BINJAI-Tudiangan bahwa, seleksi penyuluh agama Islam Non PNS. Yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) Kota Binjai, baru-baru ini bernuansa Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN).Ternyata tidak isapan jempol saja. Bahkan pengakuan dari Drs MHD Ridwan selaku ketua panitia seleksi ujian membenarkan hal tersebut. Dan mereka terpaksa meluluskan seorang anak di kementerian Agama Kota Binjai karena mereka segan dan takut disewoti karena sesama rekan kerja..” Terpaksa kami lakukan demikian. Karena kami panitia seperti buah simalakama,kalau tidak diluluskan anaknya kami disewoti bapaknya yang sesama rekan kerja.Hal ini disebutkanya saat dimintai wartawan keterangannya Rabu (27/6) via telpon.
Lanjut Ridwan, praktek yang dianggap- ada unsur KKN, tidak semuanya melainkan satu orang saja dari 43 orang yang dinyatakan lulus yakni penyuluh di Binjai utara. “Bagaimana pula, ayahnya staf kami di Kemenag binjai.kalau tidak di luluskan, tidak enak pula. Melaporlah nanti ia kepejabat ini itu. Jadi takut lah kami disewoti. Ujarnya lagi dengan polos.
Karena itu selaku ketua panitia mohon maaflah atas kelalai tersebut. Dan perlu digaris bawahi, dari 43 orang yang lulus tersebut, hanya satu orang yang berbau KKN selebihnya murni. Tegasnya.
“satu orang saja yang dari keluarga Kemenag selebihnya murni”singkatnya.
Sementara salah seorang peserta Penyuluh dari Binjai Utara Ustad Asmurid Hafiz yang tidak lulus, sangat menyayangkan kejadian itu, seharusnya hal itu tidak mesti terjadi di Kementerian Agama yang simbolnya iklas beramal.siapa lagi yang kita percaya kalau intansi keagamaan juga ikut prakti KKN.tandasanya.
“Kalau tidak mampu ya katakan tidak mampu. Jangan ada unsur, titipan dan hanya alas an takut sama bapaknya dan terpaksa diluluskan. Hal ini tidak betul.”jelasnya.
Oleh karena itu, ungkap ustad lulusan pondok pesantren mustafawiyah purba baru ini, diminta pada Ka Kanwil Kementerian Agama Sumut supaya membatalkan semua peserta penyuluh Kemenag Binjai yang baru lulus seleksi karena tidak murni. Dan dilakukan kembali uji peserta baru, sehingga terjaga kemurnia.dan kalaupun dibuat seleksi, harus ada pengawasan dari Kanwil Kemenag Sumut sehingga tidak seenaknya panitia. Hal ini dianggap perlu karena orang-orang yang hendak ditempatkan tersebut sebagai penyuluh agama Islam,Ujarnya.
Disamping itu, ia juga berharap ada tindakan bagi kementerian agama kota Binjai, atas kecorobohan panitia dan orang-orang yang bertanggung jawab dibidang tersebut. Sebab seleksi hajat orang banyak ini ternyata dipermainkan oleh oknum tertentu untuk kepentingan pribadi. Padahal semagatnya penyuluh ini untuk memakmurkan masjid mengaji dan perkembangan Islam.” Kalau dibuat unsur KKN apa lagi yang ditempatkan tidak pandai mengaji dan tidak paham agama, serta tidak terpuji di tengah masyarakat bagaimana nanti hasilnya. Dan siapa yang bertanggung jawab atas kemaslahatan umat ini kedepan”beber Usta yang juga hafiz qur’an ini.
Sementara peserta penyuluh yang lain, K. Ahmad yang sebelumnya menuding seleksi kuat bernuansa KKN. Menurutnya tidak mungkin satu orang saja keluarga kemenag Binjai berbau KKN, melainkan banyak lagi.
Dan info yang didapat di Kemenag Binjai, dari 43 orang yang dinyatakan lulus, sudah dijatah-jatah. 14 orang panitia, per orang satu jatah. Kemudian 3 jatah pimpinan. Karena itu Ka Kanwil Kemenag Sumut diharapkan melakukan pengusutan atas seleksi penyuluh Kemenag Binjai. dan bila perlu tindakan tegas oknum dan orang-orang yang bertanggungjawab atas terjadinya seleksi penyuluh Non PNS tersebut karena sarat KKN. Tandasnya. (kl/smg)