26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Janji Ketemu di Kodam, Brimob Dibunuh di Jalan

MEDAN- Anggota Brimob Poldasu, Briptu Marisi Robert Silaen (35), ditemukan tewas di Jalan Serayu Medan dini hari kemarin sekira pukul 03.30 WIB. Dia ditemukan dengan luka memar di mulut, tengkuk, kepala, rahang bawah patah, gigi rompal. Diduga ia diserang menggunakan benda tajam dan benda tumpul. Satu jam sebelumnya, korban menerima telepon untuk bertemu seorang kawan di Kodam I/BB.

DUKA: Agustin Juanda Silaen (9), anak dari mendiang Briptu Marisi RLP Silaen, duduk memegang  foto ayahnya  rumah duka  Jalan Gatot Subroto Km 7,8 Gg Sekatal, Medan, Jumat (10/5). //AMINOER RASYID/SUMUT POS
DUKA: Agustin Juanda Silaen (9), anak dari mendiang Briptu Marisi RLP Silaen, duduk memegang foto ayahnya di rumah duka di Jalan Gatot Subroto Km 7,8 Gg Sekatal, Medan, Jumat (10/5). //AMINOER RASYID/SUMUT POS

“Saya dengar dari teman almarhum kalau saat kejadian, abang saya permisi dari posko untuk membeli makanan. Namun sebelum pergi, kata kawannya itu, abang saya ditelepon oleh seorang temannya dan berjanji untuk bertemu di Kodam,” jelas adik bungsu korban, Nenti Monalisa Br Silaen, di rumah duka di Jalan Gatot Subroto Km 7,8 Gang Sekata Kecamatan Medan Sunggal, kemarin.

Nenti tidak menjelaskan siapa kawan korban yang berada di Kodam tersebut. “Tapi saya tidak tahu siapa temannya yang di Kodam itu. Kalau tidak salah kakak ipar saya yang tahu teman abang saya yang di Kodam itu,” tambah Nenti. Belum diketahui nomor telepon ‘kawan’ yang menghubungi korban.
Kemarin, isak tangis pecah begitu jenazah personel Brimob tersebut tiba di rumah duka. “Kami tidak yakin ini perampokan. Pembunuhan ini pasti sudah direncanakan. Namun, jujur kami tidak tahu arahnya ke mana, karena kami tahu dia ini orang baik dan tidak punya musuh. Sekalipun dia suka curhat masalah pribadinya, dia tidak pernah bercerita soal permusuhannya dengan siapapun, “ jelas Nenti.

Nenti mengaku sama sekali tidak punya firasat. Wanita berusia 33 tahun itu hanya mengatakan kalau dia sempat membincangkan nasib pendidikan anak kedua korban dengan ibunya sebelum ada kejadian tersebut. “Kami membahas kalau keponakan saya itu akan masuk sekolah TK. Bahkan, sempat kami bahas sampai ke masa depan ketiga anak almarhum itu. Namun, saat itu tidak ada firasat akan kejadian ini. Spontan saja itu terjadi, “ tambah wanita yang bekerja di Rumkit Jalan Putri Hijau itu.

Istri korban, Melda Nora Br Sinambela, belum bisa ditemui di rumah duka karena masih syok. Bahkan, Nenti pun belum bisa berbincang dengan kakak iparnya itu.

Data dihimpun Sumut Pos dari kepolisian, sebelum ditemukan terbunuh, korban masih menjalani tugasnya. Dia piket di markasnya di Jalan KH Wahid Hasyim, Medan. Jadwal korban bertugas mulai Kamis (9/5) pukul 17.00 WIB dan tugasnya baru berakhir Jumat (10/5) pukul 07.00 WIB.
“Dini hari sekitar pukul 02.30 WIB, yang bersangkutan izin keluar dengan alasan ingin membeli makanan ringan,” ucap Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso kepada wartawan, kamarin siang, di Mapoldasu.

Marisi menggunakan sepeda motor Yamaha Zupiter X warna kuning. Karena hanya ingin membeli makanan ringan, Marisi yang mengenakan baju dinas pergi tanpa membawa senjata api dan sangkur (pisau).

Selang satu jam kemudian, sekitar pukul 03.20 WIB, rekan Marisi yang piket di Mako Brimob Polda Sumut menerima telepon dari warga berinisial HP. Orang yang menelepon ini menyatakan melihat pria berpakaian Brimob tergeletak di pinggir Jalan Sei Serayu, Medan.

Pelaku Diduga Profesional

Sontak, rekan Marisi yang menerima kabar buruk inimendatangi lokasi kejadian bersama rekannya yang lain. Saat itulah rekan-rekan Marisi menemukan anggota Brimob yang tewas itu adalah Marisi. “Anggota mendatangi TKP untuk melihat apa yang terjadi dan dialami korban,”sebut Heru.

