30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Akses Jalan Rusak, Malah Berubah Lokasi Kafe Remang-remang

Jalan menuju Tugu Juang, Kelurahan Lobusona, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu terus memprihatinkan. Hingga kini, dari sekitar 500 meter terhitung dari simpang Jalinsum-H Adam Malik, hampir 90 persen
sudah berlubang.

JALAN RUSAK: Jalan menuju Tugu Juang 45, Kelurahan Lobusona, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu tampak rusak parah.//Joko/Sumut Pos
JALAN RUSAK: Jalan menuju Tugu Juang 45, Kelurahan Lobusona, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu tampak rusak parah.//Joko/Sumut Pos

Amatan Sumut Pos, Jumat (16/8) badan jalan yang dahulunya beraspal saat ini sudah terkelupas. Batu berukuran sekitar telapak tangan orang dewasa berserakan di tengah maupun pinggir badan jalan. Lubang berukuran hampir dua meter bersegi tampak ada di sejumlah titik lokasi hingga menuju tugu sejarah itu.

Kondisi sebagian besar rusaknya badan jalan diperparah dengan lalang yang kian menutupi bagian pinggir jalan utama, sehingga situasi hampir di sepanjang jalan terkesan menyeramkan. Terlebih jika malam hari. Jalan mendaki jika ingin berkunjung ke Tugu Juang itu pun membuat keengganan warga berkunjung seperti yang selama ini sering terlihat.

Buruknya lagi, selain kondisi jalan yang tidak mendukung keberadaan Tugu Juang, sedikitnya ada sekitar 8 titik lokasi seperti rumah yang disinyalir dijadikan sebagai kafe remang-remang. Diduga keberadaan lokasi tempat hiburan yang disebut-sebut difasilitasi wa nita penghibur terus berkembang tanpa adanya pengawasan dan penutupan.

Pengakuan Aldi misalnya, dirinya mengaku sedih melihat kondisi jalan maupun keberadaan kafé remang-remang itu. “Sudah lama itu bang. Macam manalah, tidak ada yang berani melarang orang-orang itu waktu membangun kafenya. Percuma saja ada pemerintah, ngurus gitu saja tidak bias, kalau masalah jalannya tidak bisa lagi ini dibangun,” kesalanya.

Pengakuan sama dilontarkan dua pasang muda-mudi yang mengaku berasal dari Baganbatu, Kabupaten Rokanhilir, Provinsi Riau. Menurutnya, mereka mengetahui ada peninggalan para pejuang termasuk Tugu Juang tersebut. Namun mereka terkejut saat meilihat kondisi saat ini. “Rupanya yang begini sajanya,” ujar Khairani, Indah, Umar dan Saiful Siregar. Beberapa saat tiba di sana, ke empat remaja itu bersiap-siap beranjak pulang. Saat dihampiri Sumut Pos, mereka mengaku sedikit kecewa. “Kasihan kita melihat tugu ini bang, padahal di sinilah tertulis para pahlawan kita saat merebut kemerdekaan. Tapi tidak ada kami lihat pembangunannya,” sebut mereka dan langsung berangkat dengan sepeda motornya.

Wakil Ketua DPD Pemuda Panca Marga (PPM) Kabupaten Labuhanbatu Kayado Siahaan saat dimintai tanggapannya terkait kondisi jalan menuju Tugu Juang-45 mengaku kecewa. “Kita menyayangkan hal itu,” ujar putra Ketua Legion Vetran RI (LVRI) Kabupaten setempat ini.(jok)
Kondisi saat ini menimbulkan kesan bahwa pemerintah terkesan kurang menghargai jasa pahlawan. “Padahal, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya dengan memperlihatkan sikap maupun bentuk pembangunan dimana tempat yang bersejarah, seperti tugu juang. Kita berharap pemerintah tidak hanya menggelar acara seremonial terkhusus menjelang HUT Proklamasi Kemerdekaan RI besok,” pinta Kayado Siahaan. (jok)

Jalan menuju Tugu Juang, Kelurahan Lobusona, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu terus memprihatinkan. Hingga kini, dari sekitar 500 meter terhitung dari simpang Jalinsum-H Adam Malik, hampir 90 persen
sudah berlubang.

