24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

Warga Belawan Hadang Truk Pengangkut Tanah

3-10-13- Truk- Jalan Sicanang1

BELAWAN-Warga di Kelurahan Belawan Bahari dan Sicanang Kecamatan Medan Belawan, melakukan penghadangan armada truk tronton pengangkut tanah timbun di Jalan Pulo Sicanang Titi Satu Kecamatan Medan Belawan. Mereka kecewa dengan sikap PT Belawan Indah (BI) yang dituding tidak peduli terhadap kesehatan warga akibat polusi debu dari aktivitas puluhan truk dimaksud, Kamis (3/10) kemarin.

Menurut warga yang di dominasi para ibu rumah tangga menyebutkan, truk tronton roda sepuluh bermuatan tanah timbun, selain menimbulkan polusi debu, akibat dari isi muatan tanahnya berceceran disekitar badan jalan, juga menimbulkan kebisingan. Dampak dari terjadinya hal itu, menimbulkan keresahan bagi warga.

 

“Kalau kondisi cuaca panas, ceceran tanah jadi debu dan terbawa angin hingga ke dalam rumah kami. Sedangkan saat hujan turun, jalanan menjadi licin dan membahayakan pengendara. Kami minta PT BI membersihkan ceceran tanah di jalan ini dan melakukan penyiraman,” ujar, Rosmauli boru Tarigan (41) salah seorang warga.

 

Polusi debu yang timbul akibat dari aktivitas puluhan truk sarat muatan tanah, untuk melakukan penimbunan 8 hektar areal hutan mangrove di Sicanang, Belawan itu sebut warga, telah berlangsung lebih dari 3 bulan lamanya. Bahkan, keluhan tersebut sebelumnya sudah pernah disampaikan, namun tidak ada upaya pembersihan dari pihak pengembang.

 

“Warga melakukan penghadangan setiap truk bermuatan tanah timbun, karena memang tidak ada itikat baik dari pihak perusahaanya. Kami akan tetap menghentikan truk-truk yang lewat, jika PT BI tidak memperhatikan tuntutan warga disini,” ungkapnya.

 

Setelah berlangsung hampir satu jam, akhirnya beberapa pria berbadan tegap utusan dari PT Belawan Indah menemui warga setempat. Dalam pertemuan itu, pihak perusahaan memenuhi apa yang menjadi tuntutan warga dan bersedia memberikan konpensasi, termasuk 10 orang warga dipekerjakan sebagai petugas kebersihan badan jalan dengan upah Rp50 ribu per hari.

 

Koordinator Proyek PT Belawan Indah, Hartono saat dikonfirmasi terkait perihal dimaksud tidak dapat ditemui. Bahkan saat dihubungi melalui sambungan telepon seluarnya, yang bersangkutan belum bersedia menjawab.

 

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Medan, A Hie menanggapi aksi tersebut mengatakan, penghadangan truk pengangkut tanah timbun yang terjadi di Sicanang, Belawan merupakan bentuk kemarahan warga karena selama ini banyak pihak tak peduli terhadap keresahan mereka.

 

“Kemarahan warga itu wajar, karena selama ini Pemko Medan terkesan tidak peduli terhadap kerusakan jalan di tempat itu. Sekarang ditambah lagi dengan masuknya truk-truk pengangkut tanah timbun, menimbulkan polusi debu dan meresahkan mereka,” katanya.

 

A Hie, menyebutkan ketidak pedulian dan lemahnya koordinasi antar lintas instansi di jajaran Pemko Medan terbukti dari bebasnya truk-truk berkapasitas puluhan ton melintas diatas badan jalan yang bukan kelasnya. Dampak dari itu semua lanjut politisi Partai Demokrat ini mengakibatkan infrastruktur jalan menjadi rusak.

