28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Gubsu: PLN Jangan Semena-mena

gatotGubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho  mendesak PLN segera bertindak cepat menyelesaikan krisis listrik yang semakin menjadi-jadin
dalam melakukan pemadaman listrik tanpa terjadwal dua pekan terakhir ini. Tindakan PLN tersebut, dikhawatirkan akan memicu kemarahan warga.
“Kita sudah mendesak pada pihak PLN agar segera menyelesaikan krisis listrik yang terjadi tersebut. Agar tidak terjadi pemadalam listrik semena-mena di kalangan warga. Saya juga sudah banyak menerima SMS dari warga dan ini sudah tak terhitung lagi. Bahkan ada yang menelepon langsung,” ujar Gatot usai membuka gerak jalan hari ulang tahun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jalan Sisingamangaraja Medan, Minggu (22/9).
Intinya, sambung Gatot,  masyarakat menilai PLN sudah kelewatan melakukan pemadaman. Dan tidak terjadwal, sudah seperti minum obat dan waktunya juga tak terukur. Tak hanya lewat SMS, Gatot juga melakukan pemantauan atas keresahan warga Sumatera Utara terhadap PLN melalui jejaring sosial. Kicauan dan celotehan masyarakat sosial media sepedas apapun menurutnya harus jadi bahan introspeksi bagi seluruh pegawai PLN.
“Pedas-pedas statusnya, tapi itulah fakta yang harus jadi cermin bagi PLN. Sumatera Utara pernah mengalami situasi seperti ini 5-6 tahun lalu, dan kini krisis kembali terulang. Janganlah terulang lagi 6-7 tahun ke depan. Harus ada solusi cerdas dan penyelesaian tuntas,” imbuhnya.
Gubernur Sumatera Utara sendiri sudah berkali-kali menyampaikan kondisi kelistrikan dan kegeraman masyarakat Sumatera Utara ini ke Pemerintah Pusat, baik melalui Dewan Energi Nasional maupun langsung menelpon Direktur Utama PLN Nur Pamudji.
Kemarahan warga di Binjai dan Lubukpakam dua hari lalu, menurut Gatot, harus menjadi kemarahan terakhir warga pada kinerja PLN. Gatot meminta, jika pemadaman memang tidak terelakkan, maka PLN harus membuat jadwal pemadaman secara profesional. “ Jadwal pemadaman harus dibuat profesional agar semua pihak tetap bisa bekerja. Saya menerima SMS dari ibu-ibu yang bahkan tidak bisa menyetrika seragam anak-anaknya karena jadwal padam bisa terjadi pagi hari, lalu disusul siang dan kembali terjadi malam, ini jelas memancing-mancing orang marah namanya. PLN tidak boleh semena-mena,” tegas Gubsu.
Sesuai dengan hasil pertemuan dengan Nur Pamudjiyang menjelaskan pemadaman akan berangsur pulih pada November mendatang, seiring mulai beroperasinya 3 genset sewaan, Gubsu berharap jadwal ini tidak molor lagi. “Kita tunggu November mendatang, semoga bisa tepat waktu, Dan saya imbau masyarakat tetap bisa berlapang dada dan bersabar, hindari aksi-aksi anarkis. Karena justru akan merugikan kita semua,” tegas Gatot.
Sewa 150 Unit Genset, PLN Keluarkan Rp9,360 M per Hari
Di sisi lain, untuk mencukupi pasokan daya listrik akibat defisit sebesar 400 Megawatt (MW), PT PLN harus menyewa genset yang didatangkan dari Singapura dan Malaysia dengan kapasitas 150 MW atau sebanyak 150 unit. Hal ini membuat perusahaan BUMN tersebut mengeluarkan biaya sekitar Rp9,360 miliar per hari untuk sewa genset dan bahan bakarnya.
