LONDON-Jalan terjal menyertai ambisi Rafael Nadal untuk meraih gelar ketiganya di grand slam Wimbledon. Petenis Spanyol itu hanya menempati unggulan kelima di daftar unggulan yang dirilis penyelenggara. Dengan demikian, ia sudah akan bertemu para unggulan utama di empat besar saat menjalani perempat final.
Nadal membawa optimisme tinggi menuju Wimbledon yang pernah dimenangkannya pada 2008 dan 2010. Kurang dari dua pekan lalu, ia meraih gelar juara untuk kedelapan kali di grand slam Prancis Terbuka. Di Prancis Terbuka, ia menempati unggulan keempat dan sudah bertemu unggulan teratas Novak Djokovic (Serbia) di semifinal.
All England Club, penyelenggara Wimbledon, merilis nama-nama unggulan Wimbledon yang sudah akan dimulai Senin (24/6) pekan depan. Tak ada kejutan berarti, Djokovic diikuti oleh andalan tuan rumah Andy Murray, lalu juara enam kali Roger Federer (Swiss) dan David Ferrer (Spanyol).
Drawing babak utama Wimbledon baru akan dilakukan hari ini (21/6). Peluang terjadinya pertandingan besar yang melibatkan Nadal juga cukup kuat. Ada peluang Nadal harus mengalahkan tiga dari empat unggulan teratas untuk kembali mengangkat trofi juara.
“Saya akan mendaftarkan diri melawan Rafa besok jika ada orang yang menawari saya. Anda bisa mengatakan, jika saya bisa melalui laga tersebut maka semifinal tak seberat sebelumnya. Tapi jika Anda ingin menjadi juara di turnamen terbesar, maka Anda harus mengalahkan semua petenis terbaik,” tutur Murray.
Murray tentu saja kembali menanggung beban berat di bahunya. Ia menjadi harapan Inggris Raya untuk menjadi petenis tuan rumah pertama di era terbuka yang menjadi juara di Wimbledon. Sebelumnya, petenis Inggris Raya terakhir yang menjadi juara tunggal putra adalah Fred perry pada 1936.
Tahun lalu, Murray mampu melepaskan tekanan di grand slam dengan menjadi juara Amerika Serikat (AS) Terbuka. Sayang, sebelum Prancis Terbuka ia mengalami cedera punggung dan absen di Roland Garros. Tapi, di daftar peringkat, ia mencicipi peringkat terbaiknya, yakni peringkat kedua.
Sementara, Nadal masih harus berkutat di posisi kelima setelah awal tahun ini ia masih harus absen akibat pemulihan cedera tendinitis lutut kirinya. Gelar juara dari Prancis Terbuka juga tak berbuah bonus poin. Sebab, sesuai regulasi ATP (Asosiasi Tenis Putra), petenis yang menyamai prestasi tahun sebelumnya tak mendapatkan bonus poin.
Namun, perjalanan Nadal sepanjang tahun ini menunjukkan grafik yang mengagumkan. Sejak kembali ke kompetisi, Februari lalu, ia sudah meraih tujuh gelar juara dari sembilan turnamen yang diikutinya.
Nadal pun berpeluang besar meningkatkan posisinya di ranking ATP usai Wimbledon. Itu tak lepas dari langkah yang didapatkannya di Wimbledon tahun lalu. Di Wimbledon 2013, Nadal hanya sampai di babak kedua setelah menelan kekalahan oleh petenis Republik Ceko Lukas Rosol. (ady/jpnn)
Jumpa Unggulan di Perempat Final
LONDON-Jalan terjal menyertai ambisi Rafael Nadal untuk meraih gelar ketiganya di grand slam Wimbledon. Petenis Spanyol itu hanya menempati unggulan kelima di daftar unggulan yang dirilis penyelenggara. Dengan demikian, ia sudah akan bertemu para unggulan utama di empat besar saat menjalani perempat final.
Nadal membawa optimisme tinggi menuju Wimbledon yang pernah dimenangkannya pada 2008 dan 2010. Kurang dari dua pekan lalu, ia meraih gelar juara untuk kedelapan kali di grand slam Prancis Terbuka. Di Prancis Terbuka, ia menempati unggulan keempat dan sudah bertemu unggulan teratas Novak Djokovic (Serbia) di semifinal.
All England Club, penyelenggara Wimbledon, merilis nama-nama unggulan Wimbledon yang sudah akan dimulai Senin (24/6) pekan depan. Tak ada kejutan berarti, Djokovic diikuti oleh andalan tuan rumah Andy Murray, lalu juara enam kali Roger Federer (Swiss) dan David Ferrer (Spanyol).
Drawing babak utama Wimbledon baru akan dilakukan hari ini (21/6). Peluang terjadinya pertandingan besar yang melibatkan Nadal juga cukup kuat. Ada peluang Nadal harus mengalahkan tiga dari empat unggulan teratas untuk kembali mengangkat trofi juara.
“Saya akan mendaftarkan diri melawan Rafa besok jika ada orang yang menawari saya. Anda bisa mengatakan, jika saya bisa melalui laga tersebut maka semifinal tak seberat sebelumnya. Tapi jika Anda ingin menjadi juara di turnamen terbesar, maka Anda harus mengalahkan semua petenis terbaik,” tutur Murray.
Murray tentu saja kembali menanggung beban berat di bahunya. Ia menjadi harapan Inggris Raya untuk menjadi petenis tuan rumah pertama di era terbuka yang menjadi juara di Wimbledon. Sebelumnya, petenis Inggris Raya terakhir yang menjadi juara tunggal putra adalah Fred perry pada 1936.
Tahun lalu, Murray mampu melepaskan tekanan di grand slam dengan menjadi juara Amerika Serikat (AS) Terbuka. Sayang, sebelum Prancis Terbuka ia mengalami cedera punggung dan absen di Roland Garros. Tapi, di daftar peringkat, ia mencicipi peringkat terbaiknya, yakni peringkat kedua.
Sementara, Nadal masih harus berkutat di posisi kelima setelah awal tahun ini ia masih harus absen akibat pemulihan cedera tendinitis lutut kirinya. Gelar juara dari Prancis Terbuka juga tak berbuah bonus poin. Sebab, sesuai regulasi ATP (Asosiasi Tenis Putra), petenis yang menyamai prestasi tahun sebelumnya tak mendapatkan bonus poin.
Namun, perjalanan Nadal sepanjang tahun ini menunjukkan grafik yang mengagumkan. Sejak kembali ke kompetisi, Februari lalu, ia sudah meraih tujuh gelar juara dari sembilan turnamen yang diikutinya.
Nadal pun berpeluang besar meningkatkan posisinya di ranking ATP usai Wimbledon. Itu tak lepas dari langkah yang didapatkannya di Wimbledon tahun lalu. Di Wimbledon 2013, Nadal hanya sampai di babak kedua setelah menelan kekalahan oleh petenis Republik Ceko Lukas Rosol. (ady/jpnn)