 

“Kalau memang tidak layak, Dishub Medan harus tegas dan jangan separuh hati menindaknya. Disamping itu, Pemko Medan diminta berkoordinasi dengan Kementrian PU supaya kerusakan infrastruktur jalan di daerah Sicanang, Belawan segera mungkin dilakukan perbaikan,” tegas, A Hie.(rul)

3-10-13- Truk- Jalan Sicanang1

BELAWAN-Warga di Kelurahan Belawan Bahari dan Sicanang Kecamatan Medan Belawan, melakukan penghadangan armada truk tronton pengangkut tanah timbun di Jalan Pulo Sicanang Titi Satu Kecamatan Medan Belawan. Mereka kecewa dengan sikap PT Belawan Indah (BI) yang dituding tidak peduli terhadap kesehatan warga akibat polusi debu dari aktivitas puluhan truk dimaksud, Kamis (3/10) kemarin.

Menurut warga yang di dominasi para ibu rumah tangga menyebutkan, truk tronton roda sepuluh bermuatan tanah timbun, selain menimbulkan polusi debu, akibat dari isi muatan tanahnya berceceran disekitar badan jalan, juga menimbulkan kebisingan. Dampak dari terjadinya hal itu, menimbulkan keresahan bagi warga.

 

“Kalau kondisi cuaca panas, ceceran tanah jadi debu dan terbawa angin hingga ke dalam rumah kami. Sedangkan saat hujan turun, jalanan menjadi licin dan membahayakan pengendara. Kami minta PT BI membersihkan ceceran tanah di jalan ini dan melakukan penyiraman,” ujar, Rosmauli boru Tarigan (41) salah seorang warga.

 

Polusi debu yang timbul akibat dari aktivitas puluhan truk sarat muatan tanah, untuk melakukan penimbunan 8 hektar areal hutan mangrove di Sicanang, Belawan itu sebut warga, telah berlangsung lebih dari 3 bulan lamanya. Bahkan, keluhan tersebut sebelumnya sudah pernah disampaikan, namun tidak ada upaya pembersihan dari pihak pengembang.

 

“Warga melakukan penghadangan setiap truk bermuatan tanah timbun, karena memang tidak ada itikat baik dari pihak perusahaanya. Kami akan tetap menghentikan truk-truk yang lewat, jika PT BI tidak memperhatikan tuntutan warga disini,” ungkapnya.

 

Setelah berlangsung hampir satu jam, akhirnya beberapa pria berbadan tegap utusan dari PT Belawan Indah menemui warga setempat. Dalam pertemuan itu, pihak perusahaan memenuhi apa yang menjadi tuntutan warga dan bersedia memberikan konpensasi, termasuk 10 orang warga dipekerjakan sebagai petugas kebersihan badan jalan dengan upah Rp50 ribu per hari.

 

Koordinator Proyek PT Belawan Indah, Hartono saat dikonfirmasi terkait perihal dimaksud tidak dapat ditemui. Bahkan saat dihubungi melalui sambungan telepon seluarnya, yang bersangkutan belum bersedia menjawab.

 

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Medan, A Hie menanggapi aksi tersebut mengatakan, penghadangan truk pengangkut tanah timbun yang terjadi di Sicanang, Belawan merupakan bentuk kemarahan warga karena selama ini banyak pihak tak peduli terhadap keresahan mereka.

 

“Kemarahan warga itu wajar, karena selama ini Pemko Medan terkesan tidak peduli terhadap kerusakan jalan di tempat itu. Sekarang ditambah lagi dengan masuknya truk-truk pengangkut tanah timbun, menimbulkan polusi debu dan meresahkan mereka,” katanya.

 

A Hie, menyebutkan ketidak pedulian dan lemahnya koordinasi antar lintas instansi di jajaran Pemko Medan terbukti dari bebasnya truk-truk berkapasitas puluhan ton melintas diatas badan jalan yang bukan kelasnya. Dampak dari itu semua lanjut politisi Partai Demokrat ini mengakibatkan infrastruktur jalan menjadi rusak.

 

“Kalau memang tidak layak, Dishub Medan harus tegas dan jangan separuh hati menindaknya. Disamping itu, Pemko Medan diminta berkoordinasi dengan Kementrian PU supaya kerusakan infrastruktur jalan di daerah Sicanang, Belawan segera mungkin dilakukan perbaikan,” tegas, A Hie.(rul)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/