MEDAN-Kebakaran yang terjadi di sebuah rumah di Jalan Karet Raya, Perumnas Simalingkar, Kecamatan Medan Tuntungan, Minggu (3/6) kemarin masih menyisakan beberapa cerita menarik untuk disimak.
Salah satunya adalah tentang seorang kakek bernama Marlon Ginting yang rela terbakar demi menyalamatkan cucuk dan anaknya. Hal tersebut terkuak saat kru koran ini menyambangi Jambur Ernala yang berada di Jl Kapiten Purba No 16 Simalingkar Kec Medan Tuntungan, tempat Marlon Ginting dan Mariani br Sitepu disemayamkan, Senin (3/6) siang.
Kepada wartawan Koran ini, anak ketiga korban bernama Bayu (30) mengatakan bahwa saat peristiwa kebaran yang merenggut nyawa kedua orangtuanya tersebut, dia sempat membimbing ayahnya, Marlon Ginting (57) keluar dari kamar yang berada di lantai dua rumah tersebut.
Sayangnya, masih menurut penuturan Bayu, ketika dia menuntun Marlon di tangga menuju dari lantai satu, Marlon malah menghempaskan tangan Bayu. “Tiba-tiba saja ayah malah menghempaskan tanganku sehingga tangannya terlepas,” ucap Bayu.
Kemudian, Bayu mengatakan saat itu dia tidak mengerti kenapa ayahnya berbuat begitu. Tapi seketika dia tersadar kalau ayahnya melakukan itu agar dia bisa menyelamatkan anaknya yang mulai terbatuk-batuk disebabkan kepulan asap. “Secara spontan aku bergegas membawa anakku keluar dari rumah itu,” kenang Bayu.
Selepas menyelamatkan anaknya, Bayu pun berniat kembali ke dalam rumah untuk menyelamatkan ayahnya. Tapi niat itu akhirnya terhalang karena api yang membakar rumah mereka semakin membesar. Akibatnya, Bayu pun hanya bisa pasrah melihat rumah mereka terbakar.
Saat disinggung ke mana mereka akan tinggal setelah ini, Bayu mengatakan bahwa mereka akan kembali ke rumahnya masing-masing. “Sudah berkeluarga kami bang, tak mungkin lagi kami tinggal serumah dengan saudara yang lain. Hanya Siska yang belum menikah. Tapi, kini diapun telah tinggal di rumah nenek kami, bang,” ucapnya.
Sementara itu suasana Jambur Ernala tempat Marlon Ginting dan Mariani br Sitepu disemayamkan terlihat sangat ramai. Tapi, sebagian besar para pelayat berasal dari PTPN IV karena semasa hidupnya Marlon Ginting merupakan karyawan PTPN IV Bahjambi.
“Pak Marlon Ginting semoga Engkau diterima di sisi-Nya. Kami tidak akan melupakan jasamu di PTPN IV,” salah seorang perwakilan PTPN di hadapan para pelayat lainnya.
Kisah haru terasa menyeruak saat putri Marlon Ginting yang berada di Kalimantan bernama Dini tiba di tempat persemayaman. Tak mampu menahan rasa sedihnya, Dini berteriak histeris. “Bapak.., ibu…, baru saja kalian telepon aku, kini sudah kalian tinggalkan aku,” teriak Dini.
Marlon Ginting dan Mariani br Sitepu meninggalkan empat anak yang terdiri dari dua putra dan dua putrid. Keempat anak Marlon adalah Putra Ginting, Dini Ginting, Bayu Ginting, dan Siska Ginting. Lantas siapa Dimas Malau dan bagaimana kondisinya saat ini?
Dimas Malau, pria berusia 25 tahun adalah pekerja di rumah di rumah Marlon Ginting. Saat ini dirinya tengah mendapat perawatan itensif di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP-HAM).
Dimas Malau yang sempat dirawat di IGD RSUP-HAM kemarin, kini telah dipindahkan ke ruang Rindu B, 2B setelah kaki dan tangannya yang terkena luka bakar di operasi. “Dimas sudah dipindahkan ke ruangan, pada pukul 16.55 WIB. Dokter yang menangani adalah dokter spesialis bedah plastik,” ujar Humas RSUP HAM, Sairi Saragih yang diwakili oleh stafnya, Rosa, Senin (3/6).
Lanjutnya, kondisi Dimas yang saat ini didampingi keluarganya sudah stabil. “Sesekali ia memang merasa kesakitan, tapi itu wajar karena luka bakar itu. Luka bakar di tubuhnya hanya 25 persen,” katanya.
Di tempat terpisah, Plt Walikota Medan, Dzulmi Eldin mengatakan kepada Sumut Pos bahwa Pemko Medan akan memberi sumbangan kepada keluarga korban dan juga akan membiayai seluruh biaya perobatan Dimas Malau. “Semoga bermanfaat, kita juga menghimbau agar masyarakat lebih waspada agar kebakaran tidak lagi terjadi, “ imbuhnya (mag-13/ind/smg)