MEDAN- Mahalnya biaya pengobatan penyakit Talasemia atau kelainan kromosom belum ada alternatifnya, hingga kini biayanya kian melejit diangka Rp100 juta per bulannya. Pasalnya, pengobatannya sampai saat ini masih dengan transfusi darah.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung ahli talasemia, Prof dr Bidasari Lubis Sp A (K) saat menjadi pembicara dalam acara seminar Talasemia yang diadakan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Medan, Selasa (10/5). Bidasari menerangkan, talasemia adalah penyakit keturunan dengan gejala utama pucat, perut tampak membesar karena pembengkakan limpa dan hati, apabila tidak diobati dengan baik akan terjadi perubahan bentuk tulang muka dan warna kulit jadi hitam. Penyebabnya akibat kekurangan zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga produksi Hb berkurang.
“Bagi para penderita Talasemia, hingga kini pengobatannya adalah transfusi darah yang memakan biaya sekitar Rp100 juta per bulan,” katanya.
Dia menuturkan, persentasi terjadinya talasemia semakin meningkat bila penderita talasemia minor menikah dengan talasemia minor juga, yakni kemungkinan sebesar 25 persen akan menurun pada anaknya. “Untuk itu diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk melakukan konseling pra nikah bagi para remaja yang ingin menikah,” ingatkannya.
Pengurus FSG (Family Support Group), Atika Rahmi AW S Psi mengatakan, pendampingan penderita talasemia sangat sulit, tapi saat ini penderita sudah lebih pintar dalam pengaturan jadwal transfusi per bulan. (mag-7).