MEDAN- PT Bank Tabungan Pensiunan Tbk (BTPN) meyakini keterlibatan langsung dalam memberdayakan nasabah adalah kunci pertumbuhan kinerja bisnis yang prima dan berkelanjutan.
Guna mewujudkan hal itu, BTPN mengimplementasikan model bisnis yang mengintregasikan misi sosial dan misi bisnis dalam produk dan layanan serta kegiatan sehari-hari. Sinergi antara kedua misi tadi tercermin melalui program daya. Daya merupakan program pemberdayaan yang terukur dan berkelanjutan.
Kegiatannya fokus pada kesehatan dan kesejahteraan, serta pelatihan praktis keterampilan wirausaha. Program daya merupakan unique value proposition (UVP) yang membedakan BTPN dari bank lainnya. BTPN menerapkan daya di setiap unit bisnis. Saat ini BTPN memiliki empat unit bisnis, yaitu BTPN Purna Bakti, BTPN Mitra Usaha Rakyat, BTPN syariah, dan BTPN Sinaya (Pendanaan). Penerima manfaat Program daya adalah seluruh nasabah BTPN yang meliputi pensiunan, pelaku usaha mikro dan kecil (UMK), dan komunitas pra-sejahtera produktif.
Program daya yang dilakukan kali ini adalah Daya Tumbuh Usaha. Ini adalah program pemberdayaan yang bertujuan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan nasabah dalam menjalankan usaha. Melalui program ini, nasabah bisa mendapatkan pengetahuan dasar mengenai manajemen keuangan, cara memulai usaha, mendesain dan mengemas produk hingga mengakses pasar. “Edukasi ini penting dalam meningkatkan kualitas usaha para nasabah. Kami meyakini, pemberdayaan seperti ini menjadi kunci pertumbuhan bisnis BTPN,” kata Corporate Communications Head BTPN Eny Yuliati.
Dikatakannya, daya tumbuh usaha menawarkan tiga sub program. Yakni, pelatihan praktis wirausaha, informasi dan jasa usaha, serta kesempatan waralaba mikro. Untuk pelatihan wirausaha, BTPN memiliki 84 tenaga pelatih khusus, yang dinamakan Area Daya Spesialis (ADS). Selain melakukan edukasi, ADS juga memberikan pendampingan. Para ADS ini telah mengikuti program pelatihan dan lulus sertifikasi. Di Sumut, BTPN telah mengadakan pelatihan untuk nasabah sebanyak 286 kali selama Januari-Maret 2013. (mag-9)
MEDAN- PT Bank Tabungan Pensiunan Tbk (BTPN) meyakini keterlibatan langsung dalam memberdayakan nasabah adalah kunci pertumbuhan kinerja bisnis yang prima dan berkelanjutan.
Guna mewujudkan hal itu, BTPN mengimplementasikan model bisnis yang mengintregasikan misi sosial dan misi bisnis dalam produk dan layanan serta kegiatan sehari-hari. Sinergi antara kedua misi tadi tercermin melalui program daya. Daya merupakan program pemberdayaan yang terukur dan berkelanjutan.
Kegiatannya fokus pada kesehatan dan kesejahteraan, serta pelatihan praktis keterampilan wirausaha. Program daya merupakan unique value proposition (UVP) yang membedakan BTPN dari bank lainnya. BTPN menerapkan daya di setiap unit bisnis. Saat ini BTPN memiliki empat unit bisnis, yaitu BTPN Purna Bakti, BTPN Mitra Usaha Rakyat, BTPN syariah, dan BTPN Sinaya (Pendanaan). Penerima manfaat Program daya adalah seluruh nasabah BTPN yang meliputi pensiunan, pelaku usaha mikro dan kecil (UMK), dan komunitas pra-sejahtera produktif.
Program daya yang dilakukan kali ini adalah Daya Tumbuh Usaha. Ini adalah program pemberdayaan yang bertujuan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan nasabah dalam menjalankan usaha. Melalui program ini, nasabah bisa mendapatkan pengetahuan dasar mengenai manajemen keuangan, cara memulai usaha, mendesain dan mengemas produk hingga mengakses pasar. “Edukasi ini penting dalam meningkatkan kualitas usaha para nasabah. Kami meyakini, pemberdayaan seperti ini menjadi kunci pertumbuhan bisnis BTPN,” kata Corporate Communications Head BTPN Eny Yuliati.
Dikatakannya, daya tumbuh usaha menawarkan tiga sub program. Yakni, pelatihan praktis wirausaha, informasi dan jasa usaha, serta kesempatan waralaba mikro. Untuk pelatihan wirausaha, BTPN memiliki 84 tenaga pelatih khusus, yang dinamakan Area Daya Spesialis (ADS). Selain melakukan edukasi, ADS juga memberikan pendampingan. Para ADS ini telah mengikuti program pelatihan dan lulus sertifikasi. Di Sumut, BTPN telah mengadakan pelatihan untuk nasabah sebanyak 286 kali selama Januari-Maret 2013. (mag-9)