JALAN RUSAK: Jalan menuju Tugu Juang 45, Kelurahan Lobusona, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu tampak rusak parah.//Joko/Sumut Pos
JALAN RUSAK: Jalan menuju Tugu Juang 45, Kelurahan Lobusona, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu tampak rusak parah.//Joko/Sumut Pos

Amatan Sumut Pos, Jumat (16/8) badan jalan yang dahulunya beraspal saat ini sudah terkelupas. Batu berukuran sekitar telapak tangan orang dewasa berserakan di tengah maupun pinggir badan jalan. Lubang berukuran hampir dua meter bersegi tampak ada di sejumlah titik lokasi hingga menuju tugu sejarah itu.

Kondisi sebagian besar rusaknya badan jalan diperparah dengan lalang yang kian menutupi bagian pinggir jalan utama, sehingga situasi hampir di sepanjang jalan terkesan menyeramkan. Terlebih jika malam hari. Jalan mendaki jika ingin berkunjung ke Tugu Juang itu pun membuat keengganan warga berkunjung seperti yang selama ini sering terlihat.

Buruknya lagi, selain kondisi jalan yang tidak mendukung keberadaan Tugu Juang, sedikitnya ada sekitar 8 titik lokasi seperti rumah yang disinyalir dijadikan sebagai kafe remang-remang. Diduga keberadaan lokasi tempat hiburan yang disebut-sebut difasilitasi wa nita penghibur terus berkembang tanpa adanya pengawasan dan penutupan.

Pengakuan Aldi misalnya, dirinya mengaku sedih melihat kondisi jalan maupun keberadaan kafé remang-remang itu. “Sudah lama itu bang. Macam manalah, tidak ada yang berani melarang orang-orang itu waktu membangun kafenya. Percuma saja ada pemerintah, ngurus gitu saja tidak bias, kalau masalah jalannya tidak bisa lagi ini dibangun,” kesalanya.

Pengakuan sama dilontarkan dua pasang muda-mudi yang mengaku berasal dari Baganbatu, Kabupaten Rokanhilir, Provinsi Riau. Menurutnya, mereka mengetahui ada peninggalan para pejuang termasuk Tugu Juang tersebut. Namun mereka terkejut saat meilihat kondisi saat ini. “Rupanya yang begini sajanya,” ujar Khairani, Indah, Umar dan Saiful Siregar. Beberapa saat tiba di sana, ke empat remaja itu bersiap-siap beranjak pulang. Saat dihampiri Sumut Pos, mereka mengaku sedikit kecewa. “Kasihan kita melihat tugu ini bang, padahal di sinilah tertulis para pahlawan kita saat merebut kemerdekaan. Tapi tidak ada kami lihat pembangunannya,” sebut mereka dan langsung berangkat dengan sepeda motornya.

Wakil Ketua DPD Pemuda Panca Marga (PPM) Kabupaten Labuhanbatu Kayado Siahaan saat dimintai tanggapannya terkait kondisi jalan menuju Tugu Juang-45 mengaku kecewa. “Kita menyayangkan hal itu,” ujar putra Ketua Legion Vetran RI (LVRI) Kabupaten setempat ini.(jok)
Kondisi saat ini menimbulkan kesan bahwa pemerintah terkesan kurang menghargai jasa pahlawan. “Padahal, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya dengan memperlihatkan sikap maupun bentuk pembangunan dimana tempat yang bersejarah, seperti tugu juang. Kita berharap pemerintah tidak hanya menggelar acara seremonial terkhusus menjelang HUT Proklamasi Kemerdekaan RI besok,” pinta Kayado Siahaan. (jok)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/