BELAWAN-Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) meminta tim gabungan pengendalian BBM untuk mengawasi penyaluran solar bersubsidi yang khusus diperuntukan bagi kalangan nelayan skala kecil. Karena bukan tidak mungkin penyelewengan akan terjadi di tengah mulai terjadinya krisis pasokan solar di sejumlah SPBU di Kota Medan.
“Aparat dan instansi terkait agar memperketat pengawasan penyaluran solar bagi nelayan di Medan Utara. Karena di tengah hampir habisnya kuota BBM subsidi, bukan tidak mungkin terjadi penyelewengan pendistribusian,” kata Rahman alias Atan Wakil Ketua DPC HNSI Medan, Minggu (31/3) kemarin.
Penyaluran solar bersubsidi khusus nelayan kecil melalui tujuh SPDN (Solar Paket Dialer Nelayan) dan SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bahar Nelayan) diakuinya saat ini belum mengalami kendala. Bahkan persedian di stasiun pengisian bahan bakar untuk nelayan itu belum terjadi kelangkaan.
“Oleh karena itu HNSI minta penyaluran BBM bersubsidi nelayan harus diawasi secara ketat, sehingga tidak disalahgunakan pihak-pihak tertentu untuk mengeruk keuntungan pribadi atau kelompok,” ucapnya.
Dia menambahkan, jumlah keseluruhan kapal ikan nelayan skala kecil di tiga kecamatan di wilayah pesisir utara Kota Medan, diperkirakan mencapai 500-an lebih. Mereka saat ini memang sangat tergantung pada pasokan solar bersubsidi, guna memenuhi kebutuhan bahan bakar selama melaut.
“Jadi jangan sampai nantinya nelayan mengeluh karena solar habis, atau tidak berangkat melaut disebabkan ketiadaan BBM,” imbuhnya.(rul)