Masyarakat Sumatera Utara sekarang bolehlah berbangga. Bandara terbaik di Indonesia kini hadir di tengah masyarakat Sumatera Utara. Setelah dinanti sekian lama, Bandar Udara Internasional Kualanamu akhirnya rampung juga.
Dengan luas lahan hampir sembilan kali lipat dari Bandara Polonia Medan, Bandara Kualanamu yang terletak di Kabupaten Deliserdang Sumatera Utara ini menjadi suatu alat ukur untuk membandingkan Medan (dalam hal ini Indonesia) dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.
“Kualanamu saatnya menjadi pembanding kita dengan negara-negara tetangga. Karena bandara ini sangat besar, dilengkapi dengan tekhnologi tinggi. Bahkan, system keamanannya mengalahkan bandara di Jakarta,” ujar Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan.
Bandara ini memiliki luas sebesar 118.930 meter persegi luas terminal, sehingga mampu menampung hingga 8,1 juta penumpang setiap harinya. Pelayanan bandara, seperti aliran penumpang yang memang tertata rapi dan baik, ketinggian ruangan yang pas dan nyaman. Serta jumlah toilet yang cukup.
Bandara ini, dari awal diproyeksikan menjadi hubungan penerbangan internasional kawaan regional Asia. Tidak heran, bila bandara ini memiliki apron seluas 200 ribu meter persegi dengan daya tampung sebanyak 33 pesawat. “Kemampuan menampung di bandara ini yang sedikit banyaknya mampu dibandingkan dengan KLCC atau Changi,” ungkap Dahlan Iskan.
Bahkan, untuk hitung-hitungan kehematan bagi maskapai, jelas terbang dari Kualanamu akan lebih hemat bila dibandingkan dengan dua negara tersebut. Sebut saja untuk tujuan Australia atau India, akan lebih hemat berangkat atau transit dari Kualanamu dibanding dari Singapura. Mengingat jarak lebih dekat dan bahan bakar lebih murah.
“Kalau untuk fisiknya, kita berani bandingkan, tetapi kalu untuk pelayanan sehari-hari ini yang masih harus kita buktikan. “Untuk saat ini, saya bisa katakan Kualanamu merupakan bandara tergagah dan terbaik di Indoenesia. Surabaya kalah, Soekarno Hatta kalah, Makassar kalah finishing, Palembang bagus, tetapi kecil. Kalau Bali belum bisa menilai, tapi bisa jadi sejajar,” tambahnya.
Bandar Udara Internasional Kualanamu merupakan bandara yang dibangun untuk menggantikan Polonia yang mulai beroperasi sejak tahun 1928. Dan pembangunannya ini sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan KM 41 tahun 1995, dimana pembangunan bandara pengganti Polonia harus berada di pinggir Kota Medan. Berbeda dengan Polonia yang letaknya tepat berada di tengah kota. Melalui keputusan tersebut, ditentukan lokasi pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak di Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Di Indonesia, Bandara Kuala namu merupakan satu – satunya bandara yang terintegrasi dengan stasiun Kereta Api. Pihak pemerintah Sumatera Utara melalui Dinas Perhubungan Sumatera Utara telah menetapkanakan alat transportasi untuk menuju Kualanamu. Dengan kata lain, Kualanamu memiliki moda transportasi terlengkap bila dibandingkan bandara lain.
Untuk saat ini moda transportasi menuju Kualanamu ada 3. Yaitu, Kereta Api yang akan dioperasionalkan oleh PT Railink, kemudian bus yang memiliki 3 koridor, dan akan diopersionalkan oleh Perum Damri dan PT ALS. Dan terakhir taksi.
Kereta Api menuju Kualanamu ini merupakan moda transportasi yang pertama kali menuju bandara. Bahkan, ini akan menjadi percontohan bagi bandara lain untuk menggunakan kereta api sebagai moda transportasi. Penggunaan kereta api ini dianggap lebih efisien, mengingat kereta api tidak terkena dengan lalu lintas jalanan, sehingga akan terbebas dari kemacetan.
Untuk yang akan operasional di Medan, PT Railink menggunakan atau mendatangkan gerbong dari Korea. Harga tiket Rp80 ribu perorang. Rencananya, kereta api akan berangkat dari stasiun kereta api besar yang terletak di jalan stasiun Medan setiap 1 jam sekali, dengan waktu tempuh berkisar 45 menit .
Selain kereta api, transportasi untuk menuju Kualanamu adalah Bus. Ada 3 koridor yang menuju Bandara yang terletak di Kabupaten Deli serdang ini. Pertama, koridor Gatsu-Kualanamu yang akan dioperasionalkan oleh Perum Damri. Koridor ini akan menjadikan Plaza Medan Fair sebagai terminalnya. Atau dengan kata lain, untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dari dan ke Kualanamu. melalui presentasi yang dilakukan pada masa tender, Perum Damri akan mematok harga tiket sebesar Rp15 ribu perkepala. Dan rencananya bus yang digunakan adalah bus 3 sukuk yang mampu menampung maksimal 27 orang. Rencananya, bus Damri akan bergerak setiap 15 hingga 30 menit sekali dari dan ke Kualanamu, dengan jarak tempuh maksimal 45 menit.
Selain itu, ada juga taksi yang dapat digunakan untuk menuju Kualanamu. Ada sekitar 380 taksi yang nantinya akan melayani perjalanan para penumpang yang akan menggunakan jasa Kualanamu. Bagi yang akan menggunakan jasa taksi, jangan takut dengan harga. Karena dalam keputusan tender yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Sumut, taksi operasional Kualanamu diwajibkan menggunakan argo.
Dan bila memungkinkan dilengkapi dengan GPS, agar masyarakat yang bukan berdomisili di Medan tidak merasa ditipui oleh taksi. Taksi untuk menuju Kualanamu dari Medan berkisara Rp135 ribu. Ada beberapa perusahaan taksi yang akan melayani perjalanan ke Kualanamu ini, seperti BlueBird, Nice, Karsa, Matra, dan lainnya.
Selain moda transportasi yang telah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Sumut, tidak boleh ada kendaraan yang dapat masuk ke Kualanamu. Baik itu, Angkutan Kota, Ojek, maupun lainnya. Bahkan, sepeda motor juga akan dibatasi untuk masuk ke Kualanamu, dengan alasan untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan ketertiban dalam kawasan Kualanamu.
Airport Service Manager PT AP II Bandara Polonia, Ali Sofyan menyatakan Kualanamu akan dijadikan seperti layaknya bandara internasional. Dimana kenyamanan akan menjadikan prioritas dalam pelayanan. (ram/btr)
Bagian | Polonia | Kualanamu |
---|---|---|
Area bandara | 152 Ha | 1.365 Ha |
Runway | 2.900 x 45 m | 3.750 x 60 m |
Parallel taxiway | – | Taxiway 1: 3.750 x 30 m |
Taxiway 2: 2.000 x 30 m | ||
Area apron | 97.915 meter persegi | 2.00.000 meter persegi |
Kapasitas apron | 11 pesawat | 33 pesawat |
Area terminal | 14.063 meter persegi | 118.930 meter persegi |
Kapasitas terminal | 0.9 juta pax/tahun | 8,1 juta pax per/tahun |
Pax saat ini | 6.15 juta/tahun | – |
Gudang kargo | 2.140 meter persegi | 13.000 meter persegi |
Area parkir | 17.592 meter persegi | 50.820 meter persegi |
apasitas parkir | 520 mobil | 407 taksi, 55 bus, 908 mobil |