26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

25 Imigran Kabur Lewat Lubang Galian

BELAWAN- Sebanyak 29 orang imigran gelap penghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) di Jalan Selebes Kecamatan Medan Belawan, ramai-ramai kabur lewat sebuah lubang yang digali di bawah pagar pembatas, Jumat (3/5) dinihari sekira pukul 03.00 WIB. Hanya 25 orang yang berhasil kabur. Empat di antaranya berhasil ditangkap.

Informasi diperoleh Sumut Pos, malam itu sekitar 29 orang imigran gelap penghuni sel tahanan Rudenim Belawan sebelum merusak teralis besi di lantai dua, persisnya di sekitar lapangan bola voli. Setelah berhasil menjebol jeruji besi sel tahanan, para imigran yang didominasi warga negara Sri Langka itu, turun ke lantai 1 menggunakan kain.

Setelah di lantai 1, para imigran bergerak menuju ke pagar di bagian depan rumah detensi. Di sana, mereka menggali lubang sedalam 50 centimeter dengan menggunakan kayu dan sebuah palu. Setelah ukuran lubang dirasa cukup, satu per satu menyelinap keluar.

Aksi para pelaku baru diketahui setelah petugas keamanan di pos penjagaan mendengar suara berisik. Ketika dicek, para imigran ini langsung berhamburan kabur. Di tengah kegelapan, 25 imigran berhasil lolos, sedangkan 4 lainnya yakni 3 imigran asal Sri Langka dan 1 orang asal Iran, berhasil ditangkap.

Kasi Registrasi dan Pelaporan Rudenim Belawan, Rida Agustian SE mengatakan, terkait kaburnya puluhan imigran gelap dimaksud, pihaknya langsung berkoordinasi dengan aparat Polres Pelabuhan Belawan. Petugas rumah detensi juga memberitahukan kejadian tersebut ke IOM dan UNHCR.
“Dari ke 25 imigran gelap yang melarikan diri, 14 orang di antaranya warga negara Srilangka, 4 Banglades, 2 Iran, 2 Pakistan, 1 Myanmar, dan 2 Afghanistan. Kita sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan masih dalam pengejaran,” katanya.

Rida menduga, kaburnya puluhan imigran itu diduga telah terencana. Terbukti dari temuan barang bukti seperti teralis (jerjak) besi yang dipatahkan di lantai dua, dan sebuah galian lubang di sisi kanan pada bagian depan rumah detensi imigrasi. “Keempat orang yang berhasil ditangkap masih kita periksa,” terang dia.

Saat ditanya apakah kaburnya para imigran melibatkan oknum petugas di Rudenim, Rida membantah. Hanya saja, kata dia, pada Kamis (25/4) lalu, beberapa tamu sempat mengunjungi para tahanan imigran Sri Langka. Mereka datang membawa makanan dan perlengkapan pakaian.
“Kamis minggu lalu, ada beberapa orang warga Srilangka yang sudah mendapat status, datang dan mengunjungi para imigran yang ditahan di sini. Tapi data nama-nama tamu yang berkunjung saya lupa. Setelah itu tidak ada lagi yang berkunjung ke Rudenim,”
ungkapnya.

Data diperoleh Sumut Pos, jumlah imigran gelap yang ditahan di Rudenim Belawan sebelumnya 161 orang. Dengan kaburnya 25 orang tahanan, warga negara asing pencari suaka yang menghuni Rudenim Belawan kini tinggal 136 orang.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Yudi Friyanto saat dihubungi mengaku, polisi belum menerima laporan secara resmi dari pihak Rudenim Belawan. Meski demikian, pihaknya sudah mendapat informasi mengenai kaburnya para tahanan imigran gelap itu.

Dijemput Mobil

Peristiwa pelarian ke 25 orang imigran gelap penghuni Rudenim Belawan diduga bukan spontanitas. Tetapi melibatkan pihak tertentu. Menurut warga yang bermukim tak jauh dari rumah detensi, saat kejadian pihaknya melihat sebuah mobil warna hitam parkir menunggu para imigran.

“Puluhan orang tampak berlari kocar-kacir dari dalam rudenim. Di antara mereka ada yang langsung masuk ke sebuah mobil warna hitam yang menunggu di pinggiran jalan,” ujar salah seorang warga bernama Rustiawan.

