26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ketika Harga Emas Menanjak di saat Rupiah Melemah terhadap USD

071531_957575_emasPRODUK emas masih jadi andalan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) untuk mendongkrak pendapatan. Apalagi emas terbukti tahan terhadap krisis. Ketika nilai rupiah melemah terhadap dolas AS dan indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok, harga emas justru menanjak.

Sekretaris Perusahaan Antam Tri Hartono mengatakan, perseroan sepanjang tahun ini bekerja keras meningkatkan cadangan emas. Eksplorasi tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tapi juga sampai ke mancanegara yaitu Myanmar. BUMN bidang pertambangan ini akan segera merealisasikan kegiatan eksplorasi di Myanmar.

”Perseroan tengah mempersiapkan untuk memulai kegiatan eksplorasi di Myanmar dengan fokus pada komoditas emas, dan saat ini dalam proses perizinan untuk memulai eksplorasi,” kata Tri Hartono di Jakarta kemarin (28/8).

Di dalam negeri, eksplorasi emas dilakukan di wilayah Pegunungan Bintang, Papua. Antam saat ini tengah mengajukan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk dapat meneruskan kegiatan eksplorasi di wilayah tersebut. Jika izin telah diperoleh, maka kegiatan eksplorasi akan dilanjutkan.

Sedangkan aktivitas eksplorasi yang sudah berjalan sepanjang semester pertama tahun ini berada di Bujang dan Batulicin (Jambi), Pongkor dan Papandayan (Jawa Barat), serta Cibaliung (Banten). Jumlah cadangan dan sumber daya emas Antam per akhir Juni 2013 tercatat sebesar 9,5 juta dry metric ton (DMT).

”Jumlah itu naik 5 persen dibandingkan jumlah cadangan dan sumber daya emas pada akhir 2012 yang mencapai 9,0 juta DMT,” ujar Tri. Sedangkan untuk komoditas nikel, Antam meningkatkan jumlah cadangan dan sumber daya menjadi 855,9 juta wet metric ton (WMT), naik 4 persen dibandingkan jumlah pada akhir 2012 sebesar 825,2 juta WMT.

Jumlah cadangan dan sumber daya bauksit pada akhir Juni 2013 tercatat 546,8 juta WMT, naik 15 persen dibandingkan cadangan dan sumber daya bauksit pada akhir 2012 yang mencapai 473,9 juta WMT.

Eksplorasi nikel dilakukan di daerah Buli (Maluku Utara), Lasolo, Lalindu, Mandiodo dan Tapunopaka, (Sulawesi Tenggara), dan Pulau Gag (Papua Barat). Sementara eksplorasi bauksit dilaksanakan di Kalimantan Barat, yakni di daerah Mempawah, Landak, Tayan, dan Munggu Pasir. ”Total biaya tidak diaudit untuk aktivitas eksplorasi selama semester pertama 2013 mencapai Rp 105,05 miliar,” pungkas Tri. (dri)

071531_957575_emasPRODUK emas masih jadi andalan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) untuk mendongkrak pendapatan. Apalagi emas terbukti tahan terhadap krisis. Ketika nilai rupiah melemah terhadap dolas AS dan indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok, harga emas justru menanjak.

Sekretaris Perusahaan Antam Tri Hartono mengatakan, perseroan sepanjang tahun ini bekerja keras meningkatkan cadangan emas. Eksplorasi tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tapi juga sampai ke mancanegara yaitu Myanmar. BUMN bidang pertambangan ini akan segera merealisasikan kegiatan eksplorasi di Myanmar.

”Perseroan tengah mempersiapkan untuk memulai kegiatan eksplorasi di Myanmar dengan fokus pada komoditas emas, dan saat ini dalam proses perizinan untuk memulai eksplorasi,” kata Tri Hartono di Jakarta kemarin (28/8).

Di dalam negeri, eksplorasi emas dilakukan di wilayah Pegunungan Bintang, Papua. Antam saat ini tengah mengajukan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk dapat meneruskan kegiatan eksplorasi di wilayah tersebut. Jika izin telah diperoleh, maka kegiatan eksplorasi akan dilanjutkan.

Sedangkan aktivitas eksplorasi yang sudah berjalan sepanjang semester pertama tahun ini berada di Bujang dan Batulicin (Jambi), Pongkor dan Papandayan (Jawa Barat), serta Cibaliung (Banten). Jumlah cadangan dan sumber daya emas Antam per akhir Juni 2013 tercatat sebesar 9,5 juta dry metric ton (DMT).

”Jumlah itu naik 5 persen dibandingkan jumlah cadangan dan sumber daya emas pada akhir 2012 yang mencapai 9,0 juta DMT,” ujar Tri. Sedangkan untuk komoditas nikel, Antam meningkatkan jumlah cadangan dan sumber daya menjadi 855,9 juta wet metric ton (WMT), naik 4 persen dibandingkan jumlah pada akhir 2012 sebesar 825,2 juta WMT.

Jumlah cadangan dan sumber daya bauksit pada akhir Juni 2013 tercatat 546,8 juta WMT, naik 15 persen dibandingkan cadangan dan sumber daya bauksit pada akhir 2012 yang mencapai 473,9 juta WMT.

Eksplorasi nikel dilakukan di daerah Buli (Maluku Utara), Lasolo, Lalindu, Mandiodo dan Tapunopaka, (Sulawesi Tenggara), dan Pulau Gag (Papua Barat). Sementara eksplorasi bauksit dilaksanakan di Kalimantan Barat, yakni di daerah Mempawah, Landak, Tayan, dan Munggu Pasir. ”Total biaya tidak diaudit untuk aktivitas eksplorasi selama semester pertama 2013 mencapai Rp 105,05 miliar,” pungkas Tri. (dri)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/