MEDAN- Meskipun tidak memiliki areal yang cukup luas dan bangunan yang tidak begitu megah, namun Masjid Darussalam Mapolres Langkat dirasakan cukup memberikan kenyamanan bagi yang beribadah. Rindangnya pepohonan di sekitar, serta masuknya hembusan angin dari berbagai penjuru semakin menyejukkan situasi.
Tanpa terasa, guliran delapan tahun lalu atau tepatnya sejak 2006, pembubuhan tanda tangan Irjen Pol Bambang Hendarso Danuri di prasasti (mantan Kapoldasu) di depan pintu masuk menandai kehadiran masjid berwarna kuning kecoklatan tersebut. Tanpa ornamen bernuansa spesial, letaknya mudah ditandai karena posisinya berdiri kokoh di atas pondasi tanah timbunan setengah meter.
Ya, hampir kebanyakan masjid terdapat di Kabupaten Langkat, sengaja meninggikan pondasi bangunan untuk mengantisipasi terjadinya luapan air atau banjir yang kerap menyertai daerah tersebut saat musim hujan datang. Karena geografis permukaan tanahnya cenderung sedikit lebih rendah atau cekung.
Masjid yang berdiri di masa Kapolres AKBP Anang Syarif ini, dinilai cukup representatif mengatasi terjadinya pemadaman aliran listrik ketika tidak tersedianya mesin genset. Sebab, jika sekali waktu dibutuhkan jendela maupun pintu dapat terbuka lebar menjadi ventilasi mengatur perputaran udara.
Hingga saat ini, tercatat sudah tiga Kapolres menggantikan posisi Anang namun kondisi masjid diperhitungkan masih cukup baik tanpa perubahan ataupun perbaikan berarti. Ruang kamar mandi, sebelumnya hanya sediakan dua bilik bagi pria maupun wanita, kini semakin diperbesar khusus bagi pria.
Badan Kenaziran Masjid (BKM) kini dipercayakan kepada Kabag Sumda, Kompol Erizal dibantu Sutikno berperan aktif melaksanakan aktifitas tidak hanya ibadah sholat lima waktu. Agenda pengajian setiap Kamis malam ba’da Maghrib hingga waktu Isya, menambah semarak masjid yang biasanya ramai ketika jam atau hari kerja tersebut.
Tidak sampai disitu, Taman Pengajian Al-Qur’an (TPA) yang membidik kaum hawa pun turut digagas BKM guna memakmurkan masjid dalam kesempatan tertentu. Makanya, tak pelak masjid Darussalam acapkali menjadi pilihan bagi kebanyakan pegawai negeri sipil (PNS) lingkungan Setdakab Langkat untuk beribadah terutama sholat Jumat.
Kemungkinan terbesar, dipilihnya masjid tersebut tidak terlepas dari suasana khidmat dan tenang karena jauh dari kebisingan deru kenderaan melintas serta letaknya di pojok belakang Mapolres Langkat berdampingan tak jauh dengan kompleks perkantoran termasuk instansi vertikal lainnya. Apalagi, sepanjang hemat penulis masjid dimaksud satu-satunya milik institusi pemerintah untuk lingkungan Kabupaten Langkat.
Tak banyak perbedaan masjid Darussalam dengan masjid lainnya mungkin di belahan nusantara ini. Tetapi kekhasan masjid yang terkesan tenang serta ramah bagi siapa saja semakin memanjakan kaum muslimin dan muslimah dalam melaksanakan ibadah. Tak heran, Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro setiap kali berkunjung ke Langkat menyempatkan diri singgah apabila masuk waktu sholat.
Andaipun ada kegiatan berlangsung di lapangan futsal yang berposisi persis di sisi kanan masjid dalam kemasan berbagai bentuk, diyakinkan tidak mengusik ketentraman beribadah karena terjalinnya komunikasi serba rapi dengan BKM sehingga tidak menimbulkan kerugian satu sama lainnya. Namun sayangnya, tidak satupun yang mengetahui dasar ataupun alasan pemilihan nama Darussalam untuk masjid tersebut. Tetapi, apalah arti sebuah nama jika niat beribadah maupun keimanan sudah mengental maka dengan sendirinya mengambil posisi khusuk berserah diri kepada Illahi. (jie)