JAKARTA-Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Golkar Sumut, Andi Achmad Dara menjanjikan tidak akan merancang pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) untuk merombak susunan kepengurusan, termasuk memilih ketua Golkar Sumut defenitif.
“Musdalub atau apa pun namannya, tidak ada itu. Saya hanya membantu memenej organisasi partai kita di Sumut,” ujar Andi Achmad Dara, kemarin (28/4).
Politisi asal Sumatera Selatan yang biasa dipanggil Adey itu menjelaskan, langkah yang akan segera dilakukan sebagai Plt ketua Golkar Sumut, dirinya akan secepatnya melakukan konsolidasi mengingat persiapan menghadapi pemilu 2014 harus dilakukan sejak sekarang.
“Targetnya menambah kekuatan Golkar di Sumut, minimal mempertahankan hasil pemilu 2009. Tidak ada pemikiran aneh-aneh seperti Musdalub” terangnya.
Adey yang merupakan koordinator pemenangan pemilu wilayah Sumatera DPP Golkar itu mengaku, hingga kemarin belum pernah datang ke Sumut untuk melakukan konsolidasi. Dia masih mencari waktu tepat untuk datang ke Medan.
Bahkan, dia pun mengaku belum melihat SK penunjukkannya sebagai Plt Ketua Gokar Sumut. Namun, sudah mendapatkan mandat secara lisan. “Tapi buat organisasi, langkah seperti ini sudah hal biasa ditempuh. Jangan ada konotasi negatif atas keputusan DPP ini,” ujar salah seorang ketua DPP ini.
Dijelaskan, keputusan DPP ini didasari pertimbangan bahwa Syamsul yang sedang berurusan dengan kasus hukumnya, tidak mungkin bisa mengendalikan Golkar Sumut dengan baik. Pengalihan pimpinan Golkar Sumut ini, lanjutnya, justru sekalian untuk memberikan waktu kepada Syamsul agar lebih konsentrasi memikirkan kasus hukumnya. “Kami berharap Pak Syamsul lancar mengatasi masalah hukumnya dan semoga bisa kembali (menjadi ketua Golkar Sumut),” terangnya.
Seperti diberitakan, pencopotan sementara Syamsul tertuang dalam Surat Keputusan (SK) DPP Nomor : Kep/115/DPP/Golkar/IV/2011 tanggal 26 April 2011 yang ditandatangi Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Sekjen Idrus Marham.
Sementara itu, analis politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Rafdinal SSos, melihat pencopotan Syamsul Arifin dari jabatannya sebagai Ketua DPD 1 Golkar Sumut merupakan keputusan dilematis.
Di satu sisi, masuknya Syamsul dalam jerat hukum dan berhadapan dengan KPK yang nyaris mustahil untuk bisa bebas, di sisi lain, belum kader Golkar di daerah yang dianggap pantas menggantikan posisi yang ditinggalkan. “Namun keputusan harus diambil guna merubah imej partai,” ungkapnya.
Soal kandidat yang layak menjadi Ketua DPD 1 Golkar Sumut, Rafdinal menilai, sosok Chairuman Harahap adalah sosok yang layak.(sam/ari)