Marisi ditemukan tewas dengan luka memar di mulut, luka di bagian kepala, rahang bawah patah, beberapa gigi rompal, dan tengkuk bagian belakang memar.

“Rekannya kemudian membawa korban ke RS Brimob (RS Bayangkara, satu kompleks dengan mako Brimob) untuk divisum dan diotopsi,” jelas perwira menyandang melati tiga di pundaknya ini.

Diperkirakan pelaku adalah seorang profesional. Hal ini terlihat dari luka yang dialami korban, diarahkan pelaku di bagian yang mematikan. Selain membunuh, pelaku juga diduga membawa barang-barang korban seperti sepeda motor, dompet, dan handphone korban.
Atas kejadian, Polsek Sunggal dan Polresta Medan, terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Dalam penyelidikan sementara petugas hanya menemukan bukti berupa balok kayu, helm, serta chasing dan baterai HP milik korban.

Setelah dilakukan visum dan otopsi, jasad Marisi pun dibawa ke rumah duka di Jalan Gatot Suborot, Gang Sepakat Medan, kemarin siang, sekitar pukul 14.00 WIB. Atas kejadian ini, Polsek Sunggal dan Polresta Medan dibantu Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Poldasu mengejar para pelaku. Lima tim pun dibentuk untuk hal itu. “Ada tim yang dibentuk untuk mengejar pelaku. Kasusnya ditangani Sat Reskrim Polresta Medan. Namun, di-backup Polda Sumut dan Resmobdasu. Tidak tertutup kemungkinan pelaku dikenal korban,” tegas Heru.

Sementara itu, sejumlah warga sekitar lokasi kejadian di Jalan Sei Serayu Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal, mengaku tidak tahu akan kejadian itu. Disebut mereka kalau ada keributan yang terjadi terlebih malam hari, pasti warga keluar. Hampir seluruh warga sekitar yang ditemui Sumut Pos, mengaku baru mengetahui kejadian saat jenazah almarhum dievakuasi oleh sejumlah personel Brimob.
“Bisa jadi mayatnya saja dibuang di situ. Saya melihat dari bercak darahnya yang tidak berpindah. Kalau logika, paling tidak dia berusaha melawan sehingga terjadi perpindahan,” ungkap seorang penjaga gudang yang berada tepat di seberang lokasi kejadian, Poniman (65) kepada Sumut Pos. (mag-10/gus)

MEDAN- Anggota Brimob Poldasu, Briptu Marisi Robert Silaen (35), ditemukan tewas di Jalan Serayu Medan dini hari kemarin sekira pukul 03.30 WIB. Dia ditemukan dengan luka memar di mulut, tengkuk, kepala, rahang bawah patah, gigi rompal. Diduga ia diserang menggunakan benda tajam dan benda tumpul. Satu jam sebelumnya, korban menerima telepon untuk bertemu seorang kawan di Kodam I/BB.

DUKA: Agustin Juanda Silaen (9), anak dari mendiang Briptu Marisi RLP Silaen, duduk memegang  foto ayahnya  rumah duka  Jalan Gatot Subroto Km 7,8 Gg Sekatal, Medan, Jumat (10/5). //AMINOER RASYID/SUMUT POS
DUKA: Agustin Juanda Silaen (9), anak dari mendiang Briptu Marisi RLP Silaen, duduk memegang foto ayahnya di rumah duka di Jalan Gatot Subroto Km 7,8 Gg Sekatal, Medan, Jumat (10/5). //AMINOER RASYID/SUMUT POS

“Saya dengar dari teman almarhum kalau saat kejadian, abang saya permisi dari posko untuk membeli makanan. Namun sebelum pergi, kata kawannya itu, abang saya ditelepon oleh seorang temannya dan berjanji untuk bertemu di Kodam,” jelas adik bungsu korban, Nenti Monalisa Br Silaen, di rumah duka di Jalan Gatot Subroto Km 7,8 Gang Sekata Kecamatan Medan Sunggal, kemarin.

Nenti tidak menjelaskan siapa kawan korban yang berada di Kodam tersebut. “Tapi saya tidak tahu siapa temannya yang di Kodam itu. Kalau tidak salah kakak ipar saya yang tahu teman abang saya yang di Kodam itu,” tambah Nenti. Belum diketahui nomor telepon ‘kawan’ yang menghubungi korban.
Kemarin, isak tangis pecah begitu jenazah personel Brimob tersebut tiba di rumah duka. “Kami tidak yakin ini perampokan. Pembunuhan ini pasti sudah direncanakan. Namun, jujur kami tidak tahu arahnya ke mana, karena kami tahu dia ini orang baik dan tidak punya musuh. Sekalipun dia suka curhat masalah pribadinya, dia tidak pernah bercerita soal permusuhannya dengan siapapun, “ jelas Nenti.

