VALENCIA – Berakhir sudah persaingan di Liga Primera Spanyol. Juara bertahan Barcelona akhirnya mengunci gelar ketiga beruntun kemarin dini hari. Itu menyusul hasil seri 1-1 (1-1) atas tuan rumah Levante di Ciutat de Valencia.
Suntikan tiga angka itu membuat Barca bisa berpesta saat kompetisi masih menyisakan dua pertandingan lagi.
Sekarang Barca mengoleksi 92 poin dari 36 laga dan unggul enam angka di atas pesaing terdekatnya Real Madrid.
Dengan sisa dua laga lagi, maka Real sudah tidak punya peluang untuk mengejar. Real bisa saja menyamai koleksi angka Barca, tapi mereka kalah head to head. Sebab, pada bentrok pertama musim ini, Barca menang 5-0 dan di bentrok kedua seri 1-1.
Makanya, begitu wasit Jose Luis Paradas Romero meniupkan peluit panjang tanda laga berakhir, para pemain, pelatih, dan pendukung Barca langsung bersorak. Mereka bersuka cita merayakan gelar ke-21 di Liga Primera.
“Ini momen yang paling bahagia bagi fans Barcelona. Gelar ini sangat bernilai. Kami menggapainya dengan kerja keras dan keinginan yang kuat. Kami adalah contoh yang hebat,” ujar Sandro Rosell, presiden Barca, kepada Canal Plus.
Pertarungan Barca kontra Levante mulanya berjalan menarik. Barca lebih dulu unggul pada menit ke-28 melalui Seydou Keita, tapi kemudian disamakan Felipe Ceicedo pada menit ke-40. Pada babak kedua intensitas menurun, terutama di 20 menit terakhir.
Sayang, kegagalan meraih angka penuh memupuskan ambisi Barca untuk mengakhiri musim ini dengan 100 poin. Namun, entrenador Josep Guardiola tetap puas dan menyebut para pemainnya sebagai kunci sukses tim kebanggaan Catalan itu.
Melawan Levante, Guardiola menurunkan skuad utama, di antaranya Lionel Messi, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Carlos Punyol, dan Victor Valdes. “Tanpa mereka, hegemoni Barca tak mungkin tercapai,” jelas Guardiola, seperti dikutip Reuters.
“Liga Primera adalah yang paling penting musim ini. Memang Liga Champions sangat glamour, tapi harus diakui kami melalui perjalanan yang sangat sulit pada musim ini. Kami mendapatkan perlawanan berat di liga,” lanjut Guardiola.
Dia juga sempat berbicara soal pesaingnya entrenador Real Jose Mourinho. “Ketika melawan Mourinho dan saya melihat cara bermain timnya di televisi, saya ingin belajar banyak. Tapi, bukan untuk urusan di luar lapangan,” kata Guardiola.
Gelar ketiga beruntun itu membuat mereka mengejar rekor Barca saat masih ditangani Johan Cruyff yang empat kali juara secara beruntun pada 1991-1994. “Jarang terjadi ada klub yang memenangi liga tiga kali secera beruntun di kompetisi seketat ini. Itu bukti kalau mereka sangat lapar gelar,” kata Javier Mascherano, gelandang Barca.
Kapten Carles Puyol menilai, kepastian mengunci gelar di sisa dua laga ini membuat mereka bisa lebih tenang jelang pertarungan di final Liga Champions melawan Manchester United di Wembley, London, pada 28 Mei nanti.
“Bagi saya, semua gelar sangat penting. Kami bekerja keras dan pantas mendapatkannya,” katanya. (ham/jpnn)
(ham/jpnn)