Hal ini dikatakan GM PT PLN Pembangkitan Sumbagut (KITSBU) Bernadus Sudarmanta. Untuk biaya yang harus dikeluarkan PT PLN dalam menyewa genset, papar Bernadus, yakni Rp300 /kwh dan bahan bakar Rp2.300 /kwh atau dengan hitungan 150 MW (150.000 Kwh) ditambah 2.600 kwh (sewa dan bahan bakar) dan ditambah 24 jam dengan jumlah seluruhnya sekitar Rp9,360 miliar perhari.
“Itu biaya sewa dan produksi per harinya yang harus dikeluarkan. Meski pemakaian daya itu belum tentu dipakai semua,” katanya.
Dijelaskan Bernadus, untuk masing-masing genset t berkapasitas 1 MW sehingga untuk 150 MW artinya akan ada 150 genset yang akan didatangkan. “Untuk sewa genset tersebut, akan dikontrak dalam 2 tahun meski dibutuhkan sekitar 6 bulan sambil menunggu selesainya perawatan mesin pembangkit,” tuturnya.
Mesin genset sebanyak 150 unit yang akan diboyong ke Medan tersebut akan diangkut dalam 200 kontainer dari Singapura dan Malaysia. Sedangkan penempatan mesin genset itu dibagi dalam tiga wilayah. Masing-masing, genset sebesar 75 MW atau sebanyak 75 unit yang disewa dari Singapura akan diletakkan di Payapasir, Belawan. Sedangkan genset sebesar 30 MW atau sebayak 30 unit asal Malaysia diletakkan di Bandara Kualanamu, serta genset lainnya sebesar 45 MW atau sebanyak 45 unit yang juga didatangkan dari negeri jiran diletakkan di Tanjungmorawa. “Ukuran genset ini sangat besar. Tiap satu genset seukuran 1 kotak peti kemas yang panjang atau sepanjang truk kontrainer. Sehingga, kapal yang membawa mesin genset ini kan tak mudah didapat karena jumlahnya banyak dan besar.
Nah, genset yang ditempatkan di Payapasir, Belawan, dijadwalkan tiba di Medan pada 3 Oktober ini. Sesuai rencana pada 7 November nanti sudah bisa dioperasikan,”jelasnya. (rud/ila)

gatotGubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho  mendesak PLN segera bertindak cepat menyelesaikan krisis listrik yang semakin menjadi-jadin
dalam melakukan pemadaman listrik tanpa terjadwal dua pekan terakhir ini. Tindakan PLN tersebut, dikhawatirkan akan memicu kemarahan warga.
“Kita sudah mendesak pada pihak PLN agar segera menyelesaikan krisis listrik yang terjadi tersebut. Agar tidak terjadi pemadalam listrik semena-mena di kalangan warga. Saya juga sudah banyak menerima SMS dari warga dan ini sudah tak terhitung lagi. Bahkan ada yang menelepon langsung,” ujar Gatot usai membuka gerak jalan hari ulang tahun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jalan Sisingamangaraja Medan, Minggu (22/9).
Intinya, sambung Gatot,  masyarakat menilai PLN sudah kelewatan melakukan pemadaman. Dan tidak terjadwal, sudah seperti minum obat dan waktunya juga tak terukur. Tak hanya lewat SMS, Gatot juga melakukan pemantauan atas keresahan warga Sumatera Utara terhadap PLN melalui jejaring sosial. Kicauan dan celotehan masyarakat sosial media sepedas apapun menurutnya harus jadi bahan introspeksi bagi seluruh pegawai PLN.
“Pedas-pedas statusnya, tapi itulah fakta yang harus jadi cermin bagi PLN. Sumatera Utara pernah mengalami situasi seperti ini 5-6 tahun lalu, dan kini krisis kembali terulang. Janganlah terulang lagi 6-7 tahun ke depan. Harus ada solusi cerdas dan penyelesaian tuntas,” imbuhnya.
Gubernur Sumatera Utara sendiri sudah berkali-kali menyampaikan kondisi kelistrikan dan kegeraman masyarakat Sumatera Utara ini ke Pemerintah Pusat, baik melalui Dewan Energi Nasional maupun langsung menelpon Direktur Utama PLN Nur Pamudji.
