30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemerintah Tolak Hapus Subsidi

Diarahkan ke Pola Langsung

JAKARTA- Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah masih akan mengalokasikan subsidi energi. Namun, polanya akan diarahkan ke subsidi langsung.

Dengan mekanisme itu, pola subsidi harga yang selama ini dianut bisa direstrukturisasi agar bisa dinikmati oleh kalangan masyarakat miskin yang lebih berhak.

“Subsidi tetap diberikan. Hanya pola pemberian subsidi harus direstrukturisasi. Mungkin dari pola pemberian subsidi pada harga bisa saja (diubah) pada hanya pola pemberian subsidi harus direstruk. Mungkin dari pola pemberian subsidi pada harga bisa saja (diubah) pada subsidi langsung,” kata Hatta di kantornya kemarin.
Upaya pengalihan pola subsidi tersebut, menurut Hatta, tidak sama dengan penghapusan subsidi. “Jangan ada istilah penghapusan. Tidak ada penghapusan subsidi. Subsidi tetap diberikan oleh pemerintah, oleh bangsa ini pada rakyatnya yang membutuhkan,” kata Hatta.

Subsidi dengan pola langsung bisa diberikan dalam bentuk bantuan langsung ke masyarakat miskin. Subsidi langsung juga bisa diberikan terbatas kepada angkutan umum. “Sampai kapan subsidi energi tetap diberikan? Sampai masyarakat ini tidak membutuhkan subsidi lagi. Catat itu. Yang benar itu subsidi itu diatur, bukan dihapus,” katanya.
Hatta menyatakan, saat ini pemerintah tengah mengatur restrukturisasi subsidi tersebut dalam sebuah road map tersendiri.

Hatta mengatakan, hingga kini, pemerintah belum berencana menaikkan harga BBM bersubdisi, terutama premium.
Hatta mengatakan, meskipun harga minyak mentah meningkat, namun saat ini masih terkompensasi dengan apresiasi nilai tukar rupiah. “Ingat pengalaman 2010. Walaupun terjadi kenaikan tidak menaikkan subsidi dan tidak perlu menambah plafon karena rupiah menguat,” katanya.

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) di bulan April telah menyentuh level USD 123 per barel. Dalam APBN 2011, harga minyak mentah Indonesia diasumsikan USD 80 per barel, dengan kurs rupiah USD 9.250 per USD. Saat ini, kurs rupiah bergerak di kisaran Rp8.700-8.800 per USD. Dalam APBN, subsidi BBM dianggarkan Rp 99,5 triliun. Sebelumnya, Dirjen Migas Kementrian ESDM Evita Legowo mengungkapkan subsidi BBM akan dihapus secara keseluruhan pada 2014. Sebelumnya, Menkeu Agus Martowardojo juga mengatakan pemerintah berkeinginan menghapuskan premium yang saat ini harganya masih disubsidi. (sof/kim/jpnn)

Diarahkan ke Pola Langsung

JAKARTA- Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah masih akan mengalokasikan subsidi energi. Namun, polanya akan diarahkan ke subsidi langsung.

Dengan mekanisme itu, pola subsidi harga yang selama ini dianut bisa direstrukturisasi agar bisa dinikmati oleh kalangan masyarakat miskin yang lebih berhak.

“Subsidi tetap diberikan. Hanya pola pemberian subsidi harus direstrukturisasi. Mungkin dari pola pemberian subsidi pada harga bisa saja (diubah) pada hanya pola pemberian subsidi harus direstruk. Mungkin dari pola pemberian subsidi pada harga bisa saja (diubah) pada subsidi langsung,” kata Hatta di kantornya kemarin.
Upaya pengalihan pola subsidi tersebut, menurut Hatta, tidak sama dengan penghapusan subsidi. “Jangan ada istilah penghapusan. Tidak ada penghapusan subsidi. Subsidi tetap diberikan oleh pemerintah, oleh bangsa ini pada rakyatnya yang membutuhkan,” kata Hatta.

Subsidi dengan pola langsung bisa diberikan dalam bentuk bantuan langsung ke masyarakat miskin. Subsidi langsung juga bisa diberikan terbatas kepada angkutan umum. “Sampai kapan subsidi energi tetap diberikan? Sampai masyarakat ini tidak membutuhkan subsidi lagi. Catat itu. Yang benar itu subsidi itu diatur, bukan dihapus,” katanya.
Hatta menyatakan, saat ini pemerintah tengah mengatur restrukturisasi subsidi tersebut dalam sebuah road map tersendiri.

Hatta mengatakan, hingga kini, pemerintah belum berencana menaikkan harga BBM bersubdisi, terutama premium.
Hatta mengatakan, meskipun harga minyak mentah meningkat, namun saat ini masih terkompensasi dengan apresiasi nilai tukar rupiah. “Ingat pengalaman 2010. Walaupun terjadi kenaikan tidak menaikkan subsidi dan tidak perlu menambah plafon karena rupiah menguat,” katanya.

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) di bulan April telah menyentuh level USD 123 per barel. Dalam APBN 2011, harga minyak mentah Indonesia diasumsikan USD 80 per barel, dengan kurs rupiah USD 9.250 per USD. Saat ini, kurs rupiah bergerak di kisaran Rp8.700-8.800 per USD. Dalam APBN, subsidi BBM dianggarkan Rp 99,5 triliun. Sebelumnya, Dirjen Migas Kementrian ESDM Evita Legowo mengungkapkan subsidi BBM akan dihapus secara keseluruhan pada 2014. Sebelumnya, Menkeu Agus Martowardojo juga mengatakan pemerintah berkeinginan menghapuskan premium yang saat ini harganya masih disubsidi. (sof/kim/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/