Jelang Final Piala FA
Manchester City sedang menatap gelar pertamanya dalam 35 tahun terakhir. Mereka akan memperebutkannya dengan Stoke City di final Piala FA yang dihelat di Wembley, Sabtu (14/5). Sekarang mereka berada dalam
status unggulan.
Namun, manajer City Roberto Mancini tak mau skuadnya kehilangan fokus. Bahkan, dia meminta supaya para pemainya tidak perlu melakukan selebrasi berlebihan untuk merayakan kepastikan mereka mengunci tiket ke Liga Champions musim depan.
Ya, atas kemenangan 1-0 melawan Tottenham Hotspur (10/5) membuat City mengunci posisi keempat klasemen. “Kami juga bahkan punya peluang finis di posisi ketiga, tapi sekarang sebaiknya fokus saja pada final Piala FA,” kata Mancini, seperti dilansir AFP.
Menurut dia, para pemainnya telah menghabiskan banyak energi kala menghadapi Tottenham. Itu bisa menjadi batu sandungan ketika melawan Stoke. “Bakal terjadi laga berat dan tidak akan mudah. Kami tidak boleh melakukan kesalahan,” kata Mancini.
Melawan Stoke, kapten City Carlos Tevez punya peluang turun lapangan. Itu sesuai dengan pernyataan Mancini sebelumnya bahwa Tevez hanya akan dimainkan bila dia sempat bermain melawan Spurs, julukan Tottenham. Kenyataannya dia sempat masuk menggantikan David Silva pada menit ke-83.
Tevez absen dalam empat laga sebelumnya karena cedera hamstring. “Sangat penting bila dia bermain. Apakah dia akan fit di final? Saya butuh waktu untuk memutuskannya,” jelas tactician asal Italia tersebut.
Kalau pun Tevez tidak dimainkan sebagai starter, tim berjuluk The Citizens itu masih memiliki Mario Balotelli dan Edin Dzeko. Selama ini mereka berdua yang menjadi andalan di lini depan ketika Tevez absen karena cedera.
Di sisi lain, Stoke yang baru kali pertama menembus final Piala FA kemungkinan besar tidak dapat diperkuat dua pemain andalannya winger Matthew Etherington dan bek Robert Huth. Mereka berdua harus menjalani tes kebugaran terlebih dahulu.
Namun, manajer Stoke Tony Pulis menilai, pasukannya berada dalam kondisi terbaik dan kepercayaan diri yang tinggi. Mereka juga didukung fans yang fanatik. Mereka juga melaju ke final dengan mengandaskan Bolton Wanderers 5-0 di semifinal.
“Ini bisa menjadi hari yang luar biasa dalam sejarah klub kami. Kami diprediksi akan kembali degradasi begitu masuk ke Premier League pada 2008. Tapi, kemudian kami terus membaik dari musim ke musim,” bilang Pulis.
“Kami mulanya hanyalah tim dengan pendukung 2 ribu orang, dengan stadion jelek, serta berlatih di lapangan taman. Kemudian semuanya mulai berubah, kami memperbaiki diri dan sekarang menuju Wembley, melawan klub kaya seperti City,” kata Pulis. (ham/jpnn)