Kemarahan warga di Binjai dan Lubukpakam dua hari lalu, menurut Gatot, harus menjadi kemarahan terakhir warga pada kinerja PLN. Gatot meminta, jika pemadaman memang tidak terelakkan, maka PLN harus membuat jadwal pemadaman secara profesional. “ Jadwal pemadaman harus dibuat profesional agar semua pihak tetap bisa bekerja. Saya menerima SMS dari ibu-ibu yang bahkan tidak bisa menyetrika seragam anak-anaknya karena jadwal padam bisa terjadi pagi hari, lalu disusul siang dan kembali terjadi malam, ini jelas memancing-mancing orang marah namanya. PLN tidak boleh semena-mena,” tegas Gubsu.
Sesuai dengan hasil pertemuan dengan Nur Pamudjiyang menjelaskan pemadaman akan berangsur pulih pada November mendatang, seiring mulai beroperasinya 3 genset sewaan, Gubsu berharap jadwal ini tidak molor lagi. “Kita tunggu November mendatang, semoga bisa tepat waktu, Dan saya imbau masyarakat tetap bisa berlapang dada dan bersabar, hindari aksi-aksi anarkis. Karena justru akan merugikan kita semua,” tegas Gatot.
Sewa 150 Unit Genset, PLN Keluarkan Rp9,360 M per Hari
Di sisi lain, untuk mencukupi pasokan daya listrik akibat defisit sebesar 400 Megawatt (MW), PT PLN harus menyewa genset yang didatangkan dari Singapura dan Malaysia dengan kapasitas 150 MW atau sebanyak 150 unit. Hal ini membuat perusahaan BUMN tersebut mengeluarkan biaya sekitar Rp9,360 miliar per hari untuk sewa genset dan bahan bakarnya.
Hal ini dikatakan GM PT PLN Pembangkitan Sumbagut (KITSBU) Bernadus Sudarmanta. Untuk biaya yang harus dikeluarkan PT PLN dalam menyewa genset, papar Bernadus, yakni Rp300 /kwh dan bahan bakar Rp2.300 /kwh atau dengan hitungan 150 MW (150.000 Kwh) ditambah 2.600 kwh (sewa dan bahan bakar) dan ditambah 24 jam dengan jumlah seluruhnya sekitar Rp9,360 miliar perhari.
“Itu biaya sewa dan produksi per harinya yang harus dikeluarkan. Meski pemakaian daya itu belum tentu dipakai semua,” katanya.
Dijelaskan Bernadus, untuk masing-masing genset t berkapasitas 1 MW sehingga untuk 150 MW artinya akan ada 150 genset yang akan didatangkan. “Untuk sewa genset tersebut, akan dikontrak dalam 2 tahun meski dibutuhkan sekitar 6 bulan sambil menunggu selesainya perawatan mesin pembangkit,” tuturnya.
Mesin genset sebanyak 150 unit yang akan diboyong ke Medan tersebut akan diangkut dalam 200 kontainer dari Singapura dan Malaysia. Sedangkan penempatan mesin genset itu dibagi dalam tiga wilayah. Masing-masing, genset sebesar 75 MW atau sebanyak 75 unit yang disewa dari Singapura akan diletakkan di Payapasir, Belawan. Sedangkan genset sebesar 30 MW atau sebayak 30 unit asal Malaysia diletakkan di Bandara Kualanamu, serta genset lainnya sebesar 45 MW atau sebanyak 45 unit yang juga didatangkan dari negeri jiran diletakkan di Tanjungmorawa. “Ukuran genset ini sangat besar. Tiap satu genset seukuran 1 kotak peti kemas yang panjang atau sepanjang truk kontrainer. Sehingga, kapal yang membawa mesin genset ini kan tak mudah didapat karena jumlahnya banyak dan besar.
Nah, genset yang ditempatkan di Payapasir, Belawan, dijadwalkan tiba di Medan pada 3 Oktober ini. Sesuai rencana pada 7 November nanti sudah bisa dioperasikan,”jelasnya. (rud/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/