Mobil mirip Avanza itu lalu meluncur dari Jalan Selebes, Belawan menuju ke arah kawasan Kampung Salam, Belawan diduga menuju Jalan Tol Belmera. “Yang terlihat paling ada sekitar 4 atau 5 orang masuk ke dalam mobil. Selebihnya lari berhamburan,” ucapnya.
Informasi lain menyebutkan, ke 25 imigran asal Srilangka, Iran, Banglades, Pakistan dan Myanmar yang kabur dari Rudenim Belawan disinyalir kabur menuju ke kawasan pinggiran pantai di Serdangbedagai dan Asahan. Pelarian mereka disebut-sebut dibiayai oleh teman-teman mereka yang kini sudah berada di Australia.

“Biasanya kalau mereka kabur dari tahanan itu sudah ada yang membiayai. Umumnya para imigran dari Sumut ini akan menuju ke pinggiran pantai seperti di Asahan dan Sergai. Di sana sudah ada kapal ikan yang menunggu untuk membawa mereka menuju Australia,” sebut
sumber.

Kapal ikan yang ditumpangi para imigran umumnya kapal ikan nelayan. Kapal dimaksud biasanya telah dibayar terlebih dulu. Setelah itu seorang nelayan akan menunggu di pinggir pantai untuk menyerahkan kapal ikan tersebut.

“Di dalam kapal ikan itu sudah tersedia solar dan makanan untuk kebutuhan mereka (imigran) selama dalam pelayaran. Yang menjadi kendala, biasanya di sekitar perbatasan laut Indonesia-Australia, mereka sering ditangkap sama petugas patroli kita,” ujar pria bertubuh pendek yang mengaku pernah menjadi penjemput imigran gelap.

Kasi Registrasi dan Pelaporan Rudenim Belawan, Rida Agustinba saat dikondirmasi mengatakan, telah melakukan pengejaran di sekitar kawasan pinggiran pantai di Sumut. “Kita sudah menerima informasi soal itu, makanya petugas kita langsung menuju ke pinggiran Pantai Kelang di Sergai. Tapi sampai saat ini hasilnya belum ada,” katanya. (rul)

BELAWAN- Sebanyak 29 orang imigran gelap penghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) di Jalan Selebes Kecamatan Medan Belawan, ramai-ramai kabur lewat sebuah lubang yang digali di bawah pagar pembatas, Jumat (3/5) dinihari sekira pukul 03.00 WIB. Hanya 25 orang yang berhasil kabur. Empat di antaranya berhasil ditangkap.

Informasi diperoleh Sumut Pos, malam itu sekitar 29 orang imigran gelap penghuni sel tahanan Rudenim Belawan sebelum merusak teralis besi di lantai dua, persisnya di sekitar lapangan bola voli. Setelah berhasil menjebol jeruji besi sel tahanan, para imigran yang didominasi warga negara Sri Langka itu, turun ke lantai 1 menggunakan kain.

Setelah di lantai 1, para imigran bergerak menuju ke pagar di bagian depan rumah detensi. Di sana, mereka menggali lubang sedalam 50 centimeter dengan menggunakan kayu dan sebuah palu. Setelah ukuran lubang dirasa cukup, satu per satu menyelinap keluar.

Aksi para pelaku baru diketahui setelah petugas keamanan di pos penjagaan mendengar suara berisik. Ketika dicek, para imigran ini langsung berhamburan kabur. Di tengah kegelapan, 25 imigran berhasil lolos, sedangkan 4 lainnya yakni 3 imigran asal Sri Langka dan 1 orang asal Iran, berhasil ditangkap.

Kasi Registrasi dan Pelaporan Rudenim Belawan, Rida Agustian SE mengatakan, terkait kaburnya puluhan imigran gelap dimaksud, pihaknya langsung berkoordinasi dengan aparat Polres Pelabuhan Belawan. Petugas rumah detensi juga memberitahukan kejadian tersebut ke IOM dan UNHCR.
“Dari ke 25 imigran gelap yang melarikan diri, 14 orang di antaranya warga negara Srilangka, 4 Banglades, 2 Iran, 2 Pakistan, 1 Myanmar, dan 2 Afghanistan. Kita sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan masih dalam pengejaran,” katanya.

