26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Anas: Saya kok Saksi

JAKARTA-Mantan Ketum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum akhirnya memenuhi panggilan penyidik KPK. Kemarin, dia diperiksa selama empat jam untuk memberikan keterangan atas tiga tersangka kasus Hambalang. Usai pemeriksaan, Anas mengaku ditanya tentang posisinya saat menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat dan anggota Komisi 10 DPR pada 2010 lalu.

KETERANGAN: Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum memberi keterangan pers  usai diperiksa  Gedung KPK, Jakarta, Senin (6/5). //Puguh Sujiatmiko/JAWA POS/jpnn
KETERANGAN: Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum memberi keterangan pers usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Senin (6/5). //Puguh Sujiatmiko/JAWA POS/jpnn

Anas mendatangi gedung lembaga antirasuah itu pada pukul 12.15 WIB. Sebelum menginjakkan kaki di lobi KPK, dia mengaku akan dimintai keterangan terkait Andi Alifian Mallarangeng, Deddy Kusdinar, dan Teuku Bagus Mohammad Noor. “Saya tidak tahu kenapa menjadi saksi, tapi sebagai Anas saya siap memberikan keterangan,” ujarnya.

Dia juga sempat bersenda gurau kalau kondisinya siang itu sehat karena malamnya sempat makan nasi kucing.

Berbeda dengan seminggu sebelumnya, dirinya absen memenuhi panggilan karena sakit. Kata kuasa hukum Firman Wijaya, Anas sempat makan nasi kucing sebelum tubuhnya bermasalah.

Lulusan Unair itu keluar KPK sekitar pukul 17.00 WIB.  Kepada wartawan yang sudah menunggunya, dia mengaku ditanyai banyak hal oleh penyidik. Termasuk, posisinya saat menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat dan anggota Komisi 10 DPR. “Ditanya apa tugas saya sebagai Komisi 10,” katanya.
Sedangkan terkait jabatannya sebagai Ketua Fraksi, Anas mengaku juga dimintai struktur fraksi saat itu. Penyidik juga menanyakan hubungan dia dengan tiga tersangka Hambalang. Khusus untuk Andi Mallarangeng, dia menyebut sudah kenal sejak 1998 saat bersama-sama menjadi anggota tim 7 yang merumuskan undang-undang politik.

Berawal dari kerja bareng itu, hubungan keduanya terus terjalin sampai sekarang. Sedangkan untuk tersangka Deddy Kusdinar dan Teuku Bagus Mohammad Noor, Anas mengaku tidak mengenal keduanya. “Saya enggak kenal. Karena itu, tidak pernah bertemu (dengan Deddy dan Teuku Bagus),” tambahnya.

Hubungan lain yang ditanyakan adalah perkenalan dengan mantan Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Anas hanya mengaku pernah bertemu dengan Agus saat acara silaturrahmi nasional 2012 Partai Demokrat di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Sebelum itu, Anas mengaku tidak pernah bertemu.

Itulah kenapa, saat ditanya mengenai perubahan anggaran Hambalang, Anas langsung membela diri. Versinya, dia berhenti dari parlemen pada 2010, lantas baru bertemu dengan Agus Marto pada 2012. Apalagi, penyidik juga tidak menanyakan kaitan perkenalannya dengan perubahan anggaran.
“Pertanyaanya jadi tidak relevan untuk 2010 (saat dia berhenti dari DPR),” terangnya. Anas mengatakan telah memberi keterangan sebaik-baiknya. Namun, dia tidak memberi jaminan apakah hal itu cukup untuk memperjelas kasus Hambalang terutama terkait dengan apa yang disangkakan KPK kepada tiga orang itu.

Dia lantas mengibaratkan pemeriksaannya tadi seperti seorang juru masak yang akan memasak Sop Conro. Namun, dia hanya punya bahan untuk membuat sambal pecel. Entah cocok atau tidak, yang pasti semua bahan sudah diberikan kepada juru masak tersebut.
“Apakah ada manfaatnya untuk memperjelas atau tidak, saya kurang tahu. Saya sudah memberi keterangan sebaik-baiknya, selengkap-lengkapnya, dan sebenar-benarnya,” urainya. (dim/jpnn)

JAKARTA-Mantan Ketum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum akhirnya memenuhi panggilan penyidik KPK. Kemarin, dia diperiksa selama empat jam untuk memberikan keterangan atas tiga tersangka kasus Hambalang. Usai pemeriksaan, Anas mengaku ditanya tentang posisinya saat menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat dan anggota Komisi 10 DPR pada 2010 lalu.

