26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Putra Osama Ancam Tuntut AS

NEW YORK – Kontroversi soal penyergapan Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan yang berujung kematian pemimpin Al Qaeda belum berakhir. Lewat surat yang ditujukan kepada harian besar Amerika Serikat New York Times, putra keempat Osama, Omar bin Laden, mengecam tindakan Negeri Paman Sam tersebut.

Atas nama keluarga Osama, Omar menganggap ditembaknya sang ayah hingga tewas padahal tak bersenjata itu jelas-jelas telah melanggar hukum internasional. Pria yang kini tinggal di kawasan Teluk Persia itu meminta PBB menyelidiki peristiwa tersebut.

Pria 30 tahun itu membandingkan nasib sang ayah dengan dua diktator yang dianggap bernasib lebih baik, Saddam Hussein dan Slobodan Milosevic. Keduanya ditangkap hidup-hidup dan diadili. Meski AS akhirnya memvonis Saddam hukuman mati dengan cara dihukum gantung. Sedangkan Milosevic tewas di selnya saat menjalani proses pengadilan di Pengadilan Kriminal Internasional, Den Haag, Belanda.

Karena itu, Omar berencana menuntut pemerintahan Presiden AS, Barack Obama. Itu dilakukan jika dalam waktu 30 hari Obama tidak memberikan jawaban tentang mengapa ayahnya ditembak mati, bukan ditangkap hidup-hidup. Untuk menuntut jawaban tersebut, Omar akan membentuk panel yang berisi para pengacara tenar dari Inggris dan AS.

“Presiden Obama telah memerintahkan penembakan pria dan perempuan yang tidak bersenjata,” ucap Omar dalam suratnya, seperti dikutip The Guardian, Rabu (11/5). Selain Osama, dalam penyergapan 1 Mei lalu itu, ikut tewas empat orang lain, yakni tiga pria dan seorang perempuan. Seorang di antaranya adalah satu di antara 12 anak Osama, Khalid.

“Keluarga (Osama) ingin mengetahui kenapa seorang pria tak bersenjata tak ditangkap dan diadili hingga kebenaran bisa dibeberkan di hadapan warga dunia,” lanjut Omar dalam suratnya.

Kecaman Omar itu menarik. Sebab, selama ini justru dialah yang secara terbuka menentang cara perjuangan sang ayah, mengorbankan banyak warga sipil. Karena itu, tak seperti sang ayah yang hidup dari satu tempat persembunyian ke tempat persembunyian lain, Omar hidup glamor di Inggris. Dia menikahi perempuan Inggris yang berusia 25 tahun lebih tua, Jane Felix-Browne, pada 2007.

Setelah masuk Islam, Jane mengubah namanya menjadi Zaina Mohamed bin Laden. Pasangan Omar-Jane pernah hampir memiliki anak melalui metode ibu pengganti karena usia Jane yang sudah tak memungkinkan untuk mengandung.

Tapi, tahun lalu impian itu musnah setelah sang ibu pengganti, Louise Pallard yang seorang mantan penari telanjang, mengalami keguguran. Tak lama setelah itu, Omar dan Jane berpisah karena alasan Omar mengalami penyakit mental. Namun, belakangan, seperti dilansir Daily Mail, mereka berbaikan lagi.

Upaya Daily Mail meminta komentar Omar soal surat itu tak membuahkan hasil. E-mail dan telepon dari koran Inggris tak berbalas. Yang jelas Omar menyampaikan kekecewaannya.

Yang jelas, dalam surat tersebut Omar juga mengecam cara penguburan sang ayah yang dinilainya sebagai suatu penghinaan, yaitu “dibuang” ke laut. Tapi, yang kontradiktif, di satu sisi Omar mengecam cara pemakaman sang bapak, di sisi lain juga menegaskan belum percaya sepenuhnya bahwa sang ayah telah meninggal. Dia lantas menuntut foto jenazah pria kelahiran Jeddah, Arab Saudi(54) tahun silam tersebut ditunjukkan kepada publik.
Obama, sebelumnya, menegaskan bahwa pihaknya tak akan merilis foto itu dengan alasan keamanan nasional. Tapi anehnya, Gedung Putih tetap melansir foto jenazah tiga pria lain yang tewas dalam penyergapan di Abbottabad tersebut.

Karena tekanan yang terus bertubi agar pemerintahan Obama menunjukkan foto jenazah Osama berdasar Undang-Undang Kebebasan Informasi, kemarin CIA menawarkan kepada sejumlah legislator terpilih untuk melihat foto tersebut di markas mereka. Tapi, belum jelas kapan itu akan dilaksanakan.

Sementara itu, dalam interogasi yang hasilnya dibocorkan oleh kanal televisi ABC News, tiga janda Osama yang ditahan Pakistan mengungkapkan bahwa operasi AS tersebut gagal menewaskan sang putra mahkota Osama, Hamza.
Seorang pejabat Pakistan mengakuinya. Namun, mereka saat ini tak tahu di mana pemuda 20 tahun itu berada. AS khawatir pemuda yang sudah sangat terlatih melakukan teror tersebut akan memimpin upaya balas dendam atas kematian sang bapak. (c11/ttg/jpnn)

NEW YORK – Kontroversi soal penyergapan Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan yang berujung kematian pemimpin Al Qaeda belum berakhir. Lewat surat yang ditujukan kepada harian besar Amerika Serikat New York Times, putra keempat Osama, Omar bin Laden, mengecam tindakan Negeri Paman Sam tersebut.

