30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Baliho Bupati Langkat Ditabrak Wakil Bupati

LANGKAT-Suhu politik menjelang Pemilihan Bupati (Pilbub) Langkat tampaknya agaknya mulai memanas. Dua bakal calon (balon) bupati mulai menunjukkan sikap perlawanan. Hal ini ditunjukkan balon bupati Budiono yang nekat menabrak baliho miliki balon bupati lainnya, Ngogesa Sitepu.

Lokasi kejadian dimana Budiono ingin menabrak baleho milik Partai Golkar Langkat
Lokasi kejadian dimana Budiono menabrak baleho milik Partai Golkar Langkat

Menariknya, Budiono dan Ngogesa sebelumnya adalah pasangan dalam Pilkada. Keduanya pun hingga kini masih memimpin Kabupaten Langkat. Budiono sebagai wakil bupati dan Ngogesa sebagai bupatinya.

Peristiwa ini terjadi di Jalan T Amri Hamzah, Desa Kwala Gumit, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat. Akibat tindakan yang dinilali tak beretika tersebut, Budiono pun dipolisikan oleh Ketua PK Partai Golkar (PG) Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Wanto Lilik Sumardi ke Polres Binjai, Minggu (12/5) siang.

Menurut keterangan Lilik, baliho Bupati Langkat itu baru saja dipasang oleh lima orang pekerjanya sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, Minggu (12/5). Namun tanpa disangka, Budiono dan sejumlah temannya datang dari arah Stabat menuju Kota Binjai.

Selanjutnya, kata Lilik, Budiono turun dari dalam mobil dan meminta baliho yang baru saja dipasang itu untuk dibongkar. “Perintah bongkar itu tidak dipedulikan lima orang pekerja yang memasang baliho. Karena tidak dihiraukan, kemungkinan dia (Budiono) marah,” ungkap Lilik.

Untuk melampiaskan amarahnya, lanjut Lilik, akhirnya Budiono kembali naik ke dalam mobil ford warna hitam dan langsung mengambil alih kemudi. “Begitu berada di dalam mobil, Budiono bukannya pergi. Tetapi ia memilih untuk berputar arah dan menabrak baliho bupati,” bebernya.

“Karena baliho dengan ukuran sekitar 4 meter milik Bupati Langkat itu didirikan dengan menggunakan kayu broti, akhirnya kayu penyangganya patah. Bahkan, baliho tersebut nyaris saja tumbang,” ujar Lilik saat berada di SPK Polres Binjai.

Kader Golkar Berang

Melihat sikap Budiono semakin brutal, sambung Lilik, akhirnya tiga orang pekerja yang mendirikan baliho itu kabur. Sementara, dua orang lainnya tinggal yakni, Munir dan Junaidi. “Jadi dua orang pekerja yang tinggal ini dibawa paksa oleh Budiono ke Polres Binjai. Entah apa maksudnya saya juga tidak tahu,” terang Lilik.

Apa yang sudah dilakukan Budiono, tambah Lilik, jelas membuat dirinya tidak terima. Maka dari itu, ia memilih untuk membuat laporan ke Polres Binjai. “Dalam hal ini kami menilai kalau Budiono sudah melakukan pengerusakan dan membuat perasaan tidak senang bagi kami para kader PG di Kecamatan Binjai khususnya,” tegas Lilik.

Munir (28), warga Kwala Gumit, salah seorang pekerja yang dibawa paksa oleh Budiono ke Polres Binjai menyebutkan, kalau pagi dini hari itu Budiono datang bersama dua orang temannya.

“Kami nggak ada dapat ancaman. Hanya saja, aku dan seorang temanku dibawa paksa ke Polres Binjai. Ketika berada di dalam mobil, aku dan temanku ditakuti kalau kami akan dipenjara selama 5 tahun,” beber Munir.

Sementara, Junaidi (38), mengaku, kalau pagi dini hari itu Budiono sempat memanggil sejumlah temannya. “Yang jelas pagi itu aku sudah takut. Karena dia (Budiono) memanggil temannya, dan sekitar 6 orang temannya datang menggunakan sepeda motor,” ungkap Junaidi.

Terpisah, Budiono, Wakil Bupati Langkat yang dituding melakukan penabrakan terhadap baliho Bupati Langkat, saat dikonfirmasi langsung membantah. “Itu tidak benar. Dan saya memang menyerahkan mereka ke Polres Binjai,” tegasnya.

Ditanya kalau dirinya berada di lokasi kejadian dalam urusan apa? Budiono mengakui, saat itu ia baru saja pulang sosialiasi di Kecamatan Secanggang. “Kebetulan saya melintas di lokasi. Terus saya lihat baliho punya saya ditutup oleh para pekerja itu. Saya minta baliho itu digeser dan saya bawa dua orang pekerja tersebut untuk diserahkan ke Polres Binjai,” kata Budiono, seraya menambahkan, kalau saat itu banyak masyarakat melihat di lokasi dan ia meminta hal ini jangan diputarbalikan.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Revi dan sejumlah anggotanya turun ke lokasi kejadian. Setelah melihat kerusakan pada penyangga baliho, akhirnya Revi menyarankan agar baliho tersebut dibawa ke Polres sebagai barang bukti.

