SAMOSIR- Mantan Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Samosir, Wilmar Simanjorang dan anaknya Rikardo Simanjorang membuat laporan pengaduan ke Polres Samosir atas ancaman pembunuhan menggunakan kelewang, Sabtu (18/5).
Oknum berinisial H, diduga karyawan PT Gorga Duma Sari (GDS) mengancam dan merampas sebuah kamera handycam merek Sony milik mantan PJs Bupati Samosir, yang kemudian dirusak dan dibawa pergi.
Peristiwa yang membuatnya trauma itu terjadi di depan kantor Pos Polisi Tele, Desa Partungkot Naginjang, Kecamatan Harian, Kamis (16/5) sekitar pukul 18.15 WIB.
Wilmar menuturkan, peristiwa ini bermula ketika petugas di Pos Polisi Tele, Brigadir Goido Sinaga di bantu Banpol Simbolon menyetop dua kendaraan pengangkut kayu, guna mengetahui apakah kayu tersebut memiliki dokumen resmi.
ketika petugas kepolisian tadi melakukan pemeriksaan, sebut Wilmar, mereka pun megambil gambar truk pengangkut kayu yang tengah diperiksa itu untuk keperluan dokumentasi.
Ketika itulah, seseorang keluar dari mobil pribadi jenis Escudo diketahui bermarga Hutasoit membawa kelewang dan menempelkannya ke perut Wilmar sembari mengelontarkan kata-kata ancaman. Hutasoit sendiri, disebut-sebut sebagai pengawal dua unit truk pengangkut kayu dari Hutan Tele.
“Saya dan anak Saya Rikardo berdiri di pinggir jalan, mobil escudo lewat ke arah Sidikalang dan hampir menabrak kami. Tidak begitu lama, mobil escudo itu balik dan berhenti di depan rumah makan dekat Pos Polisi. Seseorang yang turun dari mobil escudo menghampiri kami sembari berkata, ‘Ngapain kamu di sini? Kesinikan Kameramu itu atau kubunuh kau,” ujar Wilmar menirukan ucapan Hutaosit yang diduga karyawan PT GDS tadi.
Mendapat ancaman, Wilmar Simanjorang dan anaknya sangat ketakutan dan merelakan kamera handycamnya dirampas kemudian dihancurkan. Setelah dihancurkan, lalu dibawa pergi oleh pelaku, dan setelah itu Wilmar dan anaknya menenangkan diri ke rumah salah satu warga bermarga Sembiring.
Ketika ditanya wartawan, Wilmar sangat menyayangkan sikap petugas Pos Polisi Tele yang tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah dan mengamankan pelaku yang sangat brutal kepada Wilmar Simanjorang dan anaknya.
Karena tidak adanya respon pengamanan dari pihak kepolisian, mantan Kepala Bappeda Kabupaten Tobasa ini kemudian menghubungi Dandim di Tarutung untuk meminta perlindungan guna pengamanan bagi mereka. Setelah tiba di Tele, aparat TNI ini pun mengawal Wilmar bersama anaknya untuk turun dari Tele melapor ke Polres Samosir.
Di kantor Polres Samosir, mereka memberikan barang bukti yang tersisa berupa pecahan kamera yang telah dirusak pelaku kepada petugas polisi saat membuat pengaduan. (mag 20)
Usai membuat pengaduan, Wilmar beserta Dandim Tarutung dan rombongan meninjau langsung kondisi di PT GDS. Menurut Wilmar, dari pinggir jalan hingga ke lokasi hutan, PT. GDS telah memasang 3 unit portal.
Setelah melewati portal ketiga, rombongan Wilmar sampai di lokasi hutan yang telah gundul. Saat berdiri di tempat tersebut, Wilmar dan anggota TNI melihat seseorang diduga karyawan PT. GDS sedang mengasah kelewang dan diduga seperti hendak mengancam.
“Kami sudah dari lokasi. Stanvas sudah terbit sebulan lalu. Namun PT. GDS tetap beroperasi,” jelas Wilmar kepada Sumut Pos, Sabtu (18/5).(mag 20)