MEDAN – Peringati Hari Tuberculosis (TB) se-dunia yang jatuh setiap 24 Maret, PW Aisiyah Sumut menggelar even “Peduli TB dan Jambore Kader” di Lapangan Tanah Enam Ratus, Marelan Medan pada Minggu (24/3). Acara yang dimulai sejak pagi itu, tidak hanya dihadiri oleh pasien TB namun juga mantan pasien, keluarga pasien, penggiat TB dan kader-kader TB dari tiap-tiap kelurahan serta lebih dari 700 orang masyarakat Kota Medan.
Program ini merupakan salah satu even dari program kerjasama antara PP Aisyiyah dan Global Fund, sementara PW Aisyiyah Sumut ditunjuk sebagai Sub-Recipient (SR) Program. Tampak hadir Radesnir sebagai SR, Kadis Kesehatan Kota Medan drg Usma Polita Nasution Mkes dan kader-kader Aisyiyah Sumut lainnya.
Ketua Panitia Dra Yurisna Tanjung M.AP didampingi sekretaris Aguslinar SSos, mengatakan, PW Aisyiyah mengambil momentum jam bore kader dalam memperingati Hari TB se-Dunia. Ditambahkannya, Marelan diambil menjadi tempat kegiatan karena menurut data yang ada, di kawasan Marelan ditemukan pasien dan suspect TB yang paling banyak. Kepada pasien juga diberikan bingkisan dan vitamin kesehatan.
Menurut dia, TB masih lagi menjadi momok dan hal yang memalukan bagi masyarakat. Karena itu, diharapkan dari kegiatan ini dan serangkaian program lainnya yang dilakukan oleh PW Aisiyah Sumut selama bertahun-tahun ini dapat meng ajak masyarakat untuk peduli terhadap penyakit TB.
Rangkaian kegiatan sebelumnya adalah lomba penyuluhan untuk kader, lomba penyuluhan untuk tokoh agama, penyuluhan untuk dokter kecil dan remaja. Juga dirangkai dengan lomba mewarnai untuk anak-anak TK, gerak jalan santai, lucky draw, senam sehat dan pemeriksaan gula darah gratis oleh RS Muhammadiyah.
Menyangkut program PW Aisyiyah tersebut, Radesnir mengatakan, selama ini PW Aisiyah telah mendidik kader dan PMO (pendamping makan obat). “Kader ini lah yang dilatih untuk mencari orang-orang yang berpenyakit TBC. Setelah dapat, dibawa ke puskesmas atau rumah sakit. Itu sampai sembuh,” kata dia sembari menambahkan PW Aisiyah Sumut menjalin kerjasama dengan RS pemerintah dan swasta.
Menurutnya, penyakit ini dalam 6 bulan diobati rutin akan sehat. Tapi setelah 2 bulan, seiring kondisi tubuh yang membaik, biasanya pasien malas makan obat dan kumannya pun akan balik lagi. Akibatnya akan lebih parah, karena akan mesti berobat kembali selama 9 bulan lagi dan itu pun harus disuntik setiap hari.
Program ini telah berhasil menurunkan peringkat TB Indonesia di Indonesia, maupun yang di Sumatera Utara. Dulu, sebelum kerjasama dengan Global Fund, Indonesia merupakan peringkat ke-3 pasien TB terbesar di dunia, setelah Cina dan India.
“Setelah program ini, alhamdulillah, Indonesia kini peringkat ke-4 duniara setelah negara bangladesh. Sementara itu, Sumut berada di peringkat ke-6 di seluruh Indonesia,” kata Radesnir yang didampingi Rida, Pelaksana Program. Ditambahkan Rida, dari Desember 2011-2012, PW Aisiyah telah berhasil menemukan 309 BTA Positif yang sudah terjaring dengan suspect 1.700 lebih. “Yang sudah sembuh total 68, sisanya masih proses penyembuhan,” terang Rida. (*/ril)