26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Usung 7 Riset Unggulan

MEDAN-Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhamad Hatta akan menampilkan 7 riset ke kancah internasional. Diharapkan, dengan 7 riset unggulan ini diharapkan dapat meningkatkan peran swasta dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

MATERI: Menristek Gusti Muhammad Hatta, MS (tengah) mendengarkan materi  disampaikan saat APEC  Hotel Santika Medan, Senin (1/7).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
MATERI: Menristek Gusti Muhammad Hatta, MS (tengah) mendengarkan materi yang disampaikan saat APEC di Hotel Santika Medan, Senin (1/7).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Hal tersebut diungkapkannya usai membuka APEC Policy Partnership on Science, Technology and Innovation (PPSTI), di Santika Dyandra Premiere Hotel Medan, Senin (1/7). “Ada 7 sektor riset unggulan yang kita sodorkan, yaitu bidang pertanian dan ketahanan pangan, ketahanan energi, teknologi informasi, industri pertahanan, bioteknologi, teknologi nuklir, dan teknologi kesehatan,” ujarnya.

Dijelaskannya, Indonesia akan memanfaatkan forum ini untuk mempromosikan hasil penelitian, sekaligus bertukar pengalaman dari anggota ekonomi APEC. Saat ini Indonesia memiliki banyak riset berkualitas yang siap untuk dikomersilkan tak sekadar untuk pasar dalam negeri, namun juga di mancanegara.

Misalnya, hasil riset dari Badan Tenaga Nuklir (Batan) di bidang pertanian yang telah mampu menghasilkan padi sebanyak 10 ton dari tiap hektarnya. Saat ini, kata dia, rata-rata pola tanam di Indonesia baru mampu menghasilkan 6 ton per hektar. “Atau asil penelitian Batan lainnya adalah teknologi isotop yang mampu mendeteksi panyakit kanker sejak dini,” lanjutnya.

Saat ini, sudah ada pesanan dari banyak rumah sakit besar di Indonesia, yang belum mampu penuhi. Sedangkan untuk luar negeri, semisal China sudah memesan ke Indonesia.

Sedangkan untuk industri pertahanan, selain beberapa negara tetangga, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) juga mendorong pengembangannya dengan banyak menggunakan hasil dalam negeri semisal pesawat, kapal perang, dan peluncur roket. Beberapa negara tertarik dengan hasil dan pengembangan riset di Indonesia. Ia menyebutkan, Jepang dan Korea Selatan yang melirik pengembangan riset teknologi; Norwegia dan Swedia di riset lingkungan; serta Jerman dan Jepang yang kerap bertukar informasi terkait dengan riset bencana alam.

Pemerintah akan terus berupaya mendorong peningkatan kualitas riset di Indonesia. Salah satunya dengan menciptakan lingkungan yang mendorong adanya inovasi. Hal ini dilakukan melalui pemberian penghargaan, fasilitasi hak cipta, serta peningkatan remunerasi bagi para peneliti.

Untuk pendanaan ini, pemerintah berharap agar ada campur tangan swasta. Bahkan, pemerintah akan memberikan insentif melalui aturan perundangan. Karena, dengan adanya insentif ini akan meningkatkan minat peneliti dalam berinovasi.

Gusti mengatakan, setiap anggota APEC harus mampu mengambil manfaat dari pertemuan kerja sama ini. Pasalnya, kata Gusti, dalam forum ini juga memberikan kesempatan pada pihak swasta untuk ikut sumbang saran dalam penyusunan kebijakan Iptek pada anggota ekonomi APEC.

Tengku Erry Lobi Menristek

Sementara itu, workshop Penguatan Pusat Unggulan Iptek (PUI), Senin (1/7) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Jalan Brigjed Katamso No 51 Medan dimanfaatkan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nurady melobi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Prof Dr Ir Gusti Muhammad Hatta. Kepada Muhammad Hatta, Wagubsu meminta agar pemerintah pusat ikut memajukan sejumlah pusat unggulan Iptek di provinsi ini.