Atas nama keluarga Osama, Omar menganggap ditembaknya sang ayah hingga tewas padahal tak bersenjata itu jelas-jelas telah melanggar hukum internasional. Pria yang kini tinggal di kawasan Teluk Persia itu meminta PBB menyelidiki peristiwa tersebut.

Pria 30 tahun itu membandingkan nasib sang ayah dengan dua diktator yang dianggap bernasib lebih baik, Saddam Hussein dan Slobodan Milosevic. Keduanya ditangkap hidup-hidup dan diadili. Meski AS akhirnya memvonis Saddam hukuman mati dengan cara dihukum gantung. Sedangkan Milosevic tewas di selnya saat menjalani proses pengadilan di Pengadilan Kriminal Internasional, Den Haag, Belanda.

Karena itu, Omar berencana menuntut pemerintahan Presiden AS, Barack Obama. Itu dilakukan jika dalam waktu 30 hari Obama tidak memberikan jawaban tentang mengapa ayahnya ditembak mati, bukan ditangkap hidup-hidup. Untuk menuntut jawaban tersebut, Omar akan membentuk panel yang berisi para pengacara tenar dari Inggris dan AS.

“Presiden Obama telah memerintahkan penembakan pria dan perempuan yang tidak bersenjata,” ucap Omar dalam suratnya, seperti dikutip The Guardian, Rabu (11/5). Selain Osama, dalam penyergapan 1 Mei lalu itu, ikut tewas empat orang lain, yakni tiga pria dan seorang perempuan. Seorang di antaranya adalah satu di antara 12 anak Osama, Khalid.

“Keluarga (Osama) ingin mengetahui kenapa seorang pria tak bersenjata tak ditangkap dan diadili hingga kebenaran bisa dibeberkan di hadapan warga dunia,” lanjut Omar dalam suratnya.

Kecaman Omar itu menarik. Sebab, selama ini justru dialah yang secara terbuka menentang cara perjuangan sang ayah, mengorbankan banyak warga sipil. Karena itu, tak seperti sang ayah yang hidup dari satu tempat persembunyian ke tempat persembunyian lain, Omar hidup glamor di Inggris. Dia menikahi perempuan Inggris yang berusia 25 tahun lebih tua, Jane Felix-Browne, pada 2007.

Setelah masuk Islam, Jane mengubah namanya menjadi Zaina Mohamed bin Laden. Pasangan Omar-Jane pernah hampir memiliki anak melalui metode ibu pengganti karena usia Jane yang sudah tak memungkinkan untuk mengandung.

Tapi, tahun lalu impian itu musnah setelah sang ibu pengganti, Louise Pallard yang seorang mantan penari telanjang, mengalami keguguran. Tak lama setelah itu, Omar dan Jane berpisah karena alasan Omar mengalami penyakit mental. Namun, belakangan, seperti dilansir Daily Mail, mereka berbaikan lagi.

Upaya Daily Mail meminta komentar Omar soal surat itu tak membuahkan hasil. E-mail dan telepon dari koran Inggris tak berbalas. Yang jelas Omar menyampaikan kekecewaannya.

Yang jelas, dalam surat tersebut Omar juga mengecam cara penguburan sang ayah yang dinilainya sebagai suatu penghinaan, yaitu “dibuang” ke laut. Tapi, yang kontradiktif, di satu sisi Omar mengecam cara pemakaman sang bapak, di sisi lain juga menegaskan belum percaya sepenuhnya bahwa sang ayah telah meninggal. Dia lantas menuntut foto jenazah pria kelahiran Jeddah, Arab Saudi(54) tahun silam tersebut ditunjukkan kepada publik.
Obama, sebelumnya, menegaskan bahwa pihaknya tak akan merilis foto itu dengan alasan keamanan nasional. Tapi anehnya, Gedung Putih tetap melansir foto jenazah tiga pria lain yang tewas dalam penyergapan di Abbottabad tersebut.

Karena tekanan yang terus bertubi agar pemerintahan Obama menunjukkan foto jenazah Osama berdasar Undang-Undang Kebebasan Informasi, kemarin CIA menawarkan kepada sejumlah legislator terpilih untuk melihat foto tersebut di markas mereka. Tapi, belum jelas kapan itu akan dilaksanakan.

Sementara itu, dalam interogasi yang hasilnya dibocorkan oleh kanal televisi ABC News, tiga janda Osama yang ditahan Pakistan mengungkapkan bahwa operasi AS tersebut gagal menewaskan sang putra mahkota Osama, Hamza.
Seorang pejabat Pakistan mengakuinya. Namun, mereka saat ini tak tahu di mana pemuda 20 tahun itu berada. AS khawatir pemuda yang sudah sangat terlatih melakukan teror tersebut akan memimpin upaya balas dendam atas kematian sang bapak. (c11/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/