LUBUKPAKAM- Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) yang berada di Kecamatan Beringin-Pantai Labu dijadwalkan beroperasi penuh pada September mendatang.
“Juli mendatang, KNIA melakukan soft operation atau operasional bayangan. September baru dilakukan full operation atau beroperasi penuh,” kata Wamenhub Republik Indonesia, Bambang Susantono, saat melakukan kunjungan singkat ke Bandara Kualanamu, Jumat (3/5) pagi. Rombongan tiba menggunakan jalur Kereta Api (KA) dari stasiun Medan Besar Medan. Wamenhub didampingi Dirut PT Angkasa Pura 2 (AP 2), Tri S Sunoko, pejabat Kementerian Perhubungan, dan PT Kereta Api Indonesia.
Menurut Bambang, sampai saat ini fasilitas terkait pendukung pengoperasian KNIA tidak ada masalah. Oleh karenanya Bandara KNIA sudah layak dioperasikan penerbangan. “Pembangunannya telah rampung hampir 100 persen,” ucapnya.
Saat kunjungan tersebut, Wamenhub memberikan apresiasi kepada AP II yang membuat ornamen rumah adat Tapanuli di salah satu satu lift di KNIA. “Nah ini bentuknya rumah adat Tapanuli,” ujarnya kagum.
Sebelumnya, Dirut PT AP 2 Tri S Sunoko menegaskan operasional bayangan akan digelar 25 Juli, yang prinsipnya sama dengan operasional pada umumnya. Sasarannya untuk kesempurnaan dan terjaminnya pengoperasian agar jika ada kekurangan saat soft operation, maka akan di-fix-kan sebelum peresmian.
“Pada 25 Juli semua operasional pindah secara utuh. Artinya seluruh maskapai akan terbang dan mendarat melalui Kualanamu dan Polonia tutup,” jelas Dirut PT AP 2, Tri S Sunoko yang kemarin usai mendampingi Wamenhub langsung melakukan rapat internal dengan jajaran Project Implementation Unit (PIU) KNIA pimpinan Ir. Joko Waskito MSc.
Bambang Susantono menambahkan, hingga saat ini kekurangan KNIA terletak pada sarana pendukung infrastruktur jalan tol dan alteri Bandara Kualanamu Simpang mulai Kayu Besar Tanjung Morawa-Kualanamu yang belum rampung. Masih terdapat sekitar 200 meter lokasi jalan yang belum dibebaskan dan belum dibangun.
“Tinggal jalanlah yang menjadi kendala. Kita akan mendesak pihak terkait agar merampungkanya. Soalnya semua akan mendesak karena beberapa bulan lagi KNIA akan beroperasi,” ucapnya.
Pantauan Sumut Pos, jalan arteri dari sepanjang sekitar 14,5 kilometer ditambah sekitar 1 kilometer flyover yang terhubung dengan akses masuk bandara, belum rampung dibangun. Di sana flyover jalur pertama telah selesai dikerjakan pada Desember tahun 2012.
“Flyover keluar atau jalur kedua, tendernya telah digelar. Kini tinggal menunggu surat perintah kerjanya. Soalnya sumber dananya APBN,” kata pimpinan proyek pembangunan flyover PT Hutama Karya, Oberlin Tampubolon.
Disebutkan, nantinya flyover jalur kedua direncanakan sebagai akses keluar dari Bandara KNIA. Pembangunan jalan menganut sistem multiyear. Anggarannya sekitar Rp100 miliar dengan masa pengerjaan 2 tahun.
Ditanya apa kendala yang dihadapi PT Hutama Karya dalam proses pembangunan flyover jalur keluar, Oberlin mengatakan, tidak ada kendala non teknis. Jauh hari sebelum tender flyover dilelang, pembebasan lahannya telah rampung dilakukan. “Tinggal menunggu perintah dari pusat. Lain hanya bila itu proyek BUMN, begitu tender selesai kita langsung dikerjakan,” tegas Oberlin.
Terpisah, staf teknis Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Utara, Ubay Binlah, saat dikonfirmasi seputar jalan non tol atau arteri dari Simpang Kayu Besar Tanjung Morawa-Batang Kuis, mengatakan saat ini pengerjaan terhenti karena masih masuk proses tender terhadap pekerjaan yang tertinggal. “Saat ini pekerjaan telah 93, 9 persen. Yang tersisa tinggal 6 persen. Tetapi tahun 2013 ini bakal rampung dikerjakan. Lelang tendernya digelar Februari tahun ini,” bilang Ubay.
Mengenai masih adanya warga yang bertahan di areal yang bakal dijadikan jalan non tol atau Jalan Arteri seperti di Desa Bangun Sari dan Dalu X, Ubay menyatakan, telah selesai diganti rugi. “Warga sekitar memahami proyek bandara KIA ini penting untuk Sumatera Utara. Sehingga warga yang dulunya bersikeras bertahan, sekarang mulai mengerti,” katanya.