Workshop selain dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumut H Tengku Erry Nuradi MSi, juga dihadiri Sesmenristek, Success Story PPKS Dr Ir Witjaksana Darmosarkoro, Deputi Kelembagaan, pengelola Pusat Unggulan Iptek dan seluruh peserta workshop. “Untuk itu pelaksanaan acara ini sangat saya dukung agar semua pusat unggulan Iptek yang ada di Indonesia dapat meningkatkan kapasitasnya menjadi lembaga penelitian bertaraf internasional. Workshop ini tentu hasilnya akan sangat strategis mendukung keberhasilan program MP3EI seperti Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke,” jelas Erry.

Wagubsu juga menyampaikan, Masih sedikitnya lembaga litbang yang dikembangkan menjadi PUI di Indonesia hal ini mengisyaratkan bahwa masih rendahnya daya inovasi dan daya saing bangsa kita saat ini.

Pengembangan pusat unggulan IPTEK merupakan salah satu strategi sesuai Perpres no 32 tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I) 2011-2025. Yaitu pengembangan center of excellence di setiap koridor ekonomi yang didorong melalui penembangan SDM dan Iptek yang sesuai untuk peningkatan daya saing.

“Untuk itu saya harap kepada bapak Menteri Riset dan Teknologi kiranya tidak hanya meningkatkan lembaga kelitbangan di pusat saja, namun juga mendorong peningkatan Pusat Unggulan Iptek di daerah khususnya di Sumut ini. Karena potensi alam kita luar biasa dan sangat berpeluang untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan pembangunan ekonomi secara nasional,” harap Wagubsu.

Selain itu Wagubsu juga berharap kementerian riset dan teknologi dapat memberikan arahan dan mendukung Sumut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian barat. Dan membantu memberi dukungan dalam pengembangan Danau Toba dan Mebidangro sebagai kawasan strategis nasional.

Usai membuka Workshop Penguatan PUI, Menristek didampingi Wagubsu serta peserta lainya mengunjungi galeri di PPKS yang menampilkan beberapa produk-produk riset dan teknologi dari hasil pusat penelitian kelapa sawit. Menristek dan peserta lainnya dijadwalkan melakukan kunjungan ke Perkebunan Kelapa Sawit Marihat, Simalungun dan Danau Toba. (ram)

MEDAN-Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhamad Hatta akan menampilkan 7 riset ke kancah internasional. Diharapkan, dengan 7 riset unggulan ini diharapkan dapat meningkatkan peran swasta dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

MATERI: Menristek Gusti Muhammad Hatta, MS (tengah) mendengarkan materi  disampaikan saat APEC  Hotel Santika Medan, Senin (1/7).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
MATERI: Menristek Gusti Muhammad Hatta, MS (tengah) mendengarkan materi yang disampaikan saat APEC di Hotel Santika Medan, Senin (1/7).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Hal tersebut diungkapkannya usai membuka APEC Policy Partnership on Science, Technology and Innovation (PPSTI), di Santika Dyandra Premiere Hotel Medan, Senin (1/7). “Ada 7 sektor riset unggulan yang kita sodorkan, yaitu bidang pertanian dan ketahanan pangan, ketahanan energi, teknologi informasi, industri pertahanan, bioteknologi, teknologi nuklir, dan teknologi kesehatan,” ujarnya.

Dijelaskannya, Indonesia akan memanfaatkan forum ini untuk mempromosikan hasil penelitian, sekaligus bertukar pengalaman dari anggota ekonomi APEC. Saat ini Indonesia memiliki banyak riset berkualitas yang siap untuk dikomersilkan tak sekadar untuk pasar dalam negeri, namun juga di mancanegara.

Misalnya, hasil riset dari Badan Tenaga Nuklir (Batan) di bidang pertanian yang telah mampu menghasilkan padi sebanyak 10 ton dari tiap hektarnya. Saat ini, kata dia, rata-rata pola tanam di Indonesia baru mampu menghasilkan 6 ton per hektar. “Atau asil penelitian Batan lainnya adalah teknologi isotop yang mampu mendeteksi panyakit kanker sejak dini,” lanjutnya.

Saat ini, sudah ada pesanan dari banyak rumah sakit besar di Indonesia, yang belum mampu penuhi. Sedangkan untuk luar negeri, semisal China sudah memesan ke Indonesia.

