29.2 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Ciptakan Desa Sejahtera KKP Inisiasi ‘Kampung Ikan’

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat di kawasan pedesaan. Satu di antaranya melalui program ‘Kampung Ikan’. Program ini merupakan bentuk pengembangan berbagai jenis komoditas tertentu di suatu desa atau daerah tertentu, yang diyakini juga bisa meningkatkan kesejahteraan di kawasan pedesaan.

MENJALA: Seorang nelayan saat menjala ikan di laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan menerapkan program ‘Kampung Ikan’ demi kesejahteraan masyarakat di kawasan pedesaan.

Kepala Pusat Riset Perikanan KKP, Yayan Hikmayani menyebutkan, pedesaan sebenarnya menjadi ujung tombak pembangunan. Sebab, ketika desa menjadi pusat pembangunan, maka dampaknya akan menjalar hingga perekonomian nasional.

“’Kampung Ikan’ sudah ada, cuma sentuhan menginovasi program yang sudah ada dan yang akan diadakan, supaya berkembang,” ungkap Yayan di gedung KKP Jakarta, Selasa (15/6). Yayan juga mengatakan, jumlah pedesaan di Indonesia sangat besar. Bahkan jika dikembangkan dengan berbagai inovasi budidaya, dapat berpotensi menghasilkan produk bernilai tinggi berkualitas ekspor.

“Jumlah desa luar biasa dan jadi potensi besar, ada 73.000 desa. Ketika kita mampu membuat desa jadi sejahtera, maka masyarakat sejahtera,” tuturnya.

Program ‘Kampung Ikan’ ini, lanjutnya, diharapkan dapat menjadi fokus kawasan pedesaan dalam meningkatkan kinerja sektor kelautan dan perikanan nasional.

“‘Kampung Ikan’ ini hulu ke hilir bisa dari berbagai masyarakat. Masyarakat setempat seperti apa maunya dan mengangkat kearifan lokal,” jelas Yayan.

Yayan mengaku, meskipun demikian, terdapat hambatan dari berbagai aspek, mulai dari sistem produksi, tenaga atau sumber daya masyarakat (SDM), hingga faktor teknologi.

“Teknologi masih tradisional, pemenuhannya untuk kebutuhan sendiri, serapan tenaga kerja masih terbatas, akses teknologi juga, apalagi di luar Jawa. Dan sistem usaha skalanya kecil, belum terintegrasi hulu-hilir,” pungkasnya. (jpc/saz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat di kawasan pedesaan. Satu di antaranya melalui program ‘Kampung Ikan’. Program ini merupakan bentuk pengembangan berbagai jenis komoditas tertentu di suatu desa atau daerah tertentu, yang diyakini juga bisa meningkatkan kesejahteraan di kawasan pedesaan.

MENJALA: Seorang nelayan saat menjala ikan di laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan menerapkan program ‘Kampung Ikan’ demi kesejahteraan masyarakat di kawasan pedesaan.

Kepala Pusat Riset Perikanan KKP, Yayan Hikmayani menyebutkan, pedesaan sebenarnya menjadi ujung tombak pembangunan. Sebab, ketika desa menjadi pusat pembangunan, maka dampaknya akan menjalar hingga perekonomian nasional.

“’Kampung Ikan’ sudah ada, cuma sentuhan menginovasi program yang sudah ada dan yang akan diadakan, supaya berkembang,” ungkap Yayan di gedung KKP Jakarta, Selasa (15/6). Yayan juga mengatakan, jumlah pedesaan di Indonesia sangat besar. Bahkan jika dikembangkan dengan berbagai inovasi budidaya, dapat berpotensi menghasilkan produk bernilai tinggi berkualitas ekspor.

“Jumlah desa luar biasa dan jadi potensi besar, ada 73.000 desa. Ketika kita mampu membuat desa jadi sejahtera, maka masyarakat sejahtera,” tuturnya.

Program ‘Kampung Ikan’ ini, lanjutnya, diharapkan dapat menjadi fokus kawasan pedesaan dalam meningkatkan kinerja sektor kelautan dan perikanan nasional.

“‘Kampung Ikan’ ini hulu ke hilir bisa dari berbagai masyarakat. Masyarakat setempat seperti apa maunya dan mengangkat kearifan lokal,” jelas Yayan.

Yayan mengaku, meskipun demikian, terdapat hambatan dari berbagai aspek, mulai dari sistem produksi, tenaga atau sumber daya masyarakat (SDM), hingga faktor teknologi.

“Teknologi masih tradisional, pemenuhannya untuk kebutuhan sendiri, serapan tenaga kerja masih terbatas, akses teknologi juga, apalagi di luar Jawa. Dan sistem usaha skalanya kecil, belum terintegrasi hulu-hilir,” pungkasnya. (jpc/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/