Kreatif. Itulah kata kunci pemuda bernama lengkap Suhendar Sirait. Tak heran, di usianya yang baru 24 tahun ia sukses menjalankan usaha boneka Danbo buatannya. Tak hanya di sekiataran Medan, boneka Danbo karya pria yang disapa Endar ini sudah beredar di kota-kota dan daerah lain lain seperti Jakarta, Sulawesi, Pekanbaru, Semarang, bahkan Irian Jaya.
Cerita sukses Endar Sirait bermula dari keingintahuannya membuat boneka Danbo. Berbekal pencarian informasi di internet, Endar mempelajari cara pembuatannya.
Hasil percobaan tidak mengecewakan. Koleksi pribadinya tersebut lantas difoto dan dipamerkan di facebook dan blog miliknya. Di luar dugaan, banyak teman-temannya di facebook meminta dibuatkan dengan imbalan.
Peluang bisnis di depan mata. Sukses memenuhi beberapa permintaan, Endar membuat workshop khusus. Bersama rekannya Afdoel yang mendukung idenya, terciptalah ‘Rumah Danbo Medan’ yang berlokasi di Jalan Bilal No 17-21.
Di tahap ini, kendala mulai bermunculan. Lima bulan pertama usahanya masih tekor, pemesanan dan produksi belum stabil. Tetapi pantang menyerah adalah prinsinya. Endar dan Afdoel memperluas jaringan promosi melalui jaringan relseller toko online melalui website dan facebook. Servis kepada konsumen ditingkatkan dengan jaminan bebas ongkos kirim, garansi boneka sampai dengan selamat di tangan konsumen. “Kita juga bisa membuat Danbo sesuai pesanan konsumen, apakah mereka memesan yang couple untuk souvenir, atau juga menurut profesi seperti Dokter, atlet, polisi, sampai pemain bola dengan jerseynya,” ujarnya kepada Sumut Pos.
Perlahan namun pasti, usahanya mulai berkibar. Namun yang lebih spesial lagi, Suhendar mulai mengkreasi boneka mengombinasikan dengan unsur lain seperti dedaunan, aksesoris lain seperti gambar dan background berbeda, atau kalau perlu dengan bahan kayu. Endar dan Afdoel pun harus merekrut dua karyawan.
Endar mengungkapkan, konsumen lebih meminati boneka Danbo jersey dan boneka berpasangan dengan tulisan nama konsumen. Selain itu pakaian adat dengan pelaminannya untuk souvenir, ataupun kado.
Sekarang, ‘Rumah Danbo Medan’ malah kerepotan memenuhi pesanan.
Endar mengungkapkan, boneka Danbo itu aslinya dibuat di Jepang. Bahannya dari Fiber. Tetapi untuk mensiasati supaya harganya dapat dijangkau semua kalangan, maka Endar mengganti bahan dasar menjadi karton yang tebalnya hampir dua mili. Kalau ada bahan lainnya hanyaklah lem dan gunting dan semua bahan ada di Medan.
“Kalau di Jepang karena bahannya fiber dijual hingga Rp600 ribuan untuk ukuran kecil. Di Rumah Danbo Medan, hanya Rp45 ribu untuk ukuran 10 cm. Tersedia juga ukuran yang lebih besar, sesuai pesanan. Namun, dengan bahan yang terbuat dari kertas, boneka yang dilengkapi engsel-engsel agar bisa digerakkan dan diputar ini tidak resistan terhadap air,” ujar Endar.
Dalam sehari, Rumah Danbo Medan memproduksi 10 Danbo, atau sekitar 300 boneka per bulan dengan laba sekitar Rp9 jutaan.
Ke depan, Endar bermimpi produknya menembus pasar internasional. “Bagi saya masa muda itu harus kreatif dan produktif, apalagi saya sudah bisa mandiri dengan usaha sendiri, maka tidak akan saya sia-siakan,” ujarnya.(mag-9)
dengan hanya menjadi karyawan di sebuah perusahaan. Karena saatnya yang muda yang berkreasi supaya ke depan bisa tercipta lapangan pekerjaan,” tutupnya mengakhiri pembicaraan. (mag-9)