SURABAYA-Langkah Jakarta BNI 46 mempertahankan gelar Proliganya tidak mudah. Motivasi pemain yang sempat goyah pasca hasil negatif dalam laga pemungkas babak final four putaran II BSI Proliga 2013 atas Surabaya Samator, Minggu (28/4) lalu jadi pekerjaan rumahnya.
Nah, motivasi itulah yang kini sedang dibangkitkan kembali oleh jajaran pelatih di BNI 46 sebelum terjun di grand final kontra Palembang Bank Sumsel-Babel, Minggu (5/5) mendatang. “Kekalahan kemarin kami anggap pembelajaran. Sekarang pemain sudah mantap melangkah ke final,” tutur Manajer BNI 46 TB Endang Hidayatullah.
Secara teknis, Endang menyebut dampak kekalahan dari Samator tak begitu besar. Karena, saat lawan Samator, timnya memang tidak bermain dengan full 100 persen. Tapi, beberapa perubahan formasi dicoba pelatih Roy Makpal. Terutama memainkan beberapa pemain mudanya.
Hanya, dari segi psikologis, kekalahan kemarin bisa menjadi sarana introspeksi bagi Aji Maulana dkk. Apalagi hasil mengecewakan itu terjadi setelah tidak terkalahkan sejak seri Magetan. “Supaya pemain tahu mereka tidak selalu jadi pemenang. Selain itu, ini juga menjadi pelajaran bagi pemain untuk tidak saling menyalahkan,” ungkap Endang.
Dari catatan rekor pertemuan dengan Bank Sumsel Babel, BNI 46 memang tidak pernah kalah. Baik saat pertemuannya dalam penyisihan reguler dua putaran, hingga dua putaran final four. “Mudah-mudahan pemain tidak over confidence sekalipun sudah sering menang dari Bank Sumsel,” tambahnya.
Pembenahan di sektor receive menjadi fokus BNI 46 empat hari jelang grand final Proliga. Pasalnya, di sektor itulah yang dinilai menjadi kelemahan skuad BNI 46 selama ini. “Apalagi serangan Bank Sumsel Babel dari (Poey Romero) Raydel juga bahaya. Itu yang akan kami waspadai,” cetus Endang. (ren/jpnn)