26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

9 Warga Ditembak, Kapolsek Disandera

PALAS- Sekitar 200-an warga dari tiga desa; Aek Buaton, Sidondong, dan Hutabargot bentrok dengan aparat Polsek Barumun Tengah, Palas, Sabtu (23/3) sekira pukul 07.00 WIB. Sembilan warga ditembak, satu di antaranya kritis dan lima polisi luka-luka termasuk Kapolsek Barumun Tengah.

Bentrokan ini dipicu kedatangan 200 warga ke Polsek Barumun Tengah yang meminta polisi membebaskan tiga pemuda Desa Aek Buaton, Banua Nasution (50), Tongku Nasution (24), dan Julmanan (30), yang ditangkap pada Sabtu (23/3) sekira pukul 05.00 WIB.

Informasi dihimpun METRO (grup Sumut Pos), tiga pemuda itu, ditangkap aparat polisi Polsek Barumun Tengah (Barteng) saat berjaga di lahan sengketa antara warga Aek Buaton, Sidondong, dan Hutabargot, dengan salah seorang warga Desa Sayur Matua, Harapan Harahap.

Mendengar kabar tiga temannya ditangkap, sekira pukul 07.00 WIB, secara spontan sekitar 200 warga dari tiga desa yang memang berdekatan ini berkumpul di Desa Aek Buaton. Tidak lama kemudian, sebagian besar warga yang menaiki sepedamotor dan sebagian kecil angkutan umum ini, bersama-sama menuju Polsek Barteng, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Aek Buaton.

Di lokasi ini, sebagian warga sempat memarkirkan sepeda motornya di halaman polsek dan sebagian lagi di luar. Begitu juga warga lain yang menaiki angkutan umum, langsung turun di depan Polsek Barteng. Diduga sebagian warga membawa senjata tajam dan kayu.

Melihat kedatangan massa yang berjumlah sekitar 200 orang ini, polisi langsung memberikan tembakan peringatan untuk menakuti warga dan membubarkan massa yang mulai berkumpul dari halaman Mapolsek hingga ke jalan besar. Namun, warga tak gentar, sehingga polisi mengarahkan tembakan ke warga. Ratusan warga baik yang berada di halaman Mapolsek, langsung berlarian, masing-masing berusaha menyelamatkan diri dari tembakan polisi. Tembakan yang berasal dari pihak polisi, tak tentu arah. Beberapa warga terkena peluru tajam dan peluru karet polisi.

Tidak lama kemudian, warga kembali berkumpul dan menyelamatkan kawannya yang terluka. Sebagian warga membawa kawannya ke puskesmas dan rumah sakit terdekat.  Sementara beberapa polisi dari Polsek Barteng terus melakukan pengejaran terhadap warga, beberapa warga yang berhasil mereka kejar, terkena pukulan senapan polisi.Amatan METRO, dua jam pasca kejadian atau sekitar pukul 09.00 WIB, pihak Mapolsek Barteng terus melakukan sweeping di sekitar Mapolsek Barteng. Sebab, diduga masih ada masyarakat Aek Buaton bersembunyi di belakang-belakang rumah warga. Siang hari, baru terasa TKP benar-benar aman dan terkendali.

Kades Aek Buaton Hosni Mubarok Nasution kepada METRO, Sabtu (23/3), mengatakan,  dua ibu rumah tangga tertembak polisi. “Masih pendataan. Infonya ada banyak lagi yang tertembak. Warga saya juga tidak ada yang berani ke luar rumah lagi,” jelasnya.

Kades Hutabargot Aliamat Pulungan menambahkan, ada dua warganya tertembak yakni Amir Khotib Pulungan (62) dan Subur (26). “Saat ini sedang dirawat di RSUD Aek Haruaya Kecamatan Portibi,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Aek Nabara Barumun Jamal  Siregar menyebutkan, penyebab kejadian tersebut adalah sengketa lahan antara warga Aek Buaton, Sidondong, dan Hutabragot dengan Harapan Harahap.

Harapan ini  membeli tanah dari salah seorang warga bernama Unte Rudang seluas 1.500 hektare.

“Tanah inilah yang diklaim warga Aek Buaton sebagai tanah ulayat mereka. Inilah awal kejadiannya. Sudah dilakukan mediasi beberapa kali, namun tak kunjung menuai hasil maka terjadi hal ini,” tukasnya.

Sementara itu, Kapolsek Barumun Tengah AKP H Syahnur Siregar mengaku sempat disandera warga. “Warga menyandera saya dan melempari Mapolsek. Namun, saya berhasil diselamatkan anggota,” ucap Kapolsek.

Kapolsek menambahkan, dalam kejadian itu, lima personel dari Polres Tapsel mengalami luka-luka yang diduga dilempar massa dengan batu. “Ada sekitar lima polisi mengalami luka-luka akibat kejadian itu. Di antaranya saya dan sejumlah personel lainnya,” aku Kapolsek.

Ditanya, berapa jumlah warga yang tertembak dalam bentrok tersebut? Kapolsek mengatakan, pihaknya masih mengindentifikasi warga yang tertembak, namun untuk sementara ada sekitar lima warga tertembak. “Ada sekitar lima warga tertembak dan sudah berobat itu sekarang,” kilahnya.
Menurut Kapolsek, penembakan tersebut sudah sesuai prosedur. Sebelumnya pihak kepolisian juga sudah melakukan tembakan peringatan berulang-ulang. “Itu sudah sesuai prosedur, karena sudah dilakukan tembakan peringatan berulang-ulang terlebih dahulu. Namun, massa terus menyerang,” sebut kapolsek. (amr/mag -1/smg)

 

PALAS- Sekitar 200-an warga dari tiga desa; Aek Buaton, Sidondong, dan Hutabargot bentrok dengan aparat Polsek Barumun Tengah, Palas, Sabtu (23/3) sekira pukul 07.00 WIB. Sembilan warga ditembak, satu di antaranya kritis dan lima polisi luka-luka termasuk Kapolsek Barumun Tengah.

