24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

Saya Ikhlas Istri Kawin Lagi

TEBING TINGGI- Selain mengaku siap menjalani ancaman hukuman seumur hidup, tersangka Ibnu Hajar alias Keprek (28) yang telah terbukti menghabisi nyawa adik iparnya sendiri (Juliana), juga mengaku ikhlas seandainya isteri sahnya, Tuti Melyani menggugat cerai.

CIUM TANGAN: Tersangka Ibnu Hajar mencium tangan orangtuanya, Nasib  Khadijah  kantor polisi.//ASNAW/smg/posmetro medanI
CIUM TANGAN: Tersangka Ibnu Hajar mencium tangan orangtuanya, Nasib dan Khadijah di kantor polisi.//ASNAW/smg/posmetro medanI

“ Sudah ikhlas saya pak kalau isteriku mau kawin lagi”, kata Ibnu saat dikunjungi kedua orangtua kandungnya, Nasib (60) dan Khadijah (58) di Mapolres Tebingtinggi, Kamis (2/5).

Tersangka warga Dusun III, Pondokkresek, Desa Sibarau, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Sergai itu menyebutkan kalau isterinya (Tuti Melyani-red) masih menaruh dendam dan sakit hati.

“ Mamak yang bilang kalau isteriku masih dendam samaku gara-gara perbuatanku. Kalau nggak, mungkin dia datang kemari menjengukku bersama kedua orang tuaku. Tadi pas orang tuaku mau ke mari, isteriku pun menolak diajak orangtuaku kemari, katanya masih sakit hati samaku”, bilang tersangka yang tetap bersikeras belum pernah menggauli korban Juli sebelumnya, kendati hasil visum, korban positif sudah tidak perawan lagi.

“Pokoknya ketika peristiwa itu, tiba-tiba saja terbersit pikiran kotor dibenakku mau ‘gitukan’ dia. Sebelumnya tidak pernah kugauli  adik iparku. Saat adik iparku melintas di jalan kebun, kupanggil dia lalu kupaksa ‘main’. Karena tiba-tiba korban berontak, akhirnya aku panik dan kalap lalu membunuhnya”, ujar tersangka lagi.

Sebelumnya, amatan kru koran ini, kedatangan kedua orangtua tersangka membuat hati pelaku terpukul. Sambil menangis, tersangka yang mengaku anak satu-satunya itu pun memeluk tubuh ibu dan ayah kandungnya.

“Maafkan aku mak, yah, aku menyesal dan bertaubat”, ungkap pelaku yang turut disambut tangis oleh kedua orangtuanya itu.
Saat ditanyai, Nasib dan Khadijah (orangtua tersangka-red) menjelaskan bahwa seluruh keluarga besarnya mengaku turut prihatin atas masalah yang mereka alami. Bahkan warga jiran tetangga di kampung tempat tinggal mereka di Dusun VI Sampanan, Desa Dolok Merawan, Kecamatan Dolokmerawan, Kabupaten Sergai bersikap yang sama.

“ Sampai sekarang warga kampung terus memberikan semangat kepada kami. Mereka menasehati kami agar tetap sabar dalam menghadapi masalah ini.  Bahkan sama besan pun (keluarga korban), kami tetap menjalin silaturahmi. Besan kami meng aku sudah ikhlas dengan kejadian ini. Bahkan mamak korban mengatakan, “ bagaimana dibilang lagi, disesali pun sudah nggak ada gunanya, kan nggak mungkin orang yang sudah mati bisa hidup lagi”, ucap Khadijah menirukan apa yang dilontarkan Ida Hariani selaku mamak korban kepadanya.

Sedangkan Nasib, ayah korban  menambahi, sejak terbongkarnya perbuatan anak kandungnya membunuh Juli, menantunya Mely memilih pindah ke rumah orangtuanya. “Mely sudah meng angkati prabot rumah tangganya ke rumah orangtuanya. Kami tetap bermohon supaya Mely bersedia tinggal bersama kami, sebab di rumah hanya aku dan isteriku saja, tapi Mely tetap bersikeras pindah ke rumah orangtuanya bersama anak kandungnya”, timpal Nasib yang pasrah terhadap hukuman yang akan menjerat anak kandungnya itu.