Sedangkan untuk industri pertahanan, selain beberapa negara tetangga, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) juga mendorong pengembangannya dengan banyak menggunakan hasil dalam negeri semisal pesawat, kapal perang, dan peluncur roket. Beberapa negara tertarik dengan hasil dan pengembangan riset di Indonesia. Ia menyebutkan, Jepang dan Korea Selatan yang melirik pengembangan riset teknologi; Norwegia dan Swedia di riset lingkungan; serta Jerman dan Jepang yang kerap bertukar informasi terkait dengan riset bencana alam.

Pemerintah akan terus berupaya mendorong peningkatan kualitas riset di Indonesia. Salah satunya dengan menciptakan lingkungan yang mendorong adanya inovasi. Hal ini dilakukan melalui pemberian penghargaan, fasilitasi hak cipta, serta peningkatan remunerasi bagi para peneliti.

Untuk pendanaan ini, pemerintah berharap agar ada campur tangan swasta. Bahkan, pemerintah akan memberikan insentif melalui aturan perundangan. Karena, dengan adanya insentif ini akan meningkatkan minat peneliti dalam berinovasi.

Gusti mengatakan, setiap anggota APEC harus mampu mengambil manfaat dari pertemuan kerja sama ini. Pasalnya, kata Gusti, dalam forum ini juga memberikan kesempatan pada pihak swasta untuk ikut sumbang saran dalam penyusunan kebijakan Iptek pada anggota ekonomi APEC.

Tengku Erry Lobi Menristek

Sementara itu, workshop Penguatan Pusat Unggulan Iptek (PUI), Senin (1/7) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Jalan Brigjed Katamso No 51 Medan dimanfaatkan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nurady melobi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Prof Dr Ir Gusti Muhammad Hatta. Kepada Muhammad Hatta, Wagubsu meminta agar pemerintah pusat ikut memajukan sejumlah pusat unggulan Iptek di provinsi ini.

Workshop selain dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumut H Tengku Erry Nuradi MSi, juga dihadiri Sesmenristek, Success Story PPKS Dr Ir Witjaksana Darmosarkoro, Deputi Kelembagaan, pengelola Pusat Unggulan Iptek dan seluruh peserta workshop. “Untuk itu pelaksanaan acara ini sangat saya dukung agar semua pusat unggulan Iptek yang ada di Indonesia dapat meningkatkan kapasitasnya menjadi lembaga penelitian bertaraf internasional. Workshop ini tentu hasilnya akan sangat strategis mendukung keberhasilan program MP3EI seperti Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke,” jelas Erry.

Wagubsu juga menyampaikan, Masih sedikitnya lembaga litbang yang dikembangkan menjadi PUI di Indonesia hal ini mengisyaratkan bahwa masih rendahnya daya inovasi dan daya saing bangsa kita saat ini.

Pengembangan pusat unggulan IPTEK merupakan salah satu strategi sesuai Perpres no 32 tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I) 2011-2025. Yaitu pengembangan center of excellence di setiap koridor ekonomi yang didorong melalui penembangan SDM dan Iptek yang sesuai untuk peningkatan daya saing.

“Untuk itu saya harap kepada bapak Menteri Riset dan Teknologi kiranya tidak hanya meningkatkan lembaga kelitbangan di pusat saja, namun juga mendorong peningkatan Pusat Unggulan Iptek di daerah khususnya di Sumut ini. Karena potensi alam kita luar biasa dan sangat berpeluang untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan pembangunan ekonomi secara nasional,” harap Wagubsu.

Selain itu Wagubsu juga berharap kementerian riset dan teknologi dapat memberikan arahan dan mendukung Sumut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian barat. Dan membantu memberi dukungan dalam pengembangan Danau Toba dan Mebidangro sebagai kawasan strategis nasional.

Usai membuka Workshop Penguatan PUI, Menristek didampingi Wagubsu serta peserta lainya mengunjungi galeri di PPKS yang menampilkan beberapa produk-produk riset dan teknologi dari hasil pusat penelitian kelapa sawit. Menristek dan peserta lainnya dijadwalkan melakukan kunjungan ke Perkebunan Kelapa Sawit Marihat, Simalungun dan Danau Toba. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/