Presiden Dipastikan Meresmikan
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Bambang Ervan, mengatakan, pada 25 Juli 2013 mendatang, adalah hari dimulainya operasional bayangan (shadow operation). “Jadi tanggal 25 Juli itu shadow operation, menuju soft operation, baru kemudian operasi penuh,” ujar Bambang Ervan kepada koran ini di Jakarta, kemarin (3/5).
Dijelaskan, shadow operation merupakan batas waktu selesainya pengerjaan bandara. “25 Juli itu belum dipindah tapi baru semacam persiapan untuk pemindahan, begitu pekerjaan sudah selesai,” papar Bambang.
Bambang Ervan menegaskan, hingga kemarin pihak AP II belum mengirim surat ke seluruh maskapai penerbangan mengenai ditutupnya Polonia pada 25 Juli. Karena tanggal 25 Juli dimaksud hanya shadow operation.
Dijelaskan Bambang, pemberitahuan kepada ICAO (International Civil Aviation Organization) baru akan dilakukan jika Bandara Kualanamu benar-benar sudah siap. Dari pengalaman yang sudah-sudah, lanjutnya, tidak pernah ada masalah terkait pemindahan penerbangan.
“Tidak pernah ada masalah. Seluruh maskapai biasanya langsung siap jika ada bandara yang dipindahkan. Itu hanya soal teknis saja,” ucapnya.
Dia juga memastikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan pengoperasian Bandara Internasional Kuanalamu. Hanya saja, waktunya belum bisa dipastikan.
“Yang jelas, begitu bandara baru itu sudah beroperasi dengan baik, maka presiden akan datang untuk meresmikan. Kita juga akan menyesuaikan dengan jadwal presiden,” pungkas Bambang.
Lahan Masih Bermasalah
Jelang Soft Operation Kualanamu pada 25 Juli mendatang, Ketua Pembebasan Lahan dari Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), Zulkifli Tanjung menyatakan, untuk saat ini Jalan Arteri yang sudah dapat digunakan 96 persen. “Saat ini, masih ada 30 titik yang belum kita selesaikan. Masalahnya bervariasi, mulai dari status lahan HGU, sertifikat yang digadai, hingga belum mencapai kata sepakat terkait harga,” ujarnya.
Adapun tanah tersebut bermasalah di Desa Sena (Batang Kuis), di mana masih ada sekitar 13 titik (persil) yang masih bermasalah dengan luas 4.419,35 m2. “Empat persil karena sertifikatnya sedang digadai ke Bank Mandiri. Dua persil sengketa atas nama Slamet dan Sumarno. Dua persil tidak diketahui pemiliknya, dan kita sedang mencari. Sedangkan 5 persil lagi belum mencapai kata sepakat terkait harga,” ujarnya.
Sengketa lain ada di Desa Batu Bedimar Kecamatan Tanjung Morawa. Di mana, status lahannya adalah eks HGU PTPN 2 yang akan dibebaskan seluas 661 m2 (2 persil) atas nama Yusuf S (Kompol) dan atas nama Ny Isneni. “Mereka bilang itu tanah mereka. Sementara BPN bilang itu tanah eks HGU. Jadi, ini masih dalam proses,” ungkapnya.
Lahan lain yang akan dibebaskan terletak di Desa Sena (Batang Kuis) sebanyak 26 persil (12.025 m2). Masih ada tersisa 20 persil (6.025 m2). “Itu hasil per 30 April kemarin. 20 persil itu saat ini statusnya 4 menunggu hasil BPN, dan 16 menunggu kata sepakat,” ungkapnya.
Ia menyakinkan, masalah tanah ini harus dapat diselesaikan pada akhir Mei ini, agar saat soft operation tidak ada masalah. “Kita terus mengejar hingga akhir Mei. Jadi, saat Juli sudah bisa dioperasikan,” tutupnya.
Di pihak lain, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah, I Wijaya Seta, menyatakan saat ini jalan menuju ke Kualanamu sudah lancar. Karena sudah memiliki 2 jalur. Rancangan awalnya jalan menuju Kualanamu itu ada 4 jalur. Terutama untuk kawasan yang di Desa Batu Bedimar Kecamatan Tanjung Morawa, diharapkan segera dibangun karena kawasan ini paling ramai lalu-lintasnya. “Kalau memang mengejar Soft Operation, kawasan harus segera dibangun, bukan yang lainnya,” lanjutnya.
Waktu itu menurutnya dapat terkejar, karena jalan yang harus diaspal sudah tidak terlalu banyak lagi. Hanya tinggal penambahan saja. (sam/btr/ram)