Bentrokan ini dipicu kedatangan 200 warga ke Polsek Barumun Tengah yang meminta polisi membebaskan tiga pemuda Desa Aek Buaton, Banua Nasution (50), Tongku Nasution (24), dan Julmanan (30), yang ditangkap pada Sabtu (23/3) sekira pukul 05.00 WIB.

Informasi dihimpun METRO (grup Sumut Pos), tiga pemuda itu, ditangkap aparat polisi Polsek Barumun Tengah (Barteng) saat berjaga di lahan sengketa antara warga Aek Buaton, Sidondong, dan Hutabargot, dengan salah seorang warga Desa Sayur Matua, Harapan Harahap.

Mendengar kabar tiga temannya ditangkap, sekira pukul 07.00 WIB, secara spontan sekitar 200 warga dari tiga desa yang memang berdekatan ini berkumpul di Desa Aek Buaton. Tidak lama kemudian, sebagian besar warga yang menaiki sepedamotor dan sebagian kecil angkutan umum ini, bersama-sama menuju Polsek Barteng, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Aek Buaton.

Di lokasi ini, sebagian warga sempat memarkirkan sepeda motornya di halaman polsek dan sebagian lagi di luar. Begitu juga warga lain yang menaiki angkutan umum, langsung turun di depan Polsek Barteng. Diduga sebagian warga membawa senjata tajam dan kayu.

Melihat kedatangan massa yang berjumlah sekitar 200 orang ini, polisi langsung memberikan tembakan peringatan untuk menakuti warga dan membubarkan massa yang mulai berkumpul dari halaman Mapolsek hingga ke jalan besar. Namun, warga tak gentar, sehingga polisi mengarahkan tembakan ke warga. Ratusan warga baik yang berada di halaman Mapolsek, langsung berlarian, masing-masing berusaha menyelamatkan diri dari tembakan polisi. Tembakan yang berasal dari pihak polisi, tak tentu arah. Beberapa warga terkena peluru tajam dan peluru karet polisi.

Tidak lama kemudian, warga kembali berkumpul dan menyelamatkan kawannya yang terluka. Sebagian warga membawa kawannya ke puskesmas dan rumah sakit terdekat.  Sementara beberapa polisi dari Polsek Barteng terus melakukan pengejaran terhadap warga, beberapa warga yang berhasil mereka kejar, terkena pukulan senapan polisi.Amatan METRO, dua jam pasca kejadian atau sekitar pukul 09.00 WIB, pihak Mapolsek Barteng terus melakukan sweeping di sekitar Mapolsek Barteng. Sebab, diduga masih ada masyarakat Aek Buaton bersembunyi di belakang-belakang rumah warga. Siang hari, baru terasa TKP benar-benar aman dan terkendali.

Kades Aek Buaton Hosni Mubarok Nasution kepada METRO, Sabtu (23/3), mengatakan,  dua ibu rumah tangga tertembak polisi. “Masih pendataan. Infonya ada banyak lagi yang tertembak. Warga saya juga tidak ada yang berani ke luar rumah lagi,” jelasnya.

Kades Hutabargot Aliamat Pulungan menambahkan, ada dua warganya tertembak yakni Amir Khotib Pulungan (62) dan Subur (26). “Saat ini sedang dirawat di RSUD Aek Haruaya Kecamatan Portibi,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Aek Nabara Barumun Jamal  Siregar menyebutkan, penyebab kejadian tersebut adalah sengketa lahan antara warga Aek Buaton, Sidondong, dan Hutabragot dengan Harapan Harahap.

Harapan ini  membeli tanah dari salah seorang warga bernama Unte Rudang seluas 1.500 hektare.

“Tanah inilah yang diklaim warga Aek Buaton sebagai tanah ulayat mereka. Inilah awal kejadiannya. Sudah dilakukan mediasi beberapa kali, namun tak kunjung menuai hasil maka terjadi hal ini,” tukasnya.

Sementara itu, Kapolsek Barumun Tengah AKP H Syahnur Siregar mengaku sempat disandera warga. “Warga menyandera saya dan melempari Mapolsek. Namun, saya berhasil diselamatkan anggota,” ucap Kapolsek.

Kapolsek menambahkan, dalam kejadian itu, lima personel dari Polres Tapsel mengalami luka-luka yang diduga dilempar massa dengan batu. “Ada sekitar lima polisi mengalami luka-luka akibat kejadian itu. Di antaranya saya dan sejumlah personel lainnya,” aku Kapolsek.

Ditanya, berapa jumlah warga yang tertembak dalam bentrok tersebut? Kapolsek mengatakan, pihaknya masih mengindentifikasi warga yang tertembak, namun untuk sementara ada sekitar lima warga tertembak. “Ada sekitar lima warga tertembak dan sudah berobat itu sekarang,” kilahnya.
Menurut Kapolsek, penembakan tersebut sudah sesuai prosedur. Sebelumnya pihak kepolisian juga sudah melakukan tembakan peringatan berulang-ulang. “Itu sudah sesuai prosedur, karena sudah dilakukan tembakan peringatan berulang-ulang terlebih dahulu. Namun, massa terus menyerang,” sebut kapolsek. (amr/mag -1/smg)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/