MALANG- Arema Indonesia tak kuasa lagi menahan beban krisis keuangan. Manajemen akhirnya memutuskan menjual Arema Indonesia ke publik. Keluarga Bakrie dikabarkan peminat serius terhadap kepemilikan juara ISL musim lalu itu.
Mulai kemarin, Manajemen Arema menyatakan membuka diri pada semua pihak yang ingin membeli dan mengelola klub yang lahir 11 Agustus 1987 ini. “Syaratnya home base Arema tetap di Malang,” kata Presiden Kehormatan klub tersebut Rendra Kresna, Kamis (5/5).
Menurut Rendra, ‘penjualan’ Arema ini dilakukan karena jawara ISL musim lalu ini sangat membutuhkan pasokan dana untuk menyehatkan keuangan mereka, yang kini masih berada dalam kondisi defisit. Dikabarkan saat ini defisit Arema mencapai angka Rp5 Miliar. Angka itu terdiri dari gaji pemain tim senior, gaji pemain tim U-21 dan gaji karyawan. “Jumlah itu sangat besar. Makanya siapa saja yang mau membeli Arema, silakan datang,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Bupati Malang ini. Selain masalah keuangan, musim ini Arema juga dilanda krisis manajerial. Terjadi dualisme kepemimpinan di klub tersebut. Bahkan, krisis ini merambat hingga penentuan delegasi Arema di Kongres PSSI, beberapa waktu lalu.
Soal lego ke investor yang berminat itu, manajemen berkeyakinan hal ini harus dilakukan demi menjaga eksistensi klub berlogo kepala singa itu.
“Wacana dilempar ke publik terkait kepemilikan Arema sebenarnya adalah hal yang lumrah sebagai tim tanpa APBD,” papar Media Officer Arema, Sudarmaji.
“Pada prinsipnya, Arema harus tetap ber-homebase di Malang dan harus berkompetisi di ajang yang dilegalkan FIFA. Dan harus ditegaskan lagi, kami tidak menjual Arema. Kami hanya memberikan kesempatan bagi pihak lain untuk mengelola Arema,” lanjutnya.
Terkait calon kuat pemilik baru Arema Indonesia dari kelompok Bakrie, Rendra Kresna tak menampiknya. “Bisa saja. Apa itu Grup Bakrie atau Arifin. Karena peluang dibuka lebar,” katanya. Menurut Rendra, penjualan hanya dilakukan pada pengelola perusahaan dalam hal ini PT. Arema Indonesia. (bbs/jpnn)