Nenti mengaku sama sekali tidak punya firasat. Wanita berusia 33 tahun itu hanya mengatakan kalau dia sempat membincangkan nasib pendidikan anak kedua korban dengan ibunya sebelum ada kejadian tersebut. “Kami membahas kalau keponakan saya itu akan masuk sekolah TK. Bahkan, sempat kami bahas sampai ke masa depan ketiga anak almarhum itu. Namun, saat itu tidak ada firasat akan kejadian ini. Spontan saja itu terjadi, “ tambah wanita yang bekerja di Rumkit Jalan Putri Hijau itu.

Istri korban, Melda Nora Br Sinambela, belum bisa ditemui di rumah duka karena masih syok. Bahkan, Nenti pun belum bisa berbincang dengan kakak iparnya itu.

Data dihimpun Sumut Pos dari kepolisian, sebelum ditemukan terbunuh, korban masih menjalani tugasnya. Dia piket di markasnya di Jalan KH Wahid Hasyim, Medan. Jadwal korban bertugas mulai Kamis (9/5) pukul 17.00 WIB dan tugasnya baru berakhir Jumat (10/5) pukul 07.00 WIB.
“Dini hari sekitar pukul 02.30 WIB, yang bersangkutan izin keluar dengan alasan ingin membeli makanan ringan,” ucap Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso kepada wartawan, kamarin siang, di Mapoldasu.

Marisi menggunakan sepeda motor Yamaha Zupiter X warna kuning. Karena hanya ingin membeli makanan ringan, Marisi yang mengenakan baju dinas pergi tanpa membawa senjata api dan sangkur (pisau).

Selang satu jam kemudian, sekitar pukul 03.20 WIB, rekan Marisi yang piket di Mako Brimob Polda Sumut menerima telepon dari warga berinisial HP. Orang yang menelepon ini menyatakan melihat pria berpakaian Brimob tergeletak di pinggir Jalan Sei Serayu, Medan.

Pelaku Diduga Profesional

Sontak, rekan Marisi yang menerima kabar buruk inimendatangi lokasi kejadian bersama rekannya yang lain. Saat itulah rekan-rekan Marisi menemukan anggota Brimob yang tewas itu adalah Marisi. “Anggota mendatangi TKP untuk melihat apa yang terjadi dan dialami korban,”sebut Heru.

Marisi ditemukan tewas dengan luka memar di mulut, luka di bagian kepala, rahang bawah patah, beberapa gigi rompal, dan tengkuk bagian belakang memar.

“Rekannya kemudian membawa korban ke RS Brimob (RS Bayangkara, satu kompleks dengan mako Brimob) untuk divisum dan diotopsi,” jelas perwira menyandang melati tiga di pundaknya ini.

Diperkirakan pelaku adalah seorang profesional. Hal ini terlihat dari luka yang dialami korban, diarahkan pelaku di bagian yang mematikan. Selain membunuh, pelaku juga diduga membawa barang-barang korban seperti sepeda motor, dompet, dan handphone korban.
Atas kejadian, Polsek Sunggal dan Polresta Medan, terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Dalam penyelidikan sementara petugas hanya menemukan bukti berupa balok kayu, helm, serta chasing dan baterai HP milik korban.

Setelah dilakukan visum dan otopsi, jasad Marisi pun dibawa ke rumah duka di Jalan Gatot Suborot, Gang Sepakat Medan, kemarin siang, sekitar pukul 14.00 WIB. Atas kejadian ini, Polsek Sunggal dan Polresta Medan dibantu Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Poldasu mengejar para pelaku. Lima tim pun dibentuk untuk hal itu. “Ada tim yang dibentuk untuk mengejar pelaku. Kasusnya ditangani Sat Reskrim Polresta Medan. Namun, di-backup Polda Sumut dan Resmobdasu. Tidak tertutup kemungkinan pelaku dikenal korban,” tegas Heru.

Sementara itu, sejumlah warga sekitar lokasi kejadian di Jalan Sei Serayu Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal, mengaku tidak tahu akan kejadian itu. Disebut mereka kalau ada keributan yang terjadi terlebih malam hari, pasti warga keluar. Hampir seluruh warga sekitar yang ditemui Sumut Pos, mengaku baru mengetahui kejadian saat jenazah almarhum dievakuasi oleh sejumlah personel Brimob.
“Bisa jadi mayatnya saja dibuang di situ. Saya melihat dari bercak darahnya yang tidak berpindah. Kalau logika, paling tidak dia berusaha melawan sehingga terjadi perpindahan,” ungkap seorang penjaga gudang yang berada tepat di seberang lokasi kejadian, Poniman (65) kepada Sumut Pos. (mag-10/gus)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/