MEDAN-Musim 2012/2013 sudah berakhir bagi PSMS. Baik PSMS PT Liga Indonesia (LI) yang sudah menuntaskan laganya di Divisi Utama maupun PSMS PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang bisa dikatakan bubar meninggalkan masalah sama. Yakni utang gaji kepada pemain, pelatih, dan official yang tertunggak berbulan-bulan.
Nah, utang itu memang seakan dianggap angin lalu oleh pengurus masing-masing kubu. Sementara pemain gigit jari karena kerja kerasnya tak dibalas pembayaran hak. Dampaknya, PSMS kali ini bakal mendapat ancaman serius dari PSSI maupun operator kompetisi PT LI. Terancam tak bisa berkompetisi musim depan jika tak membayar tunggakan gaji.
Saat ini beberapa unsur pengurus dari dua kubu yang tergabung dalam perwakilan klub, sibuk menggeber langkah penyatuan. Ironisnya seakan menutup mata terhadap kondisi miris masing-masing pemain. Asisten Pelatih Colly Misrun, mengatakan, seharusnya mereka tidak berlalu meninggalkan musim ini dengan beban utang setumpuk.
“Kami telah berjuang untuk PSMS musim ini. Susah payah kami tim pelatih membujuk pemain agar mau bermain sehingga musim depan tidak degradasi ke Divisi I. Tapi bagaimana nasib kami (pelatih dan pemain, red) sekarang” Mereka sibuk-sibuk penyatuan, tapi masalah yang ada sekarang saja belum selesai,” tutur Coly.
Menurut mantan pemain Harimau Tapanuli dan PSMS ini, masih terlalu dini bicara musim depan jika tak menuntaskan permasalahan musim ini. “Gaji kami sekarang ini siapa yang mau bayar? Apa dibiar-biarin saja terus, langsung mau bentuk tim musim depan. Kalau kami pelatih dan pemain tetap masuk lapangan nanti mau bilang apa mereka? Kami masih anggota tim kan belum ada pembubaran segala macam. Apa dikasih main sama PT LI musim depan?” tegasnya.
Sementara, Ketua Umum PSMS LPIS Benny Sihotang, yang telah menyatakan pengunduran dirinya secara lisan, mengatakan, ancaman sanksi itu jika menjadi kenyataan harus diterima. Ia menyadari jika musim 2012/2013, PSMS gagal total soal finansial.
“Jika memang PSMS disanksi berupa degradasi, itu sudah sangat cocok. Saya setuju. Terbukti dua PSMS yang ada musim ini gelagapan soal finansial,” ujarnya.
Menurut Benny, kondisi ini menyiratkan PSMS harus berbenah untuk benar-benar layak berada di kompetisi profesional. Bahkan kalaupun harus berjuang lagi dari level amatir, PSMS harus berjuang dari titik nol.
“Kalau di divisi amatir kan dapat suntikan dana dari APBD. Nah, pasti banyak nantinya yang berkerubung untuk duduk di kursi ketum ataupun pengurus. Jadi harus hati-hati, media harus kawal juga, semua pihak harus mengawalnya supaya PSMS selamat dan benar-benar bisa berjuang kembali dari titik nol,” katanya.
Soal kegagalannya bersama para pengurus mencari sumber pendanaan yang sehat, ia juga mengkambing hitamkan PSSI.
“Tapi, saya tidak setuju kalau permasalahan keuangan ini murni kesalahan pengurus. Simpul masalahnya ada di PSSI. Lihat saja hasil KLB Borobudur, PSMS LPIS disebut klub yang dikecualikan keluar dari kompetisi. Secara tak langsung mereka mencap kami ilegal. Ya, sudah pasti sponsor nggak mau datang,” tandasnya. (don/jpnn)
Colly Misrun : “Gaji Kami Siapa yang Bayar”
MEDAN-Musim 2012/2013 sudah berakhir bagi PSMS. Baik PSMS PT Liga Indonesia (LI) yang sudah menuntaskan laganya di Divisi Utama maupun PSMS PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang bisa dikatakan bubar meninggalkan masalah sama. Yakni utang gaji kepada pemain, pelatih, dan official yang tertunggak berbulan-bulan.
Nah, utang itu memang seakan dianggap angin lalu oleh pengurus masing-masing kubu. Sementara pemain gigit jari karena kerja kerasnya tak dibalas pembayaran hak. Dampaknya, PSMS kali ini bakal mendapat ancaman serius dari PSSI maupun operator kompetisi PT LI. Terancam tak bisa berkompetisi musim depan jika tak membayar tunggakan gaji.
Saat ini beberapa unsur pengurus dari dua kubu yang tergabung dalam perwakilan klub, sibuk menggeber langkah penyatuan. Ironisnya seakan menutup mata terhadap kondisi miris masing-masing pemain. Asisten Pelatih Colly Misrun, mengatakan, seharusnya mereka tidak berlalu meninggalkan musim ini dengan beban utang setumpuk.
“Kami telah berjuang untuk PSMS musim ini. Susah payah kami tim pelatih membujuk pemain agar mau bermain sehingga musim depan tidak degradasi ke Divisi I. Tapi bagaimana nasib kami (pelatih dan pemain, red) sekarang” Mereka sibuk-sibuk penyatuan, tapi masalah yang ada sekarang saja belum selesai,” tutur Coly.
Menurut mantan pemain Harimau Tapanuli dan PSMS ini, masih terlalu dini bicara musim depan jika tak menuntaskan permasalahan musim ini. “Gaji kami sekarang ini siapa yang mau bayar? Apa dibiar-biarin saja terus, langsung mau bentuk tim musim depan. Kalau kami pelatih dan pemain tetap masuk lapangan nanti mau bilang apa mereka? Kami masih anggota tim kan belum ada pembubaran segala macam. Apa dikasih main sama PT LI musim depan?” tegasnya.
Sementara, Ketua Umum PSMS LPIS Benny Sihotang, yang telah menyatakan pengunduran dirinya secara lisan, mengatakan, ancaman sanksi itu jika menjadi kenyataan harus diterima. Ia menyadari jika musim 2012/2013, PSMS gagal total soal finansial.
“Jika memang PSMS disanksi berupa degradasi, itu sudah sangat cocok. Saya setuju. Terbukti dua PSMS yang ada musim ini gelagapan soal finansial,” ujarnya.
Menurut Benny, kondisi ini menyiratkan PSMS harus berbenah untuk benar-benar layak berada di kompetisi profesional. Bahkan kalaupun harus berjuang lagi dari level amatir, PSMS harus berjuang dari titik nol.
“Kalau di divisi amatir kan dapat suntikan dana dari APBD. Nah, pasti banyak nantinya yang berkerubung untuk duduk di kursi ketum ataupun pengurus. Jadi harus hati-hati, media harus kawal juga, semua pihak harus mengawalnya supaya PSMS selamat dan benar-benar bisa berjuang kembali dari titik nol,” katanya.
Soal kegagalannya bersama para pengurus mencari sumber pendanaan yang sehat, ia juga mengkambing hitamkan PSSI.
“Tapi, saya tidak setuju kalau permasalahan keuangan ini murni kesalahan pengurus. Simpul masalahnya ada di PSSI. Lihat saja hasil KLB Borobudur, PSMS LPIS disebut klub yang dikecualikan keluar dari kompetisi. Secara tak langsung mereka mencap kami ilegal. Ya, sudah pasti sponsor nggak mau datang,” tandasnya. (don/jpnn)