26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Herman Jualan, Irfan Jaga Parkir, Susanto Jaga WC

Suasana Mess Kebun Bunga Sabtu (13/4) malam kemarin mendadak ramai. Bukan pertandingan sepak bola namun konser musik bertema Reunited yang membuat markas PSMS itu hingar bingar.

DONI HERMAWAN, Medan

Konser yang disponsori perusahaan bir itu tak cukup menarik sebab ada kegiatan sejumlah pemain PSMS versi PT Liga Indonesia yang lebih menarik. Ya, mereka ramai-ramai mencoba mengais rezeki di tengah pergelaran konser itu.

Di Depan salah satu kamar mess, terdapat meja yang terletak diatasnya tersusun air mineral, serta berbagai minuman penghilang dahaga lainnya. Juga ada makanan ringan yang untuk dinikmati di tengah konser. Ternyata jajaran dagangan itu milik kiper PSMS, Herman Batak.

Dia juga turut menjual pulsa. Bahkan di salah satu pilar dinding terdapat karton bertuliskan parkir helm yang juga usaha Herman mencari rezeki malam itu. “Cemana bang? Cocokkan? Dagang buat tambahan cari makan. Nanti kalau Isi pulsa disini ada bang,” ujar Herman sembari menyusun dagangannya saat awak koran ini menyambangi mejanya.

Sebenarnya jualan sudah dilakoni Herman sejak lama. Sejauh ini dia juga aktif berdagang online. Yang dijualnya adalah sarung tangan kiper dengan berbagai merek.

Begitu disinggung soal gaji, Herman langsung melontarkan kritik pedas.

“Saya kerja di sini untuk cari nafkah. Tapi apa yang saya dapatkan. Malah mobil pribadi saya terjual. Bukannya beli malah jual untuk memenuhi kebutuhan. Makanya ini sekedar sampingan saja,” ujar eks kiper Deltras dan Persiram ini.

Tak jauh dari situ, tepatnya di dekat toilet di mess tersebut ada wajah pemain yang juga tak asing. Dialah Susanto, winger PSMS. Dia duduk di dekat toilet dengan meja yang diletakkan kardus bertuliskan toilet seharga 2.000 rupiah. “Ya maksimalkan yang ada Bang. Yang penting halal,” ujarnya saat disambangi sambil senyum-senyum.

Lain lagi M. Irfan. Pemain satu ini juga terlihat sibuk menyediakan lahan parkir di sekitar Stadion Kebun Bunga.
“Sepi Bang. Yang ramai di depan sana,” ujarnya saat ditanya pendapatan malam itu.

Selain itu juga ada Irfan Mydin yang ikut membantu-bantu jualan. Kondisi yang miris ini tak mungkin terjadi jika pengurus tak menunggak gaji hingga tiga bulan.

Dampaknya tentu seretnya biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Wajar saja jika beberapa pemain memutuskan mencari uang sampingan. Baik itu dengan cara bermain tarkam (antar kampung) maupun berdagang. Bahkan kabarnya ada yang ikut kerja bangunan. Di mana Indrak Sakti? (*)

Suasana Mess Kebun Bunga Sabtu (13/4) malam kemarin mendadak ramai. Bukan pertandingan sepak bola namun konser musik bertema Reunited yang membuat markas PSMS itu hingar bingar.

DONI HERMAWAN, Medan

Konser yang disponsori perusahaan bir itu tak cukup menarik sebab ada kegiatan sejumlah pemain PSMS versi PT Liga Indonesia yang lebih menarik. Ya, mereka ramai-ramai mencoba mengais rezeki di tengah pergelaran konser itu.

Di Depan salah satu kamar mess, terdapat meja yang terletak diatasnya tersusun air mineral, serta berbagai minuman penghilang dahaga lainnya. Juga ada makanan ringan yang untuk dinikmati di tengah konser. Ternyata jajaran dagangan itu milik kiper PSMS, Herman Batak.

Dia juga turut menjual pulsa. Bahkan di salah satu pilar dinding terdapat karton bertuliskan parkir helm yang juga usaha Herman mencari rezeki malam itu. “Cemana bang? Cocokkan? Dagang buat tambahan cari makan. Nanti kalau Isi pulsa disini ada bang,” ujar Herman sembari menyusun dagangannya saat awak koran ini menyambangi mejanya.

Sebenarnya jualan sudah dilakoni Herman sejak lama. Sejauh ini dia juga aktif berdagang online. Yang dijualnya adalah sarung tangan kiper dengan berbagai merek.

Begitu disinggung soal gaji, Herman langsung melontarkan kritik pedas.

“Saya kerja di sini untuk cari nafkah. Tapi apa yang saya dapatkan. Malah mobil pribadi saya terjual. Bukannya beli malah jual untuk memenuhi kebutuhan. Makanya ini sekedar sampingan saja,” ujar eks kiper Deltras dan Persiram ini.

Tak jauh dari situ, tepatnya di dekat toilet di mess tersebut ada wajah pemain yang juga tak asing. Dialah Susanto, winger PSMS. Dia duduk di dekat toilet dengan meja yang diletakkan kardus bertuliskan toilet seharga 2.000 rupiah. “Ya maksimalkan yang ada Bang. Yang penting halal,” ujarnya saat disambangi sambil senyum-senyum.

Lain lagi M. Irfan. Pemain satu ini juga terlihat sibuk menyediakan lahan parkir di sekitar Stadion Kebun Bunga.
“Sepi Bang. Yang ramai di depan sana,” ujarnya saat ditanya pendapatan malam itu.

Selain itu juga ada Irfan Mydin yang ikut membantu-bantu jualan. Kondisi yang miris ini tak mungkin terjadi jika pengurus tak menunggak gaji hingga tiga bulan.

Dampaknya tentu seretnya biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Wajar saja jika beberapa pemain memutuskan mencari uang sampingan. Baik itu dengan cara bermain tarkam (antar kampung) maupun berdagang. Bahkan kabarnya ada yang ikut kerja bangunan. Di mana Indrak Sakti? (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/