Allah SWT berfirman di dalam Alquran An-Nisa’ ayat 31:
“Apabila kamu menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang bagimu untuk mengerjakannya, maka Kami hapuskan dosa-dosanya yang kecil dan Kami masukkan kamu ke dalam tempat yang mulia (surga)”
Dari ayat di atas jelas terdapat dua macam dosa, yaitu dosa besar dan dosa kecil, jelas pula bahwa Allah SWT. berjanji bahwa jika seorang hamba menjauhkan diri dari dosa-dosa besar, maka Allah SWT. memaafkan kesalahan/dosa kecil yang pernah dilakukannya.
Haruskah kita ingat, bahwa terdapat prasyarat untuk terpenuhinya (janji Allah SWT. itu), yakni semua yang fardhu (wajib) seperti halnya shalat, zakat, dan puasa, harus tetap dikerjakan dengan tertib dan teratur, sambil terus berusaha menjauhi dosa-dosa besar, sebab meninggalkan yang fardhu itupun tergolong melakukan dosa besar dan meninggalkan perbuatan dosa besar, maka Allah SWT. akan memaafkan dosa-dosa kecilnya.
Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata: “Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW. Tiba-tiba datang seorang laki-laki dan berkata:Wahai Rasulullah, celakalah aku (puasaku batal). Rasulullah bertanya “Apa yang terjadi denganmu?” orang itu menjawab: “Aku berhubungan badan dengan istriku, sedangkan aku puasa”. Rasulullah SAW. bertanya lagi: “Apakah ada seorang hamba sahaya yang dapat kamu merdekakan?”
orang itu menjawab: “tidak”. Beliau bertanya lagi: “Apakah kamu dapat memberikan makan kepada 60 (enam puluh) orang miskin?” Ia pun menjawab: “tidak”. Lalu Nabi SAW diam, ketika kami sedang demikian, Nabi SAW telah membawa sebuah wadah yang berisi kurma dan wadah yang penuh, kemudian beliau bertanya: “Mana orang yang bertanya tadi?”
orang itu menjawab: “Saya”, beliau bersabda: “Ambillah ini dan bersedekahlah dengannya”, tetapi orang itu berkata: “Kepada orang yang lebih fakir dari saya, wahai Rasulullah? sesungguhnya tidak satu keluarga pun yang lebih fakir dari keluargaku”. Maka Rasulullah SAW tertawa hingga terlihat giginya, lalu bersabda: “Berikanlah itu untuk makan keluargamu”.
Wajib Bayar Kafarat
Berkata Syaikh Abdullah Alu Bassam RA. dalam Taudihul Ahkam, faedah yang bisa diambil dari hadis (Abu Hurairah) tentang seseorang yang menyetubuhi istrinya dengan sengaja di siang hari Ramadhan, maka wajib baginya membayar kafarat mugholladzah (besar) yaitu dengan urutan, pertama dengan membebaskan budak yang beriman, kalau tidak mendapatinya, maka berpuasa dua bulan berturut-turut dan kalau tidak mampu, maka memberikan makanan 60 (enam puluh) orang miskin.
Dilihat dari besarnya kafarat, itu kenapalah PSK-PSK tidak sadar atau tidak mengerti betapa besarnya dosa-dosa yang diperbuatnya, apakah aparat yang menggrebek PSK itu tidak dimengerti oleh PSK-PSK, apa maksud dan tujuannya, sehingga ditangkapi dan akan diberi pengertian dan pengajaran atas perbuatan mereka itu.
Dalam satu riwayat Abu Hurairah RA. berkata, bahwa Nabi SAW bersabda: “Besok pada hari kiamat manusia akan digiring dengan tiga kelompok, satu kelompok berjalan kaki, satu kelompok lagi berkendaraan dan yang ketiga adalah berjalan dengan wajah-wajah mereka. Ditanyakan kepada Rasulullah SAW “Wahai Rasulullah bagaimana mereka berjalan dengan wajah-wajah mereka?” Kata Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Yang Maha Menjadikan mereka bisa berjalan dengan kaki itu bisa juga menjadikan mereka berjalan dengan wajah. Ketahuilah, sesungguhnya mereka itu bisa berjalan cepat dengan wajahnya dari tiap-tiap tempat yang tinggi lagi berduri”. (HR. Tirmidzi).
Maksudnya kelompok yang berjalan itu adalah golongan orang-orang mukmin yang mempunyai dosa dan kelompok yang berkendaraan adalah golongan orang-orang yang bertaqwa, sedangkan kelompok yang berjalan dengan wajah-wajah adalah orang-orang kafir.