Hanya saja, Revi saat bertemu dengan Lilik, mengatakan, kalau kasus ini tidak bisa diproses secara cepat. “Iya, soal teknis nanti saja kita bicarakan. Karena  paling tidak, kita harus membuat surat pemberitahuan kepada gubernur dan presiden,” ucap Revi sambil berlalu ke mobil guna menuju lokasi baliho yang dirusak Budiono. (jie)

LANGKAT-Suhu politik menjelang Pemilihan Bupati (Pilbub) Langkat tampaknya agaknya mulai memanas. Dua bakal calon (balon) bupati mulai menunjukkan sikap perlawanan. Hal ini ditunjukkan balon bupati Budiono yang nekat menabrak baliho miliki balon bupati lainnya, Ngogesa Sitepu.

Lokasi kejadian dimana Budiono ingin menabrak baleho milik Partai Golkar Langkat
Lokasi kejadian dimana Budiono menabrak baleho milik Partai Golkar Langkat

Menariknya, Budiono dan Ngogesa sebelumnya adalah pasangan dalam Pilkada. Keduanya pun hingga kini masih memimpin Kabupaten Langkat. Budiono sebagai wakil bupati dan Ngogesa sebagai bupatinya.

Peristiwa ini terjadi di Jalan T Amri Hamzah, Desa Kwala Gumit, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat. Akibat tindakan yang dinilali tak beretika tersebut, Budiono pun dipolisikan oleh Ketua PK Partai Golkar (PG) Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Wanto Lilik Sumardi ke Polres Binjai, Minggu (12/5) siang.

Menurut keterangan Lilik, baliho Bupati Langkat itu baru saja dipasang oleh lima orang pekerjanya sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, Minggu (12/5). Namun tanpa disangka, Budiono dan sejumlah temannya datang dari arah Stabat menuju Kota Binjai.

Selanjutnya, kata Lilik, Budiono turun dari dalam mobil dan meminta baliho yang baru saja dipasang itu untuk dibongkar. “Perintah bongkar itu tidak dipedulikan lima orang pekerja yang memasang baliho. Karena tidak dihiraukan, kemungkinan dia (Budiono) marah,” ungkap Lilik.

Untuk melampiaskan amarahnya, lanjut Lilik, akhirnya Budiono kembali naik ke dalam mobil ford warna hitam dan langsung mengambil alih kemudi. “Begitu berada di dalam mobil, Budiono bukannya pergi. Tetapi ia memilih untuk berputar arah dan menabrak baliho bupati,” bebernya.

“Karena baliho dengan ukuran sekitar 4 meter milik Bupati Langkat itu didirikan dengan menggunakan kayu broti, akhirnya kayu penyangganya patah. Bahkan, baliho tersebut nyaris saja tumbang,” ujar Lilik saat berada di SPK Polres Binjai.

Kader Golkar Berang

Melihat sikap Budiono semakin brutal, sambung Lilik, akhirnya tiga orang pekerja yang mendirikan baliho itu kabur. Sementara, dua orang lainnya tinggal yakni, Munir dan Junaidi. “Jadi dua orang pekerja yang tinggal ini dibawa paksa oleh Budiono ke Polres Binjai. Entah apa maksudnya saya juga tidak tahu,” terang Lilik.

Apa yang sudah dilakukan Budiono, tambah Lilik, jelas membuat dirinya tidak terima. Maka dari itu, ia memilih untuk membuat laporan ke Polres Binjai. “Dalam hal ini kami menilai kalau Budiono sudah melakukan pengerusakan dan membuat perasaan tidak senang bagi kami para kader PG di Kecamatan Binjai khususnya,” tegas Lilik.

Munir (28), warga Kwala Gumit, salah seorang pekerja yang dibawa paksa oleh Budiono ke Polres Binjai menyebutkan, kalau pagi dini hari itu Budiono datang bersama dua orang temannya.

“Kami nggak ada dapat ancaman. Hanya saja, aku dan seorang temanku dibawa paksa ke Polres Binjai. Ketika berada di dalam mobil, aku dan temanku ditakuti kalau kami akan dipenjara selama 5 tahun,” beber Munir.

Sementara, Junaidi (38), mengaku, kalau pagi dini hari itu Budiono sempat memanggil sejumlah temannya. “Yang jelas pagi itu aku sudah takut. Karena dia (Budiono) memanggil temannya, dan sekitar 6 orang temannya datang menggunakan sepeda motor,” ungkap Junaidi.

Terpisah, Budiono, Wakil Bupati Langkat yang dituding melakukan penabrakan terhadap baliho Bupati Langkat, saat dikonfirmasi langsung membantah. “Itu tidak benar. Dan saya memang menyerahkan mereka ke Polres Binjai,” tegasnya.

Ditanya kalau dirinya berada di lokasi kejadian dalam urusan apa? Budiono mengakui, saat itu ia baru saja pulang sosialiasi di Kecamatan Secanggang. “Kebetulan saya melintas di lokasi. Terus saya lihat baliho punya saya ditutup oleh para pekerja itu. Saya minta baliho itu digeser dan saya bawa dua orang pekerja tersebut untuk diserahkan ke Polres Binjai,” kata Budiono, seraya menambahkan, kalau saat itu banyak masyarakat melihat di lokasi dan ia meminta hal ini jangan diputarbalikan.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Revi dan sejumlah anggotanya turun ke lokasi kejadian. Setelah melihat kerusakan pada penyangga baliho, akhirnya Revi menyarankan agar baliho tersebut dibawa ke Polres sebagai barang bukti.

Hanya saja, Revi saat bertemu dengan Lilik, mengatakan, kalau kasus ini tidak bisa diproses secara cepat. “Iya, soal teknis nanti saja kita bicarakan. Karena  paling tidak, kita harus membuat surat pemberitahuan kepada gubernur dan presiden,” ucap Revi sambil berlalu ke mobil guna menuju lokasi baliho yang dirusak Budiono. (jie)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/