26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Watson: Tim Kami Fantastis

PENCETAK gol satu-satunya pada laga final Piala FA di New Wembely, Sabtu (11/5) malam WIB, Ben Watson punya cerita lain sebelum melakoni laga tersebut.

Ia harus menderita dengan cedera patah kaki yang dialaminya, dan itu membuat ia diparkir selama enam bulan. Namun, siapa sangka kalau di ujung musim ia jadi pahlawan bagi timnya dan membuat raksasa bernama Manchester City mengakhiri musim tanpa gelar.
Bagi Wigan Athletic, malam itu merupakan cerita yang luar biasa. Untuk klub kecil yang setiap musim selalu jadi langganan bertarung untuk lolos dari degradasi, menjadi juara Piala FA adalah hal yang teramat muluk. Apalagi rekor Wigan atas City tidak bagus. Tapi, gol Watson malam itu mengakhiri semua rekor buruk tersebut.

Sementara bagi City, kekalahan itu terasa menyakitkan. Ketika mereka diunggulkan menang dan menyelamatkan musim dengan raihan satu trofi, kini mereka pulang dari London dengan tangan hampa.

Watson, tidak percaya bisa memenangi trofi dari turnamen tertua di dunia itu. Ketika ditanya seorang reporter televisi usai laga, apakah ia bisa mempercayai semua yang terjadi?, gelandang berusia 27 tahun itu hanya menjawab singkat. “No. Not really,” ungkapnya sembari tersenyum.

Watson membuat seluruh pendukung The Latics bersorak ketika waktu sudah menunjukkan menit 90. Menyambut sepak pojok Shaun Maloney, ia melompat tinggi, mengalahkan lompatan pengawalnya, Jack Rodwell. Bola kemudian disundulnya ke tiang jauh. Joe Hart sudah bereaksi, ia melompat, namun tidak bisa menjangkaunya. Sergio Aguero, yang berjaga di tiang jauh itu, tidak bergerak sama sekali.
Bola pun masuk ke jala dan kegembiraan Wigan meledak. Dave Whelan, bos besar Wigan yang hadir di tribun, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. “Ini adalah mimpi yang jadi kenyataan. Para pemain bermain fantastis selama 95 menit. Sungguh layak untuk memenangi pertandingan,” ujar Watson.

Watson mungkin tidak akan menyangka musimnya akan berjalan seperti roda. Enam bulan lalu, ia patah kaki setelah berbenturan dengan Raheem Sterling. Setelah lama beristirahat dan sembuh pada Mei ini, ia menemukan dirinya di bangku cadangan di Wembley. Setelah menunggu lama, tepat pada menit 81, Roberto Martinez menyuruhnya masuk lapangan untuk menggantikan Jordi Gomez. Selanjutnya, kita tau apa yang terjadi.

“Waktu enam bulan cukup panjang . Tapi, saya dikelilingi orang-orang luar biasa. Mereka antu saya melewati semua. Saya percaya, jika bekerja keras maka ha-silnya bakal layak. Semuanya seperti su-dah ditakdirkan terjadi. Maksud saya, enam bulan lalu kaki saya patah, seka-rang saya bermain di final Piala FA dan mencetak gol kemenangan. Su-ngguh luar biasa. Hari ini tim kami fantastis. Mulai dari pemain, staf, manajer, chairman, hingga fans. Kami membuat mereka was-was tiap musim dan ini pencapaian luar biasa,” ujar Watson. (bbs/jpnn)

PENCETAK gol satu-satunya pada laga final Piala FA di New Wembely, Sabtu (11/5) malam WIB, Ben Watson punya cerita lain sebelum melakoni laga tersebut.

Ia harus menderita dengan cedera patah kaki yang dialaminya, dan itu membuat ia diparkir selama enam bulan. Namun, siapa sangka kalau di ujung musim ia jadi pahlawan bagi timnya dan membuat raksasa bernama Manchester City mengakhiri musim tanpa gelar.
Bagi Wigan Athletic, malam itu merupakan cerita yang luar biasa. Untuk klub kecil yang setiap musim selalu jadi langganan bertarung untuk lolos dari degradasi, menjadi juara Piala FA adalah hal yang teramat muluk. Apalagi rekor Wigan atas City tidak bagus. Tapi, gol Watson malam itu mengakhiri semua rekor buruk tersebut.

Sementara bagi City, kekalahan itu terasa menyakitkan. Ketika mereka diunggulkan menang dan menyelamatkan musim dengan raihan satu trofi, kini mereka pulang dari London dengan tangan hampa.

Watson, tidak percaya bisa memenangi trofi dari turnamen tertua di dunia itu. Ketika ditanya seorang reporter televisi usai laga, apakah ia bisa mempercayai semua yang terjadi?, gelandang berusia 27 tahun itu hanya menjawab singkat. “No. Not really,” ungkapnya sembari tersenyum.

Watson membuat seluruh pendukung The Latics bersorak ketika waktu sudah menunjukkan menit 90. Menyambut sepak pojok Shaun Maloney, ia melompat tinggi, mengalahkan lompatan pengawalnya, Jack Rodwell. Bola kemudian disundulnya ke tiang jauh. Joe Hart sudah bereaksi, ia melompat, namun tidak bisa menjangkaunya. Sergio Aguero, yang berjaga di tiang jauh itu, tidak bergerak sama sekali.
Bola pun masuk ke jala dan kegembiraan Wigan meledak. Dave Whelan, bos besar Wigan yang hadir di tribun, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. “Ini adalah mimpi yang jadi kenyataan. Para pemain bermain fantastis selama 95 menit. Sungguh layak untuk memenangi pertandingan,” ujar Watson.

Watson mungkin tidak akan menyangka musimnya akan berjalan seperti roda. Enam bulan lalu, ia patah kaki setelah berbenturan dengan Raheem Sterling. Setelah lama beristirahat dan sembuh pada Mei ini, ia menemukan dirinya di bangku cadangan di Wembley. Setelah menunggu lama, tepat pada menit 81, Roberto Martinez menyuruhnya masuk lapangan untuk menggantikan Jordi Gomez. Selanjutnya, kita tau apa yang terjadi.

“Waktu enam bulan cukup panjang . Tapi, saya dikelilingi orang-orang luar biasa. Mereka antu saya melewati semua. Saya percaya, jika bekerja keras maka ha-silnya bakal layak. Semuanya seperti su-dah ditakdirkan terjadi. Maksud saya, enam bulan lalu kaki saya patah, seka-rang saya bermain di final Piala FA dan mencetak gol kemenangan. Su-ngguh luar biasa. Hari ini tim kami fantastis. Mulai dari pemain, staf, manajer, chairman, hingga fans. Kami membuat mereka was-was tiap musim dan ini pencapaian luar biasa,” ujar Watson. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/