26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ternyata Allah Lebih Sayang Sama Nyfara

“Abis shalat Isya, saya berdoa memohon untuk kebaikan Nyfara. Sekarang sudah tenang, Allah ternyata lebih sayang dengan Nyfara.” Begitu ucapan lirih yang mengalir dari mulut Fajeri Siregar, orang tua Nyfara.

PUPUT JULIANTI DAMANIK, Medan

SUASANA di Jalan Utomo, Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur, Sabtu (13/4) malam terlihat berbeda. Tepat di rumah nomor 6, milik keluarga Sharul Fauzi Siregar tampak ramai beberapa orang terlihat sibuk memasang rangkaian untuk tenda, sebagian terlihat sibuk membersihkan rumah dan anak Sharul, Fajeri Siregar (30), duduk termenung di dekat pagar rumahnya.

Sesekali dia menarik nafas panjang dan membuangnya dengan sedikit suara hem, Fajeri tengah menunggu istrinya, Wenni (30) dan almarhuma anaknya, Nyfara Salsabila Siregar, penderita Atresia Biliary.

“Tepat jam 9 kurang 15, dia tidur tenang. Saya baru selesai salat Isya, di situ saya berdoa kepada Allah untuk kebaikan Nyfara. Tapi memang Allah lebih sayang dengan dia, ikhlas,” kataFajeri sambil menahan air mata, Sabtu(13/ 4).

Kesehatan Nyfara, setelah hampir 2 minggu dirawat di Nuh Hospital Singapore sudah terlihat membaik, sehingga Fajeri dan istrinya membawa Nyfara pulang ke Indonesia.

Namun setelah seminggu di rawat di rumah, badan Nyfara panas, sehingga langsung dilarikan di Columbia Asia Medan.

“Seminggu yang lalu, Nyfara sudah tampak sehat, tapi kemarin malam kita bawa ke Columbia Asia karena badannya panas, dia masuk ke ruang ICU, tadi juga sempat di pompa,” katanya.

Karena kondisi Fajeri yang kurang baik, sahabat dekat Fajeri, Muhammad Riza menambahkan bahwa seluruh keluarga sudah ikhlas sejak dari dahulu. “Sebenarnya, kalau ditanya ikhlas, semua sudah ikhlas dengan kepergian Nyfara, bahkan dari dulu. Tapi ikhtiar-ikhtiar harus dilakukan,” ujar Riza.

Tambahnya, kondisi Nyfara setelah pulang dari Singapore tampak lebih baik, namun 3 hari lalu, badan Nyfara panas, sehingga dibawa ke RS Columbia Asia tepat pada Jumat malam dan langsung dibawa ke ruang ICU, namun keadaan Nyfara semakin memburuk, bahkan dari hidungnya sempat keluar darah.

“Kesehatan Nyfara udah bagus, tinggal penyesuaian aja sebenarnya. Dia tiba di Medan, Selasa (2/4) lalu bahkan pas penggalangan dana Nasional dia baik. Tapi 3 hari lalu, badannya panas dan Jumat dibawa ke RS Columbia namun akhirnya meninggal pada hari ini tepat pada Pukul 08.43 WIB,” katanya.

Lanjutnya, saat ini dana yang terkumpul untuk Nyfara, sampai dengan Kamis (11/4) mencapai Rp 780 juta. Rencananya, pihak keluarga akan membawa Nyfara melakukan Transplantasi hati setelah biaya terkumpul karena di Singapore tidak bisa bayar dimuka.

“Sampai Kamis, dana terkumpul Rp 780 juta, belum dicek lagi hingga saat ini. Rencana yah setelah dana terkumpul, kalau untuk dana panjer kemarin sempat juga direncanakan, tapi belom ada lembaga atau instistusi yang bisa membantu untuk membuat perjanjian tertulis menunggu dana terkumpul,” ujarnya.

Nyfara akan dikebumikan besok, Minggu (14/4) ba’da Dzuhur. “Rencananya akan Nyfara akan dikebumikan besok, ba’da Dzuhur.

Tambah Riza, Fajeri dan keluarga sangat mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dari masyarakat yang sayang dan peduli dengan Nyfara sampai saat ini.

Sementara itu, puluhan remaja dari Semut Medan Suffle tampak mendatangi rumah kediaman Fajeri. Mereka terkejut mendengar kabar dari via broadcast bbm yang mengatakan bahwa Nyfara telah meninggal dunia.

“Kami terkejut, apalagi tadi pas kami dengar kabar itu, kami belum memulai kegiatan untuk penggalangan dana Nyfara. Tapiakhirnya kamitetapmeneruskan kegiatanitu,” kata satu diantara anggota Semut Medan Suffle.

