MEDAN-Hasil manager meeting Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), Senin (1/4) kemarin hingga (3/4) besok di Hotel Batavia Jakarta memastikan titik terang soal kompetisi bagi PSMS.
Sesuai draft jadwal sebelumnya, PSMS akan melakoni laga perdananya pada 14 April mendatang kontra PS Siak di kandang.
Pelatih kepala, Edy Syahputra yang menjadi salah satu wakil PSMS di manager meeting bersama CEO PSMS, Wimvi Tri Hadi Irawan dan Ketua Panpel, Sunardi A tersebut mengatakan hasil manager meeting melegakan para peserta soal kepastian jalannya kompetisi DU yang sempat diragukan bakal digulirkan pasca Kongres Luar Biasa PSSI 17 Maret lalu.
“Manager meeting masih berlangsung dan memastikan kompetisi tetap digelar. Sesuai jadwal kita menghadapi PS Siak di Teladan. Selain itu tidak ada perubahan berarti,” ujar Edy saat dihubungi dari Medan kemarin.
PSMS bermain di grup I beserta 12 tim lainnya. Ada penambahan 1 klub dari peserta sebelumnya 12 tim di grup I.
“Sebenarnya jumlah timnya tetap 25. Hanya saja Persires yang sebelumnya berada di Grup II dipindahkan ke grup I karena sudah tidak lagi merger dengan Bali Devata. Pulang kampung ke Rengatlah istilahnya,” bebernya.
Menurut Edy ini sebenarnya menjadi kerugian buat pihaknya dengan bertambahnya satu tim. “Otomatis biayanya lebih membengkak. Tapi tidak masalah kalau Persipon Pontianak yang berada satu grup dengan kita dipindahkan ke grup II saja. Ini masih saya usulkan. Karena biaya away ke sana yang membengkak,” jelasnya.
Di grup I, PSMS akan bersaing dengan PS Siak, PSSB Bireuen, PSBL Langsa, Persipasi, Persikab, Persikota, Persipon, Lampung FC, Persitara, PSIS, Persis Solo dan Persires. Ditanya soal lawan yang paling diwaspadai Edy menyebut PSIS dan Persis Solo. “Dua tim tersebut yang saya pikir akan menyulitkan kita. Soalnya mereka punya persiapan yang lebih lama dibanding klub-klub peserta lainnya yang baru terbentuk,” jelasnya.
Lalu bagaimana dengan subsidi dari operator liga kepada klub peserta? Sejauh ini belum dipastikan apakah LPIS akan memberikan sharing fee kepada peserta sebagai subsidi.
Namun Edy optimis pembicaraan tengah menuju ke arah itu. “Harapannya sih ada. Ini kan masih berlangsung dan pembicaraannya ke arah itu. Selain itu katanya akan ada jatah hak siar. Kabarnya mereka sedang membicarakan ini dengan sponsor, tapi tidak di manager meeting,” jelasnya.
Selain itu dalam manager meeting itu juga diberlakukan sistem promosi dan degradasi. Namun mengingat hasil KLB hanya memberi jatah empat klub peserta IPL yang akan mengisi slot ISL, mau ke arah mana Divisi Utama ini?
Disebut Edy peserta klub juga menuntut adanya pertimbangan soal jatah untuk tim DU. “Ada usulan dari klub-klub untuk itu dipertimbangkan lagi. Jadi tidak hanya empat klub IPL yang berhak berkompetisi musim depan. Tapi menurut perwakilan AFC, Subramaniak ada kemungkinan perubahan tergantung pertemuan Exco musim depan dan hasil kongres biasa Juni nanti,” pungkasnya. (don)