Cara Penggiringan Manusia
Muadz bin Jabal pada suatu siang hari bertanya kepada baginda Rasulullah SAW, mengenai peristiwa/cara penggiringan di saat manusia bangkit dari kubur, tepatnya Muadz bin Jabal bertanya mengenai firman Allah: “Pada hari terompet ditiup, maka kamu datang berbondong-bondong” (An-Naba: 18), maka beliau menangis, mengeluarkan air mata, sampai membasahi pakaiannya, sambil berkata: Hai Muadz, kamu telah bertanya kepadaku dari suatu perkara yang sangat besar, kelak pada hari kiamat umatku semuanya akan digiring dari kuburan menuju ke Padang Mahsyar (padang yang sangat luas) untuk mengambil atau menerima catatan amalannya masing-masing dua belas baris atau kelompok, sebagai berikut:
Pertama, Mereka akan digiring dari kuburnya dengan tidak bertangan dan tidak berkaki, mereka ini adalah orang-orang yang dulunya senantiasa menyakiti hati tetangganya, maka itulah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka.
Kedua, Mereka digiring dari kuburnya dengan berbentuk babi hutan, mereka ini adalah yang dulunya meremehkan shalat, maka demikian itulah balasan mereka dan tempat mereka adalah neraka saqar/wail.
Ketiga, Mereka digiring dari kuburnya dengan perut bunting seperti gunung yang berisikan kalajengking dan ular, mereka ini adalah orang-orang yang dulunya enggan mengeluarkan zakat, infaq, sedekah, maka itulah balasannya dan tempat kembalinya adalah neraka.
Keempat, Mereka itu digiring dari kuburnya sedang mulut mereka mengeluarkan/mengalir darah, mereka ini adalah orang-orang yang dulunya berdusta dalam berjual beli, maka inilah balasannya dan sebagai tempat kembali mereka adalah neraka.
Kelima, Mereka digiring dari kuburnya sudah menjadi angin yang tertiup, keadaan mereka lebih busuk dari bangkai di antara manusia, mereka ini adalah orang-orang yang dulunya menyembunyikan kebenaran, karena takut kepada manusia dan mereka tidak takut kepada Allah, kemudian mereka mati, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka.
Keenam, Mareka digiring dari kuburnya dengan tenggorokan dan tengkuk terputus, mereka ini adalah orang-orang yang dulunya menjadi saksi palsu, tempat kembalinya neraka.
Ketujuh, Mereka digiring dari kuburnya sedang mereka tidak punya lidah/lisan, bahkan keluar dari mulutnya nanah dan darah, mereka ini adalah orang-orang yang dulunya enggan memberikan kesaksian, tempat kembalinya adalah neraka.
Kedelapan, Mereka digiring dari kuburnya dengan terbalik kepalanya dan kaki mereka di atas kepalanya, mereka ini adalah orang-orang yang dulunya berbuat zina/pelacur/PSK, kemudian mati, sebelum bertaubat, tempat kembalinya adalah neraka.
Kesembilan, Mereka digiring dari kuburnya berwajah hitam, bermata biru dan perutnya penuh dengan api, mereka ini adalah orang-orang yang dulunya suka memakan harta anak yatim dengan cara aniaya (zalim).
Kesepuluh, Mereka digiring dari kuburnya tubuhnya penuh dengan penyakit lepra dan eksim, mereka ini adalah yang dulunya orang-orang yang durhaka kepada orang tua.
Kesebelas, Mereka digiring dari kuburnya dalam keadaan buta mata hatinya dan buta mata kepalanya dan dagingnya seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka menjulur memanjang sampai ke perut bahkan sampai ke paha, mereka ini adalah orang-orang yang dulunya minum arak.
Kedua belas. Mereka digiring dari kuburnya sedang wajah mereka laksana bulan purnama, mereka ketika melewati jembatan (shirathal mustaqim) seperti halilintar yang menyambar, mereka ini adalah orang-orang yang beramal shaleh, menjauhi perbuatan durhaka, memelihara shalat lima waktu dan mereka meninggal dunia dalam keadaan taubat, balasan mereka adalah surga, ampunan, kasih sayang serta keridhoanNya.
Akhirnya Ya Allah, sadarkanlah kami dari tidur yang melalaikan, berilah kami taufiq dan untuk membekali diri dengan taqwa sebelum ajal menjemput, berilah kami kekuatan untuk memanfaatkan kesempatan di waktu luang dan ampunilah dosa-dosa kami, para orang tua kami dan semua kaum muslimin-muslimat, dengan rahmatMu, wahai Zat Maha Penyayang diantara para penyayang. Semoga Allah mencurahkan shalawat serta salam atas nabi kita Muhammad SAW., keluarga dan para sahabat beliau semuanya, amin, amin, Ya Rabbal ‘alamin.
Penulis Dosen STAI. SUMATERA, PTI AL-HIKMAH, PGMI
Hikmatul Fadhillah dan STAI.RA. BATANG KUIS