Suasana dirumah Fajeri semakin ramai setelah mobil Atoz BK 1672 HQ yang membawa istri dan Nyfara tiba di kediaman.(*)

Satu Hari Satu Hati Untuk Nyfara

“Abis shalat Isya, saya berdoa memohon untuk kebaikan Nyfara. Sekarang sudah tenang, Allah ternyata lebih sayang dengan Nyfara.” Begitu ucapan lirih yang mengalir dari mulut Fajeri Siregar, orang tua Nyfara.

PUPUT JULIANTI DAMANIK, Medan

SUASANA di Jalan Utomo, Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur, Sabtu (13/4) malam terlihat berbeda. Tepat di rumah nomor 6, milik keluarga Sharul Fauzi Siregar tampak ramai beberapa orang terlihat sibuk memasang rangkaian untuk tenda, sebagian terlihat sibuk membersihkan rumah dan anak Sharul, Fajeri Siregar (30), duduk termenung di dekat pagar rumahnya.

Sesekali dia menarik nafas panjang dan membuangnya dengan sedikit suara hem, Fajeri tengah menunggu istrinya, Wenni (30) dan almarhuma anaknya, Nyfara Salsabila Siregar, penderita Atresia Biliary.

“Tepat jam 9 kurang 15, dia tidur tenang. Saya baru selesai salat Isya, di situ saya berdoa kepada Allah untuk kebaikan Nyfara. Tapi memang Allah lebih sayang dengan dia, ikhlas,” kataFajeri sambil menahan air mata, Sabtu(13/ 4).

Kesehatan Nyfara, setelah hampir 2 minggu dirawat di Nuh Hospital Singapore sudah terlihat membaik, sehingga Fajeri dan istrinya membawa Nyfara pulang ke Indonesia.

Namun setelah seminggu di rawat di rumah, badan Nyfara panas, sehingga langsung dilarikan di Columbia Asia Medan.

“Seminggu yang lalu, Nyfara sudah tampak sehat, tapi kemarin malam kita bawa ke Columbia Asia karena badannya panas, dia masuk ke ruang ICU, tadi juga sempat di pompa,” katanya.

Karena kondisi Fajeri yang kurang baik, sahabat dekat Fajeri, Muhammad Riza menambahkan bahwa seluruh keluarga sudah ikhlas sejak dari dahulu. “Sebenarnya, kalau ditanya ikhlas, semua sudah ikhlas dengan kepergian Nyfara, bahkan dari dulu. Tapi ikhtiar-ikhtiar harus dilakukan,” ujar Riza.

Tambahnya, kondisi Nyfara setelah pulang dari Singapore tampak lebih baik, namun 3 hari lalu, badan Nyfara panas, sehingga dibawa ke RS Columbia Asia tepat pada Jumat malam dan langsung dibawa ke ruang ICU, namun keadaan Nyfara semakin memburuk, bahkan dari hidungnya sempat keluar darah.

“Kesehatan Nyfara udah bagus, tinggal penyesuaian aja sebenarnya. Dia tiba di Medan, Selasa (2/4) lalu bahkan pas penggalangan dana Nasional dia baik. Tapi 3 hari lalu, badannya panas dan Jumat dibawa ke RS Columbia namun akhirnya meninggal pada hari ini tepat pada Pukul 08.43 WIB,” katanya.

Lanjutnya, saat ini dana yang terkumpul untuk Nyfara, sampai dengan Kamis (11/4) mencapai Rp 780 juta. Rencananya, pihak keluarga akan membawa Nyfara melakukan Transplantasi hati setelah biaya terkumpul karena di Singapore tidak bisa bayar dimuka.

“Sampai Kamis, dana terkumpul Rp 780 juta, belum dicek lagi hingga saat ini. Rencana yah setelah dana terkumpul, kalau untuk dana panjer kemarin sempat juga direncanakan, tapi belom ada lembaga atau instistusi yang bisa membantu untuk membuat perjanjian tertulis menunggu dana terkumpul,” ujarnya.

Nyfara akan dikebumikan besok, Minggu (14/4) ba’da Dzuhur. “Rencananya akan Nyfara akan dikebumikan besok, ba’da Dzuhur.

Tambah Riza, Fajeri dan keluarga sangat mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dari masyarakat yang sayang dan peduli dengan Nyfara sampai saat ini.

Sementara itu, puluhan remaja dari Semut Medan Suffle tampak mendatangi rumah kediaman Fajeri. Mereka terkejut mendengar kabar dari via broadcast bbm yang mengatakan bahwa Nyfara telah meninggal dunia.

“Kami terkejut, apalagi tadi pas kami dengar kabar itu, kami belum memulai kegiatan untuk penggalangan dana Nyfara. Tapiakhirnya kamitetapmeneruskan kegiatanitu,” kata satu diantara anggota Semut Medan Suffle.

Suasana dirumah Fajeri semakin ramai setelah mobil Atoz BK 1672 HQ yang membawa istri dan Nyfara tiba di kediaman.(*)

Satu Hari Satu Hati Untuk Nyfara

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/