JAKARTA – Segala transaksi urusan haji, terutama yang di Arab Saudi menggunakan mata uang dolar AS dan riyal. Kementerian Agama (Kemenag) menjamin tidak akan mengalami kerugian meskipun saat ini posisi rupiah sedang melempem dan dolar AS menguat. Jamaah dijamin tetap memperoleh pelayanan yang memuaskan selama berhaji.
Keterangan ini disampaikan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Anggito Abimanyu usai pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) persiapan haji dan pengundian (qurah) pemdondokan jamaah haji di Makkah kemarin. Anggito mengatakan Kemenag sudah melakukan antisipasi ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berkisar Rp 9.500.
“Kami sudah menerapkan langkah lindung nilai,” ujar Anggito. Dia menuturkan Kemenag sudah memiliki cadangan mata uang dolar AS cukup banyak dari setoran awal jamaah haji khusus. Seperti diketahui setiap pendaftar jamaah haji khusus, harus membayar uang dalam bentuk dolar AS sebesar 4.000. sedangkan nominal biaya penyelenggara ibadah haji (BPIH) khusus dipatok minimal 8.000 dolar AS.
Dengan skema uang muka tersebut, Anggito mengatakan bisa dipakai untuk meng-cover selisih nilai dolar AS terhadap rupiah antara saat BPIH ditetapkan dulu dengan saat ini. “Setoran jamaah haji khusus itu masuk ke kami dalam bentuk dolar AS dan kami tarik dalam bentuk dolar AS juga. Jadi nilainya terlindungi,” katanya. Anggito memastikan seluruh keuangan jamaah haji ini simpan di bank resmi yang ditetapkan Kemenag.
Ada sejumlah pos pembiayaan yang riskan terhadap penguatan dolar AS. Diantaranya adalah pemberian living cost senilai 405 dolar AS kepada setiap jamaah haji menjelang penerbangan ke Arab Saudi. Selanjutnya juga pengaruh terhadap harga sewa pemondokan yang juga banyak menggunakan transaksi dolar AS.
Menag Suryadharma Ali mengaku cukup puas dengan pengelolaan sistem keuangan haji. “Terima kasih kepada pak Anggito, karena meskipun bersinggungan dengan dolar AS tetapi Kemenag tidak terpengaruh,” kata dia.
Pada kesempatan ini menteri yang akrab disapa SDA itu juga meresmikan paket seragam baru jamaah haji Indonesia. Mulai tahun ini paket seragam jamaah haji dilengkapi dengan mukena berwarna hijau muda dan dilengkapi ornament merah-putih. SDA menegaskan mukena ini diberikan gratis oleh bank penerima setoran kepada jamaah haji dalam bentuk souvenir.
SDA mengatakan pemberian seragam mukena ini untuk mengatasi persoalan busana jamaah. Dia menuturkan mukena ini bisa dipakai jamaah haji ketika tawaf, sai, dan salat. “Bayangkan saat wukuf ada 40 ribu jamaah haji perempuan kompak menggunakan seragam mukena ini. Pasti bakal terlihat luar biasa,” katanya. Untuk seragam utama tetap menggunakan setelah batik dengan kombinasi warga hijau dan ungu.
Sementara itu untuk proses pengundian (qurah) pemondokan di Makkah dan maktab (wilayah) tenda di Armina hingga berita ini ditulis belum rampung. Kemenag memperkirakan proses quran ini berjalan hingga hari ini, saking banyaknya jumlah pemondokan dan maktab yang diundi.
“Pengundian maktab tahun ini kami jalankan secara terbuka, silahkan dipantai kloter berapa mendapatkan nomor rumah pemondokan di wilayah mana,” kata SDA. Dia mengatakan hasil akhir pengundian ini akan langsung diumumkan ke jajaran Kemenag provinsi hingga ke kabupaten dan kota. Diharapkan jamaah haji sudah bisa mempersiapkan diri.
SDA juga membenarkan bahwa target mereka untuk pemondokan paling jauh ada di radius 2,5 km dari Masjidilharam. Tetapi dalam kenyataannya, ada pemdondokan yang mencapai radius 2,7 km dari Masjidilharam. Dia beralasan ada pemondokan di radius 2,7 km memiliki kualitas bangunan lebih baik dibandingkan yang lebih dekat dari Masjidilharam.
Meskipun begitu SDA mengatakan tidak ada bedanya antara pemondokan yang jauh atau dekat. Sebab dia mengatakan jamaah haji yang tinggal di pemondokan dengan radius lebih dari 2 km, mendapatkan transportasi gratis untuk mendekatkan diri ke Masjidilharam. Jamaah yang mendapatkan fasilitas kendaraan antar jemput ini diantaranya yang berada di wilayah Mahbas Jin, Rei” Zakhir, dan Bakhutmah. Operator bus antar jemput ini ditangani oleh perusahaan bus SAPTCO dan Rawakhil.
Sementara untuk jamaah haji yang ada di wilayah Hafair, Sy. Mansyur, Sy. Umul Quro, Jarwal, Sulaimaniah, Jumaizah, Ma”abdah, dan Misfalah tidak mendapatkan fasilitas bus antar jemput. Sebab dinilai jarak pemondokannya tidak terlalu jauh dari Masjidilharam. “Tetapi pengalaman tahun lalu, jamaah haji di radius kurang dari 2 km juga akan yang menumpang bus khusus antar jemput. Jadi tidak ada bedanya antara yang jauh dengan yang dekat,” katanya.
Dengan radius pemondokan ini, SDA mengatakan jamaah haji semakin rutin melakukan aktivitas ibadah di Masjidilharam. Sebelum ada pembenahan radius pemondokan, SDA mengatakan rata-rata jamaah haji hanya dua kali seminggu beribadah di Masjidilharam.
“Saking jauhnya, ada yang hanya setiap hari Jumat ke Masjidilharam,” kata dia. Tetapi sejak pembatasan jarak terjauh pemondokan haji, SDA mengatakan hampir setiap hari jamaah haji beribadah di Masjidilharam. (jpnn)