MESKI pembongkaran kios pedagang buku kembali tertunda, Pemko Medan tetap yakin bahwa pembangunan Skybridge City Check In Lapangan Merdeka selesai sebelum tangggal 25 Juli mendatang. Begitu juga dengan lapangan parkir, diyakini akan selesai sebelum soft operation Kuala Namu International Airport (KNIA).
“Kita tetap yakin kalau pembangunann
Skybridge City Check In Lapangan Merdeka itu selesai sebelum tanggal 25 Juli mendatang, asalkan tidak mendapat halangan-halangan lagi, seperti cuaca dan masalah pedagang buku itu,” ujar Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kota Medan Gunawan Surya Lubis kepada Sumut Pos, Kamis (20/6).
Dijelaskannya, pembangunan skybridge itu sudah mulai dilakukan sejak awal pekan lalu. Namun, mereka masih fokus mengerjakan di sisi Stasion Besar Kereta Api. Sisi sebelah Lapangan Merdeka belum bisa dikerjakan, karena terkendala kios Pedagang Buku. “Karena itu, pembangunan skybridge itu tergantung masalah kios pedagang buku. Kalau pedagang buku cepat pindah, maka skybridge itu secepatnya kita selesaikan,” jelasnya.
Saat ini, untuk skybridge, kerangkanya sudah oke. Eskalator juga sudah dibeli dan tinggal dipasang. Sedangkan, untuk lahan parkir, tinggal membongkar kios pedagang buku, diratakan lalu diaspal. “Untuk kerangka skybridge sudah oke, begitu juga dengan eskalatornya sudah kita beli dan tinggal dipasang. Kalau untuk lahan parkir, tinggal meratakan kios buku lalu diaspal,” sebutnya.
Ditambahkan, sebenarnya dalam target, pembangunan jembatan penghubung antara Lapangan Merdeka dengan Stasiun Kereta Api Medan itu sudah selesai. Awalnya, pihaknya merencanakan melanjutkan pembangunannya mulai awal Mei 2013 lalu, namun rencana itu terus tertunda karema masalah pedagang buku. “Kalau berdasarkan rencana awal, seharusnya sudah selesai. Tapi, pengerjaan kita terkendala pedagang buku. Berapa waktu yang sudah terlewati akibat permasalahan ini,” paparnya.
Pada intinya, lanjutnya, penyelesaian skybridge itu tergantung pedagang buku. Pihaknya tidak mungkin membangun ketika masih ada pihak lain yang mengklaim atas lahan itu. “Kita tidak mungkin melakukan pembangunan di saat orang lain juga ada di lokasi dan mengklaim atas lahan itu. Kita berharap agar kasus pedagang buku ini selesai dalam tiga hari ini, sehingga minggu depan kita bisa memulai pembangunan,” paparnya.
Untuk mempercepat pemindahan pedagang buku tersebut.
Dia juga mengkritisi tindakan pedagang buku yang kurang merawat kios di Jalan Pegadaian itu. “Kita juga sangat menyesalkan karena pedagang terkesan mengabaikan kios ini. Buktinyan bola lampunya sudah berhilangan, sehingga terpaksa kita ganti,” tandasnya.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kota Medan H Denni Ilham Panggabean menilai, proses pembangunan skybridge itu memang Sky bridge itu memang tergantung pedagang buku. Selama pedagang buku belum pindah, maka pembangunan tidak bisa dilakukan. “Karena itu, kita meminta agar Pemko Medan segera memindahkan pedagang buku itu terlebih dahulu. Namun, saya melihat kalau pedagang buku juga masih enggan pindah karena kios di Jalan Pegadaian belum sesuai,” jelasnya.
Politisi dari Partai Demokrat ini mengapresiasi tindakan Pemko Medan yang setuju untuk memperbaiki kios di Jalan Pegadaian itu. Cara itu memang solusi terbaik, karena melakukan penggusuran paksa akan merugikan kedua belah pihak. “Kita mendukung tindakan Pemko Medan yang setuju terlebih dahulu memperbaiki kios di Jalan Pegadaian itu. Kita berharap agar perbaikan kios itu cepat selesai, sehingga pembangunan skybridge itu cepat dimulai,” paparnya. (dek)