“Kayak mimpi saja kami rasakan, semula kami tidak percaya kalau anakku adalah pelakunya, padahal selama ini anakku ini orangnya baik, tidak pernah berantam, namanya tidak pernah jelek,” ujarnya. (awi/smg)

TEBING TINGGI- Selain mengaku siap menjalani ancaman hukuman seumur hidup, tersangka Ibnu Hajar alias Keprek (28) yang telah terbukti menghabisi nyawa adik iparnya sendiri (Juliana), juga mengaku ikhlas seandainya isteri sahnya, Tuti Melyani menggugat cerai.

CIUM TANGAN: Tersangka Ibnu Hajar mencium tangan orangtuanya, Nasib  Khadijah  kantor polisi.//ASNAW/smg/posmetro medanI
CIUM TANGAN: Tersangka Ibnu Hajar mencium tangan orangtuanya, Nasib dan Khadijah di kantor polisi.//ASNAW/smg/posmetro medanI

“ Sudah ikhlas saya pak kalau isteriku mau kawin lagi”, kata Ibnu saat dikunjungi kedua orangtua kandungnya, Nasib (60) dan Khadijah (58) di Mapolres Tebingtinggi, Kamis (2/5).

Tersangka warga Dusun III, Pondokkresek, Desa Sibarau, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Sergai itu menyebutkan kalau isterinya (Tuti Melyani-red) masih menaruh dendam dan sakit hati.

“ Mamak yang bilang kalau isteriku masih dendam samaku gara-gara perbuatanku. Kalau nggak, mungkin dia datang kemari menjengukku bersama kedua orang tuaku. Tadi pas orang tuaku mau ke mari, isteriku pun menolak diajak orangtuaku kemari, katanya masih sakit hati samaku”, bilang tersangka yang tetap bersikeras belum pernah menggauli korban Juli sebelumnya, kendati hasil visum, korban positif sudah tidak perawan lagi.

“Pokoknya ketika peristiwa itu, tiba-tiba saja terbersit pikiran kotor dibenakku mau ‘gitukan’ dia. Sebelumnya tidak pernah kugauli  adik iparku. Saat adik iparku melintas di jalan kebun, kupanggil dia lalu kupaksa ‘main’. Karena tiba-tiba korban berontak, akhirnya aku panik dan kalap lalu membunuhnya”, ujar tersangka lagi.

Sebelumnya, amatan kru koran ini, kedatangan kedua orangtua tersangka membuat hati pelaku terpukul. Sambil menangis, tersangka yang mengaku anak satu-satunya itu pun memeluk tubuh ibu dan ayah kandungnya.

“Maafkan aku mak, yah, aku menyesal dan bertaubat”, ungkap pelaku yang turut disambut tangis oleh kedua orangtuanya itu.
Saat ditanyai, Nasib dan Khadijah (orangtua tersangka-red) menjelaskan bahwa seluruh keluarga besarnya mengaku turut prihatin atas masalah yang mereka alami. Bahkan warga jiran tetangga di kampung tempat tinggal mereka di Dusun VI Sampanan, Desa Dolok Merawan, Kecamatan Dolokmerawan, Kabupaten Sergai bersikap yang sama.

“ Sampai sekarang warga kampung terus memberikan semangat kepada kami. Mereka menasehati kami agar tetap sabar dalam menghadapi masalah ini.  Bahkan sama besan pun (keluarga korban), kami tetap menjalin silaturahmi. Besan kami meng aku sudah ikhlas dengan kejadian ini. Bahkan mamak korban mengatakan, “ bagaimana dibilang lagi, disesali pun sudah nggak ada gunanya, kan nggak mungkin orang yang sudah mati bisa hidup lagi”, ucap Khadijah menirukan apa yang dilontarkan Ida Hariani selaku mamak korban kepadanya.

Sedangkan Nasib, ayah korban  menambahi, sejak terbongkarnya perbuatan anak kandungnya membunuh Juli, menantunya Mely memilih pindah ke rumah orangtuanya. “Mely sudah meng angkati prabot rumah tangganya ke rumah orangtuanya. Kami tetap bermohon supaya Mely bersedia tinggal bersama kami, sebab di rumah hanya aku dan isteriku saja, tapi Mely tetap bersikeras pindah ke rumah orangtuanya bersama anak kandungnya”, timpal Nasib yang pasrah terhadap hukuman yang akan menjerat anak kandungnya itu.

“Kayak mimpi saja kami rasakan, semula kami tidak percaya kalau anakku adalah pelakunya, padahal selama ini anakku ini orangnya baik, tidak pernah berantam, namanya tidak pernah jelek,” ujarnya. (awi/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/