KETERANGAN: Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum memberi keterangan pers  usai diperiksa  Gedung KPK, Jakarta, Senin (6/5). //Puguh Sujiatmiko/JAWA POS/jpnn
KETERANGAN: Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum memberi keterangan pers usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Senin (6/5). //Puguh Sujiatmiko/JAWA POS/jpnn

Anas mendatangi gedung lembaga antirasuah itu pada pukul 12.15 WIB. Sebelum menginjakkan kaki di lobi KPK, dia mengaku akan dimintai keterangan terkait Andi Alifian Mallarangeng, Deddy Kusdinar, dan Teuku Bagus Mohammad Noor. “Saya tidak tahu kenapa menjadi saksi, tapi sebagai Anas saya siap memberikan keterangan,” ujarnya.

Dia juga sempat bersenda gurau kalau kondisinya siang itu sehat karena malamnya sempat makan nasi kucing.

Berbeda dengan seminggu sebelumnya, dirinya absen memenuhi panggilan karena sakit. Kata kuasa hukum Firman Wijaya, Anas sempat makan nasi kucing sebelum tubuhnya bermasalah.

Lulusan Unair itu keluar KPK sekitar pukul 17.00 WIB.  Kepada wartawan yang sudah menunggunya, dia mengaku ditanyai banyak hal oleh penyidik. Termasuk, posisinya saat menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat dan anggota Komisi 10 DPR. “Ditanya apa tugas saya sebagai Komisi 10,” katanya.
Sedangkan terkait jabatannya sebagai Ketua Fraksi, Anas mengaku juga dimintai struktur fraksi saat itu. Penyidik juga menanyakan hubungan dia dengan tiga tersangka Hambalang. Khusus untuk Andi Mallarangeng, dia menyebut sudah kenal sejak 1998 saat bersama-sama menjadi anggota tim 7 yang merumuskan undang-undang politik.

Berawal dari kerja bareng itu, hubungan keduanya terus terjalin sampai sekarang. Sedangkan untuk tersangka Deddy Kusdinar dan Teuku Bagus Mohammad Noor, Anas mengaku tidak mengenal keduanya. “Saya enggak kenal. Karena itu, tidak pernah bertemu (dengan Deddy dan Teuku Bagus),” tambahnya.

Hubungan lain yang ditanyakan adalah perkenalan dengan mantan Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Anas hanya mengaku pernah bertemu dengan Agus saat acara silaturrahmi nasional 2012 Partai Demokrat di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Sebelum itu, Anas mengaku tidak pernah bertemu.

Itulah kenapa, saat ditanya mengenai perubahan anggaran Hambalang, Anas langsung membela diri. Versinya, dia berhenti dari parlemen pada 2010, lantas baru bertemu dengan Agus Marto pada 2012. Apalagi, penyidik juga tidak menanyakan kaitan perkenalannya dengan perubahan anggaran.
“Pertanyaanya jadi tidak relevan untuk 2010 (saat dia berhenti dari DPR),” terangnya. Anas mengatakan telah memberi keterangan sebaik-baiknya. Namun, dia tidak memberi jaminan apakah hal itu cukup untuk memperjelas kasus Hambalang terutama terkait dengan apa yang disangkakan KPK kepada tiga orang itu.

Dia lantas mengibaratkan pemeriksaannya tadi seperti seorang juru masak yang akan memasak Sop Conro. Namun, dia hanya punya bahan untuk membuat sambal pecel. Entah cocok atau tidak, yang pasti semua bahan sudah diberikan kepada juru masak tersebut.
“Apakah ada manfaatnya untuk memperjelas atau tidak, saya kurang tahu. Saya sudah memberi keterangan sebaik-baiknya, selengkap-lengkapnya, dan sebenar-benarnya,” urainya. (dim/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/