25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Kemendikbud Ubah Komposisi Penerapan Kurikulum Baru

JAKARTA -Tanda-tanda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai kuwalahan mempersiapkan kurikulum baru kian tampak. Kali ini mereka secara resmi memangkas jumlah sekolah sasaran kurikulum baru yang mulai dipakai tahun ajaran 2013-2014. Mereka mengelak jika kebijakan ini dikaitkan dengan anggaran kurikulum yang macet.

Pada skenario awal, kurikulum baru ini akan diterapkan pada siswa kelas I dan IV SD dengan porsi 30 persen dari jumlah SD di seluruh Indonesia. Tetapi akhirnya porsi itu dikoreksi menjadi hanya 5 persen (7.458 unit) dari jumlah SD di seluruh Indonesia.

Selanjutnya skenario awal di jenjang SMP, kurikulum baru diterapkan untuk siswa kelas I SMP di seluruh SMP seluruh Indonesia. Tetapi akhirnya skenario itu dikoreksi cukup signifikan, sehingga hanya 7 persen (2.580 unit) saja dari seluruh jumlah SMP di Indonesia. “Untuk yang jenjang SMA, tetap kita jalankan di seluruh SMA dan SMK (kelas I, red) di Indonesia,” tutur Mendikbud Mohammad Nuh usai berkonsultasi dengan Wapres Boediono di Jakarta kemarin.

Nuh mengatakan, perubahan porsi sasaran sekolah ini didasari atas prinsip kemampuan Kemendikbud. Jadi dia mengelak jika keputusan ini dikaitkan dengan anggaran kurikulum baru yang macet sampai saat ini. (wan/ken/jpnn)

JAKARTA -Tanda-tanda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai kuwalahan mempersiapkan kurikulum baru kian tampak. Kali ini mereka secara resmi memangkas jumlah sekolah sasaran kurikulum baru yang mulai dipakai tahun ajaran 2013-2014. Mereka mengelak jika kebijakan ini dikaitkan dengan anggaran kurikulum yang macet.

Pada skenario awal, kurikulum baru ini akan diterapkan pada siswa kelas I dan IV SD dengan porsi 30 persen dari jumlah SD di seluruh Indonesia. Tetapi akhirnya porsi itu dikoreksi menjadi hanya 5 persen (7.458 unit) dari jumlah SD di seluruh Indonesia.

Selanjutnya skenario awal di jenjang SMP, kurikulum baru diterapkan untuk siswa kelas I SMP di seluruh SMP seluruh Indonesia. Tetapi akhirnya skenario itu dikoreksi cukup signifikan, sehingga hanya 7 persen (2.580 unit) saja dari seluruh jumlah SMP di Indonesia. “Untuk yang jenjang SMA, tetap kita jalankan di seluruh SMA dan SMK (kelas I, red) di Indonesia,” tutur Mendikbud Mohammad Nuh usai berkonsultasi dengan Wapres Boediono di Jakarta kemarin.

Nuh mengatakan, perubahan porsi sasaran sekolah ini didasari atas prinsip kemampuan Kemendikbud. Jadi dia mengelak jika keputusan ini dikaitkan dengan anggaran kurikulum baru yang macet sampai saat ini. (wan/ken/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/