Rida menduga, kaburnya puluhan imigran itu diduga telah terencana. Terbukti dari temuan barang bukti seperti teralis (jerjak) besi yang dipatahkan di lantai dua, dan sebuah galian lubang di sisi kanan pada bagian depan rumah detensi imigrasi. “Keempat orang yang berhasil ditangkap masih kita periksa,” terang dia.

Saat ditanya apakah kaburnya para imigran melibatkan oknum petugas di Rudenim, Rida membantah. Hanya saja, kata dia, pada Kamis (25/4) lalu, beberapa tamu sempat mengunjungi para tahanan imigran Sri Langka. Mereka datang membawa makanan dan perlengkapan pakaian.
“Kamis minggu lalu, ada beberapa orang warga Srilangka yang sudah mendapat status, datang dan mengunjungi para imigran yang ditahan di sini. Tapi data nama-nama tamu yang berkunjung saya lupa. Setelah itu tidak ada lagi yang berkunjung ke Rudenim,”
ungkapnya.

Data diperoleh Sumut Pos, jumlah imigran gelap yang ditahan di Rudenim Belawan sebelumnya 161 orang. Dengan kaburnya 25 orang tahanan, warga negara asing pencari suaka yang menghuni Rudenim Belawan kini tinggal 136 orang.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Yudi Friyanto saat dihubungi mengaku, polisi belum menerima laporan secara resmi dari pihak Rudenim Belawan. Meski demikian, pihaknya sudah mendapat informasi mengenai kaburnya para tahanan imigran gelap itu.

Dijemput Mobil

Peristiwa pelarian ke 25 orang imigran gelap penghuni Rudenim Belawan diduga bukan spontanitas. Tetapi melibatkan pihak tertentu. Menurut warga yang bermukim tak jauh dari rumah detensi, saat kejadian pihaknya melihat sebuah mobil warna hitam parkir menunggu para imigran.

“Puluhan orang tampak berlari kocar-kacir dari dalam rudenim. Di antara mereka ada yang langsung masuk ke sebuah mobil warna hitam yang menunggu di pinggiran jalan,” ujar salah seorang warga bernama Rustiawan.

Mobil mirip Avanza itu lalu meluncur dari Jalan Selebes, Belawan menuju ke arah kawasan Kampung Salam, Belawan diduga menuju Jalan Tol Belmera. “Yang terlihat paling ada sekitar 4 atau 5 orang masuk ke dalam mobil. Selebihnya lari berhamburan,” ucapnya.
Informasi lain menyebutkan, ke 25 imigran asal Srilangka, Iran, Banglades, Pakistan dan Myanmar yang kabur dari Rudenim Belawan disinyalir kabur menuju ke kawasan pinggiran pantai di Serdangbedagai dan Asahan. Pelarian mereka disebut-sebut dibiayai oleh teman-teman mereka yang kini sudah berada di Australia.

“Biasanya kalau mereka kabur dari tahanan itu sudah ada yang membiayai. Umumnya para imigran dari Sumut ini akan menuju ke pinggiran pantai seperti di Asahan dan Sergai. Di sana sudah ada kapal ikan yang menunggu untuk membawa mereka menuju Australia,” sebut
sumber.

Kapal ikan yang ditumpangi para imigran umumnya kapal ikan nelayan. Kapal dimaksud biasanya telah dibayar terlebih dulu. Setelah itu seorang nelayan akan menunggu di pinggir pantai untuk menyerahkan kapal ikan tersebut.

“Di dalam kapal ikan itu sudah tersedia solar dan makanan untuk kebutuhan mereka (imigran) selama dalam pelayaran. Yang menjadi kendala, biasanya di sekitar perbatasan laut Indonesia-Australia, mereka sering ditangkap sama petugas patroli kita,” ujar pria bertubuh pendek yang mengaku pernah menjadi penjemput imigran gelap.

Kasi Registrasi dan Pelaporan Rudenim Belawan, Rida Agustinba saat dikondirmasi mengatakan, telah melakukan pengejaran di sekitar kawasan pinggiran pantai di Sumut. “Kita sudah menerima informasi soal itu, makanya petugas kita langsung menuju ke pinggiran Pantai Kelang di Sergai. Tapi sampai saat ini hasilnya belum ada,” katanya. (rul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/