29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kadin Desak Pusat Mulai Pipanisasi Gas Arun

MEDAN- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak pemerintah pusat segera memulai proyek Revitalisasi Gas Arun, demi mengatasi krisis pasokan gas di Sumut. Kadin mempertanyakan komitmen pemerintah menuntaskan pembangunan infrastruktur berupa pipanisasi gas dari Arun ke Sumut, yang ditargetkan selesai pada tahun 2017 mendatang.

“Dalam kasus ini, pemerintah jangan melihatnya dari segi biaya yang harus dikeluarkan, tapi harus melihatnya sebagai investasi yang sudah sepantasnya dianggarkan, untuk menyelamatkan industri di Sumatera Utara,” kata Koordinator Gas Industri Kadin Indonesia, Achmad Widjaja saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (2/5).

Achmad menilai, keputusan Kementerian BUMN yang berencana mengalihkan proyek terminal penerima gas terapung (FSRU) Belawan, Sumut, ke Lampung sudah tepat. Karena dari segi investasi maupun harga jual gas ke industri, pembangunan pipanisasi dari Arun ke Sumatera Utara jauh lebih murah ketimbang disalurkan melalui FSRU.

“Kalau lewat pipa harus jual gas ke industri maksimal hanya US$ 10 per MMBTU (Million British Thermal Units) seperti yang saat ini dibayarkan oleh pelaku industri di Sumatera Utara. Tapi kalau disalurkan pakai FSRU, harganya bisa jadi US$ 18 per MMBTU karena yang dipakai itu LNG,” ungkapnya.
Meski demikian, Achmad tetap mendesak pemerintah segera mencari solusi terbaik mengatasi krisis pasokan gas industri di Sumut. Lagipula, lanjutnya, kebutuhan gas di Sumut hanya sekitar 100 MMSCFD (Million Metric Standart Cubic Feet per Day) yang seharusnya bisa segera diatasi pemerintah, sambil menunggu selesainya pembangunan proyek pipanisasi dari Arun.(mea/rel)

MEDAN- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak pemerintah pusat segera memulai proyek Revitalisasi Gas Arun, demi mengatasi krisis pasokan gas di Sumut. Kadin mempertanyakan komitmen pemerintah menuntaskan pembangunan infrastruktur berupa pipanisasi gas dari Arun ke Sumut, yang ditargetkan selesai pada tahun 2017 mendatang.

“Dalam kasus ini, pemerintah jangan melihatnya dari segi biaya yang harus dikeluarkan, tapi harus melihatnya sebagai investasi yang sudah sepantasnya dianggarkan, untuk menyelamatkan industri di Sumatera Utara,” kata Koordinator Gas Industri Kadin Indonesia, Achmad Widjaja saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (2/5).

Achmad menilai, keputusan Kementerian BUMN yang berencana mengalihkan proyek terminal penerima gas terapung (FSRU) Belawan, Sumut, ke Lampung sudah tepat. Karena dari segi investasi maupun harga jual gas ke industri, pembangunan pipanisasi dari Arun ke Sumatera Utara jauh lebih murah ketimbang disalurkan melalui FSRU.

“Kalau lewat pipa harus jual gas ke industri maksimal hanya US$ 10 per MMBTU (Million British Thermal Units) seperti yang saat ini dibayarkan oleh pelaku industri di Sumatera Utara. Tapi kalau disalurkan pakai FSRU, harganya bisa jadi US$ 18 per MMBTU karena yang dipakai itu LNG,” ungkapnya.
Meski demikian, Achmad tetap mendesak pemerintah segera mencari solusi terbaik mengatasi krisis pasokan gas industri di Sumut. Lagipula, lanjutnya, kebutuhan gas di Sumut hanya sekitar 100 MMSCFD (Million Metric Standart Cubic Feet per Day) yang seharusnya bisa segera diatasi pemerintah, sambil menunggu selesainya pembangunan proyek pipanisasi dari Arun.(mea/rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/