MEDAN- Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru disetujui adalah rencana yang semakin menumpang tindihkan masyarakat dalam hal kebutuhan ekonomi.
Demikian dikatakan Pengamat Politik & Pemerintahan daru Universitas Medan Area, Dadang Darmawan, dapat dilihat dari kebutuhan ajaran baru masuk sekolah, memasuki bulan ramadhan dan lebaran.
“Rencana kenaikan BBM dibulan ini semakin menyengsarakan rakyat. Pasalnya rakyat harus memikirkan anak masuk sekolah, bulan puasa dan lebaran yang sudah dekat, yang kita ketahui ketika bulan puasa & lebaran akan tiba, harga akan naik, baik itu naik atau tidaknya BBM,” katanya, Rabu (19/6).
Dadang mengatakan, rencana kenaikan BBm ini dinilai tidak hanya semakin memberatkan masyarakat saja, melainkan juga mengarah pada ranah politik, yakni adanya Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Dimana, lanjut Dadang, BLSM yang akan disalurkan pemerintah dianggap sebagai pencitraan dan menarik simpati masyarakat pada momen pemilihan umum 2014 mendatang.
“Untuk apa diberikan BLSM, toh juga BLSM dianggap kurang memperhatikan apa yang sesungguhnya dibutuhkan masyarakat. Hanya pencitraan saja BLSM ini,” jelasnya.
Oleh karena itu, masih kata Dadang, faktor ekonomi & politik yang menjadi faktor utama pada rencana kenaikan BBM tahun ini sudah tidak lagi menguntungkan bagi rakyat yang mengakibatkan banyaknya aksi unjuk rasa yang berujung pada aksi anarkis. (kl/smg)
MEDAN- Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru disetujui adalah rencana yang semakin menumpang tindihkan masyarakat dalam hal kebutuhan ekonomi.
Demikian dikatakan Pengamat Politik & Pemerintahan daru Universitas Medan Area, Dadang Darmawan, dapat dilihat dari kebutuhan ajaran baru masuk sekolah, memasuki bulan ramadhan dan lebaran.
“Rencana kenaikan BBM dibulan ini semakin menyengsarakan rakyat. Pasalnya rakyat harus memikirkan anak masuk sekolah, bulan puasa dan lebaran yang sudah dekat, yang kita ketahui ketika bulan puasa & lebaran akan tiba, harga akan naik, baik itu naik atau tidaknya BBM,” katanya, Rabu (19/6).
Dadang mengatakan, rencana kenaikan BBm ini dinilai tidak hanya semakin memberatkan masyarakat saja, melainkan juga mengarah pada ranah politik, yakni adanya Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Dimana, lanjut Dadang, BLSM yang akan disalurkan pemerintah dianggap sebagai pencitraan dan menarik simpati masyarakat pada momen pemilihan umum 2014 mendatang.
“Untuk apa diberikan BLSM, toh juga BLSM dianggap kurang memperhatikan apa yang sesungguhnya dibutuhkan masyarakat. Hanya pencitraan saja BLSM ini,” jelasnya.
Oleh karena itu, masih kata Dadang, faktor ekonomi & politik yang menjadi faktor utama pada rencana kenaikan BBM tahun ini sudah tidak lagi menguntungkan bagi rakyat yang mengakibatkan banyaknya aksi unjuk rasa yang berujung pada aksi anarkis. (kl/smg)