26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Terkait Jaringan Pengebom Polres Poso dan Jaringan Bima

JAKARTA-Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menembak mati terduga teroris bernama Nudin alias Bondan di Jalan Irian, Poso, Sulawesi Tengah, kemarin sekitar pukul 16 Wita. Petugas menembak terduga setelah ada upaya perlawanan saat akan diringkus.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar menjelaskan, operasi masih berlangsung di lapangan. “Masih ada tersangka lain yang dikejar,” ujar Boy. Petugas  berhasil menemukan barang bukti berupa senjata api jenis pistol dan enam butir peluru.

Boy menjelaskan, saat tersangka naik sepeda motor keluar dari Kayamanya menuju Jalan Irian, anggota berusaha menghentikan. Namun yang bersangkutan melaju dan menabrak mobil. Pada saat akan ditangkap, tersangka menembak anggota Densus 88 Antiteror sehingga anggota membalas tembakan dan mengakibatkan tersangka meninggal dunia.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos (Grup Sumut Pos), anggota Densus yang ditembak itu luka parah. Namun, Boy mengaku belum menerima update informasi. “Untuk anggota masih kami cek ulang, yang jelas tersangka tewas,” katanya.

Penyidik Densus 88 Mabes Polri juga masih mendalami peran dua orang yang ditangkap akhir pekan di Sulawesi Selatan. Keduanya masih diperiksa di suatu tempat yang dirahasiakan.

“Betul,  ini lanjutan penangkapan pada hari Sabtu di dua tempat Makassar dan Poso. Dengan tersangka pelaku teror atas nama Fatih dan Mus’ab,” katanya.

Fatih ditangkap jam 19.30 Wita di perumahan Permata Sudiang Kecamatan Brinkinaya, Makassar sementara Mus’ab alias Amir alias Umar alias Madinah ditangkap di jalan depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kayamanya, Poso Kota jam 18.30 Wita.

“Saat ini para tersangka masih dilakukan pemeriksaan dugaan keterlibatan yang bersangkutan adalah terkait dengan peledakan bom Pondok Pesantren Umar bin Khatab (UBK) di Bima,” katanya.

Mereka diduga juga ikut pelatihan militer di Gunung Biru Tamanjeka, Poso pada bulan April 2012 masuk regu 2 bersama Santoso yang saat ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). “Mereka juga diketahui mengetahui identitas pelaku pengeboman tunggal Polres Poso awal Juni lalu,” katanya.
Secara terpisah, Kepala BNPT Ansyaad Mbai menjelaskan, setiap operasi penindakan selalu berdasar bukti dan fakta yang kuat. “Kami tidak pernah salah tangkap atau asal-asalan dalam menangkap,” ujarnya.

Ansyaad, menjelaskan, BNPT selalu mendapatkan  kritik dari berbagai pihak selama ini. Termasuk di antaranya menyangkut penangkapan terduga teroris, Farouk, di Kelurahan Sudiang, Makassar. BNPT ditudfing tidak peka karena Farouk baru saja keluar dari masjid.

“Penangkapan terduga teroris yang habis beribadah, ini hal (yang) sangat berbahaya sekali. Bisa menimbulkan konflik di masyarakat. Tapi intelijen sudah mengatakan bahwa ini orang yang berbahaya. Dan ini orang yang potensial melakukan tindakan berbahaya, jadi tetap kami tangkap,” katanya.
Farouk sehari-hari menjadi  imam Masjid Besar Al-Musabbihin di Kompleks Perumahan Permata Sudiang Raya, Blok H2 No 11, RT 2, RW 24, Jalan Dg Ramang, Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. “Kita tidak memerangi Islam, kami menangkap orang yang berpotensi melakukan tindakan berbahaya,” katanya. (rdl/jpnn)

JAKARTA-Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menembak mati terduga teroris bernama Nudin alias Bondan di Jalan Irian, Poso, Sulawesi Tengah, kemarin sekitar pukul 16 Wita. Petugas menembak terduga setelah ada upaya perlawanan saat akan diringkus.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar menjelaskan, operasi masih berlangsung di lapangan. “Masih ada tersangka lain yang dikejar,” ujar Boy. Petugas  berhasil menemukan barang bukti berupa senjata api jenis pistol dan enam butir peluru.

Boy menjelaskan, saat tersangka naik sepeda motor keluar dari Kayamanya menuju Jalan Irian, anggota berusaha menghentikan. Namun yang bersangkutan melaju dan menabrak mobil. Pada saat akan ditangkap, tersangka menembak anggota Densus 88 Antiteror sehingga anggota membalas tembakan dan mengakibatkan tersangka meninggal dunia.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos (Grup Sumut Pos), anggota Densus yang ditembak itu luka parah. Namun, Boy mengaku belum menerima update informasi. “Untuk anggota masih kami cek ulang, yang jelas tersangka tewas,” katanya.

Penyidik Densus 88 Mabes Polri juga masih mendalami peran dua orang yang ditangkap akhir pekan di Sulawesi Selatan. Keduanya masih diperiksa di suatu tempat yang dirahasiakan.

“Betul,  ini lanjutan penangkapan pada hari Sabtu di dua tempat Makassar dan Poso. Dengan tersangka pelaku teror atas nama Fatih dan Mus’ab,” katanya.

Fatih ditangkap jam 19.30 Wita di perumahan Permata Sudiang Kecamatan Brinkinaya, Makassar sementara Mus’ab alias Amir alias Umar alias Madinah ditangkap di jalan depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kayamanya, Poso Kota jam 18.30 Wita.

“Saat ini para tersangka masih dilakukan pemeriksaan dugaan keterlibatan yang bersangkutan adalah terkait dengan peledakan bom Pondok Pesantren Umar bin Khatab (UBK) di Bima,” katanya.

Mereka diduga juga ikut pelatihan militer di Gunung Biru Tamanjeka, Poso pada bulan April 2012 masuk regu 2 bersama Santoso yang saat ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). “Mereka juga diketahui mengetahui identitas pelaku pengeboman tunggal Polres Poso awal Juni lalu,” katanya.
Secara terpisah, Kepala BNPT Ansyaad Mbai menjelaskan, setiap operasi penindakan selalu berdasar bukti dan fakta yang kuat. “Kami tidak pernah salah tangkap atau asal-asalan dalam menangkap,” ujarnya.

Ansyaad, menjelaskan, BNPT selalu mendapatkan  kritik dari berbagai pihak selama ini. Termasuk di antaranya menyangkut penangkapan terduga teroris, Farouk, di Kelurahan Sudiang, Makassar. BNPT ditudfing tidak peka karena Farouk baru saja keluar dari masjid.

“Penangkapan terduga teroris yang habis beribadah, ini hal (yang) sangat berbahaya sekali. Bisa menimbulkan konflik di masyarakat. Tapi intelijen sudah mengatakan bahwa ini orang yang berbahaya. Dan ini orang yang potensial melakukan tindakan berbahaya, jadi tetap kami tangkap,” katanya.
Farouk sehari-hari menjadi  imam Masjid Besar Al-Musabbihin di Kompleks Perumahan Permata Sudiang Raya, Blok H2 No 11, RT 2, RW 24, Jalan Dg Ramang, Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. “Kita tidak memerangi Islam, kami menangkap orang yang berpotensi melakukan tindakan berbahaya,” katanya. (rdl/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/