29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Bareskrim Libatkan Akuntan dan Bankir

JAKARTA: Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan mengaku lupa berapa tepatnya saldo terakhirnya kekayaan Aiptu Labora Sitorus. Anggota Polres Raja Ampat Papua itu sudah ditelisik oleh PPATK sejak enam tahun yang lalu.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Muhammad Yusuf, menyerahkan sepenuhnya data transaksi dan rekening gendut Aiptu Labora Sitorus kepada pihak kepolisian. Pihaknya mengaku tidak tahu lagi detil dari pemilik “bisnis” penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pembalakan liar itu.

Yusuf mengatakan pihaknya sudah mengirim dokumen dari semua temuannya terkait Labora ke Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Namun dia enggan menyebut isi dan rincian dari temuannya itu. “Waduh saya tidak hapal. Tapi sudah saya kirim lengkap ke Kapolri,” kelitnya saat ditemui usai pelantikan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, di gedung Mahkamah Agung (MA), kemarin (24/05).

Saat ditanya tentang kaitannya dengan 60 perusahaan lain, Yusuf juga memilih beralasan tidak ingat. “Semua sudah kita kirim. Cuma saya tidak hapal berapanya,” jawabnya.

Yang pasti, kata dia, ada tiga komponen dalam transaksi dan rekening milik Labora yang nilainya secara total mencapai Rp1,5 triliun itu. pertama dari dana kredit, uang yang masuk ke rekening, dan uang yang keluar dari rekening. “Jadi akumulasi keluar masuk, akumulasi antar dia, dan pihak ketiga, bukan saldonya ya,” ujarnya.

Masih ada berapa uang yang masih tersimpan di rekening Labora? Apakah mencapai Rp50 miliar? “Banyak. Saya tidak hapal dan sudah kita periksa itu semuanya,” ucap Yusuf.

Secara terpisah, penyidik Direktorat Ekonomi Khusus Bareskrim Polri rupanya kesulitan melakukan penelusuran lintasan uang di rekening Labora. Karena itu, mereka meminta bantuan tenaga ahli dari kalangan akuntan.

“Memang betul, ada bantuan tenaga ahli. Supaya bisa membantu penyidik menelusuri rangkaian aliran dana,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar di kantornya kemarin.

Duit Labora juga ditelisik dari keterangan saksi dari kalangan bankir. “Ada empat bank yang kita sudah minta agar membantu proses pengungkapan. Masih berjalan prosesnya,” katanya.

Kasus Labora berawal dari adanya laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait rekening mencurigakan yang disebut terakumulasi mencapai Rp1,5 triliun milik Labora. Laporan yang dikirim oleh PPATK itu merupakan akumulasi transaksi Labora dari tahun 2007 hingga 2012.(gen/rdl)

JAKARTA: Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan mengaku lupa berapa tepatnya saldo terakhirnya kekayaan Aiptu Labora Sitorus. Anggota Polres Raja Ampat Papua itu sudah ditelisik oleh PPATK sejak enam tahun yang lalu.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Muhammad Yusuf, menyerahkan sepenuhnya data transaksi dan rekening gendut Aiptu Labora Sitorus kepada pihak kepolisian. Pihaknya mengaku tidak tahu lagi detil dari pemilik “bisnis” penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pembalakan liar itu.

Yusuf mengatakan pihaknya sudah mengirim dokumen dari semua temuannya terkait Labora ke Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Namun dia enggan menyebut isi dan rincian dari temuannya itu. “Waduh saya tidak hapal. Tapi sudah saya kirim lengkap ke Kapolri,” kelitnya saat ditemui usai pelantikan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, di gedung Mahkamah Agung (MA), kemarin (24/05).

Saat ditanya tentang kaitannya dengan 60 perusahaan lain, Yusuf juga memilih beralasan tidak ingat. “Semua sudah kita kirim. Cuma saya tidak hapal berapanya,” jawabnya.

Yang pasti, kata dia, ada tiga komponen dalam transaksi dan rekening milik Labora yang nilainya secara total mencapai Rp1,5 triliun itu. pertama dari dana kredit, uang yang masuk ke rekening, dan uang yang keluar dari rekening. “Jadi akumulasi keluar masuk, akumulasi antar dia, dan pihak ketiga, bukan saldonya ya,” ujarnya.

Masih ada berapa uang yang masih tersimpan di rekening Labora? Apakah mencapai Rp50 miliar? “Banyak. Saya tidak hapal dan sudah kita periksa itu semuanya,” ucap Yusuf.

Secara terpisah, penyidik Direktorat Ekonomi Khusus Bareskrim Polri rupanya kesulitan melakukan penelusuran lintasan uang di rekening Labora. Karena itu, mereka meminta bantuan tenaga ahli dari kalangan akuntan.

“Memang betul, ada bantuan tenaga ahli. Supaya bisa membantu penyidik menelusuri rangkaian aliran dana,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar di kantornya kemarin.

Duit Labora juga ditelisik dari keterangan saksi dari kalangan bankir. “Ada empat bank yang kita sudah minta agar membantu proses pengungkapan. Masih berjalan prosesnya,” katanya.

Kasus Labora berawal dari adanya laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait rekening mencurigakan yang disebut terakumulasi mencapai Rp1,5 triliun milik Labora. Laporan yang dikirim oleh PPATK itu merupakan akumulasi transaksi Labora dari tahun 2007 hingga 2012.(gen/rdl)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/