi ada pilkada di Sumatera Utara,” kata Djohar di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Rabu (13/3).
Notulensi rapat exco tersebut dilengkapi dengan lampiran daftar 18 Pengprov peserta KLB PSSI. Surat itu bahkan sempat diserahkan kepada Menpora, Roy Suryo.
Kesemrawutan kerja tim verifikasi juga berimbas pada Pengprov PSSI Sumut yang dilanda dualisme. Betapa tidak, jika PSSI Sumut versi Kamaluddin serta klub dan Pengprov PSSI lainnya menerima undangan pada Senin (11/3), Pengprov PSSI Sumut versi Darwin Syamsul justru menerimanya Rabu (13/3).
Tak pelak kondisi ini semakin menambah kusut sistem organisi pembinaan sepak bola di Sumatera Utara. Pasalnya, beberapa hari sebelumnya tim verifikasi telah merilis 100 daftar peserta Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, yang mana disebutkan jika Pengprov PSSI Sumut pimpinan Kamaluddin Harahap ditunjuk sebagai vooters.
Tapi kemarin (13/3) Wakil Ketua Pengprov PSSI Sumut, Julius Raja menunjukkan bukti undangan bernomor 528/PGD/23/III-2013 tertanggal 9 Maret bertanda tangan Sekjen PSSI, Hadiyandra yang menyebut jika Darwin Syamsul juga diundang untuk menghadiri KLB.
“Surat undangannya sudah kami terima. Artinya kami yang diundang. Kalaupun muncul ada nanti PSSI Sumut seberang yang diundang kami serahkan keputusan ke PSSI. Artinya kami hanya menerima undangan dan tidak bermaksud mengklaim ini yang sah atau tidak,” jelas pria yang akrab disapa King ini.
Namun bagaimana dengan keputusan tim verifikasi sebelumnya? Lewat anggota tim, Syefdin Syaifuddin sebelumnya PSSI Sumut versi Kamaluddin yang diundang. Keputusan Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) yang dikantongi sejak gugatan Agustus 2012 lalu menjadi dasar penunjukan. BAORI tidak membenarkan adanya penunjukan lewat caretaker bentukan Ketua PSSI, Djohar Arifin ketika itu.
Kondisi ini semakin mengerutkan dahi. Sebelumnya dualisme yang melanda PSMS juga membuat tim verifikasi melayangkan dua undangan dengan sistem voter suara setengah-setengah. Kebijakan yang sama juga seakan berlaku untuk Pengprov PSSI Sumut. Tentu ini menggambarkan ketidaktegasan tim verifikasi dan PSSI.
“Setelah ada kabar itu (100 peserta KLB, Red) pak Darwin dan Nunuk (Wasekum, Red) langsung berangkat ke Jakarta untuk mengurus ini. Sikap kami hanya menyerahkan sepenuhnya pada PSSI. Kami tak bisa katakan tidak setuju. Untuk sementara kita ikuti, demi penyatuan. Kita harus ikuti apa yang digariskan Menpora dan PSSI. Memenuhi undangan dulu. Gak mungkin dibantah lagi PSSI,” bebernya.
Sementara Ketua Biro Kompetisi PSSI Sumut versi Darwin, Halim Panggabean mengatakan jika nantinya undangan diberikan kepada kedua Pengprov maka merupakan tindakan keliru dari PSSI. “Kalau diundang dua, maka itulah buruknya PSSI. Kalau soal klaiman mereka yang diundang itu yang mengatakan anggota kelompok KPSI. Dibantah sama Agus Yasmin (Ketua tim verifikasi, Red),” bebernya.
Nantinya PSSI Sumut versi Darwin Syamsul akan mengirimkan dua wakil ke Kongres. Selain Darwin sendiri juga sekretarisnya Goklas Butarbutar.
Keputusan menjadi simpang siur karena adanya perbedaan pendapat antar tim verifikasi.
Pasca rilis 100 nama peserta kongres, Ketua tim verifikasi Agus Yasmin melontarkan pernyataan bahwa verifikasi belum tuntas. 18 Pengprov dan tiga klub disebutkan masih belum dituntas diverifikasi. Baru 79 klub yang diverifikasi menurutnya. Keputusannya disebutnya akan diserahkan ke Exco.
Sebelumnya PSSI Sumut versi Kamaluddin Harahap lebih dulu mendapat undangan kongres. Dua undangan untuk PSSI Sumut ini tak dibantah nggota tim verifikasi, Syefdin Syaifuddin saat dikonfirmasi soal kesimpang siuran undangan PSSI Sumut mengaku ada kebijakan lain di luar kerja tim verifikasi.
“Benar, tanggal (8/3) malam, Pak Djohar dan Pak La Nyalla komunikasi berdua. Ternyata menyepakati untuk mengundang keduanya. Sekalian sebagai upaya merekonsiliasi keduanya. Itu kebijakan di luar koridor kerja tim verifikasi,” ujarnya lewat pesan singkat.
Sementara itu Kamaluddin Harahap mengaku sudah menerima undangan pada Senin (11/3) lalu. Menanggapi adanya dua undangan ia menanggapi santai. “Biasa saja. Yang terpenting kita sudah melalui prosedural yang benar. Kalau mereka juga undang yang lain kita gak peduli dan jalan terus,” ujarnya saat dihubungi kemarin malam.
Menurutnya selama ini daftar peserta kongres sudah dirilis dan itu yang menjadi pegangan daftar vooter. “Kan sudah dimuat di internet dan di media daftar pesertanya. Itu yang kita pegang. Gak uruslah kita kalau ada undangan lain,” pungkasnya. (abu/jpnn/don)