JAKARTA- Ibarat sakit, tensi tubuh KPK saat ini sedang panas dingin. Kondisi itu makin tampak saat Komite Etik pimpinan Anies Baswedan berencana untuk mengumumkan hasil kerja mereka pekan depan. Suasana makin memburuk saat Ketua KPK Abraham Samad mengaku bakal dikudeta dari kursinya.
Melalui pesan singkat kepada wartawan Rabu (27/3), Samad mengatakan ada upaya untuk menggulingkan dirinya. Sprindik menjadi cara agar dia tidak lagi menjadi orang nomor satu di lembaga antirasuah. “Kebocoran sprindik adalah skenario untuk menjatuhkan dan membungkam saya dari KPK,” ujar Samad.
Entah apa maksud Abraham Samad. Yang pasti, Komite Etik sendiri belum secara spesifik menyebut jika kebocoran sprindik tersangka kasus Hambalang, Anas Urbaningrum adalah ulahnya. Begitu juga dengan rencana Komite Etik untuk mengungkap masalah lain yang dilakukan pimpinan.
Menanggapi hal itu, Anies Baswedan mengatakan kalau sampai hari ini Komite Etik belum memutuskan apapun. Jadi, dia berharap agar semua pihak bisa menghindari spekulasi-spekulasi yang bisa melemahkan KPK. “Harapan kami KPK bisa makin kuat dan solid ditingkat pimpinan serta staff,” katanya singkat.
Seperti diberitakan sebelumnya Komite Etik berencana untuk mengumumkan hasil kinerjanya mengungkap siapa pembocor sprindik. Namun, dipenghujung pembuatan kesimpulan, Komite Etik malah menemukan dugaan pelanggaran lagi oleh pimpinan diluar sprindik. Anies Baswedan lantas meminta waktu maksimal 10 hari untuk memperdalam.
Kalau tidak molor, berarti waktu 10 hari yang dijanjikan rektor Universitas Paramadina itu akan habis minggu depan. Apakah karena itu Abraham Samad lantas merasa gerah sehingga mengeluarkan statemen seperti itu? Entahlah. Jubir KPK Johan Budi sendiri bingung kenapa bosnya berkata seperti itu.
“Saya tidak merasa ada kudeta, jangan berspekulasi dulu,” katanya. Sebagai pegawai KPK, Johan mengaku prihatin dengan kondisi internal KPK yang seperti ini. Tidak hanya dia, Johan juga yakin jika suasana tak nyaman itu juga membuat pegawai KPK lainnya prihatin.
Menurutnya, masalah harus cepat diselesaikan. Jika tidak, para koruptor akan sangat bergembira dengan kondisi internal KPK saat ini. Dia menganggap situasi saat ini merupakan cobaan karena KPK kerap menangkap orang besar. Pengaruh mereka bisa membuat KPK rawan terkena fitnah.
Meski demikian, Johan tidak menutup mata jika diantara pimpinan kerap terjadi perbedaan pendapat yang agak kental. Johan berharap agar Komite Etik bisa melihat KPK secara lembaga, bukan perorangan. “Perbedaan pendapat itu bisa terlihat saat ekspose kasus dilakukan,” katanya tanpa merinci dalam kasus apa. (dim/jpnn)