26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Empat WNI Ditembak Mati di Malaysia

TKI
TKI

JAKARTA- Empat orang warga negara Indonesia (WNI) dikabarkan meninggal akibat ditembak mati oleh polisi Malaysia. Keempat WNI tersebut diduga telah melakukan perampokan dan saat penyergapan melakukan perlawanan. Sehingga baku tembak pun tidak dapat dielakkan.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Konsulern
KBRI Malaysia Dino Wahyudin saat dihubungi kemarin petang. Ia menjelaskan, keempat WNI tersebut hingga kini masih diotopsi untuk mengetahui identitas dan luka tembakan yang telah menewaskan mereka.
Ia menegaskan, bahwa jika dari hasil otopsi tersebut terdapat bukti bahwa para polisi yang melakukan penembakan sengaja untuk menembak mati, maka pihak KBRI akan melakukan pengajuan pengadilan inquest. Pengadilan tersebut akan mengadili tindakan dan prosedur yang dilakukan oleh seorang polisi dalam bertugas jika memang mereka dinilai salah.
“Mereka memang diizinkan untuk membela diri jika memang terdesak, namun jika hasil otopsi ditemukan kejanggalan maka harus dilakukan penegakan hukum,” ujarnya.
Keempat WNI yang ditembak mati tersebut atas nama Hafat,dengan  nomor paspor Indonesia A0649848, kelahiran 8 Juni 1969; Iknoriansya, nomor paspor U450798, kelahiran 7 Mei 1988; Hery Setiawan, nomor paspor A4208167, kelahiran 25 November 1980 dan Wahyudi, nomor paspor A2640273. Namun dari keseluruhan paspor tersebut, menurutnya,  masih belum dapat dipastikan apakah benar keempat korban sesuai dengan paspor yang ditemukan di lokasi penyergapan.
“Besok (hari ini) jam 11 siang, kami diberi kesempatan oleh pihak kepolisian untuk melihat dan mencocokkan paspor yang ditemukan dengan para korban,” ungkap Dino.
Dino menjelaskan, menurut keterangan polisi yang ia dapatkan, keempat WNI tersebut diduga melakukan perampokan di salah satu rumah warga. Perampokan terjadi pada Jumat dini hari. Selanjutnya, dilakukan pengejaran oleh pihak kepolisian dan mereka ditemukan sedang bersembunyi di Blok B-15-7, Ampang Hilir Pinggiran, Jalan Ampang Putra, Kuala Lumpur.
Dengan segera, penyergapan dilakukan pada Jumat siang pukul 11.00 waktu setempat.
Dalam proses penyergapan tersebut, para tersangka mengeluarkan tembakan ke arak para polisi. Yang dengan cepat dibalas tembakan juga oleh mereka. Sayangnya, keterangan baku tembak tersebut masih belum bisa diberikan oleh pihak kepolisian secara detail.”Oleh karenanya kita masih menunggu hasil otopsi. Pihak kepolisian berjanji akan segera memberikan hasilnya. Pihak KBRI juga telah menunjuk lawyer dan tim satgas untuk menangani kasus-kasus seperti ini,” papar Dino.
Dari penyergapan tersebut, lanjut Dino, ditemukan beberapa barang yang diduga merupakan hasil rampokan yang mereka lakukan. Yakni ipad, beberapa jam dan handphone  merk terkemuka, dan sejumlah uang ringgit. “Ditemukan pula senjata jenis revolver dilokasi,” ujarnya.
Pihak KBRI telah menghubungi keluarga korban yang ada di tanah air. Dari keterangan mereka, diperoleh informasi bahwa keempatnya merupakan pekerja konstruksi di Malaysia. Namun, mereka bekerja tanpa menggunakan visa kerja yang sah. Keempatnya masuk menggunakan visa kunjungan, sehingga setelah satu bulan mereka kembali pulang.
“Sebulan di Malaysia, kemudian pulang. Menurut keterangan dari keluarganya, mereka merupakan orang Sumbawa namun sudah lama tinggal di Batam,” jelasnya. Sehingga, hal tersebut semakin mempermudah proses pulang pergi yang mereka lakukan.
Dua hari sebelumnya, kasus serupa juga terjadi pada tiga WNI disana. Mereka juga ditembak mati oleh polisi Malaysia atas dugaan perampokan nasabah bank. Jenazah ketiganya telah dipulangkan pada Sabtu (12/10) kemarin. “Keluarga korban juga meminta jenazah mereka dipulangkan. Hal itu akan kami usahakan setelah seluruh proses selesai digelar,” tutup Dino.

Grafis:
– Tahun 2013 korban tembak mati polisi di Malaysia sebanyak 7 orang
– Seluruh korban ditembak dengan motif sama, melakukan perampokan
– Tanggal 9 OKtober 2013, ada tiga korban. Diduga merampok nasabah bank
– Tanggal 11 OKtober 2013, ada 4 korban. Diduga merampok sebuah rumah
– Sepanjang 2007-2013 diperkirakan ada 100 WNI meninggal akibat ditembak mati oleh polisi Malaysia.

TKI
TKI

JAKARTA- Empat orang warga negara Indonesia (WNI) dikabarkan meninggal akibat ditembak mati oleh polisi Malaysia. Keempat WNI tersebut diduga telah melakukan perampokan dan saat penyergapan melakukan perlawanan. Sehingga baku tembak pun tidak dapat dielakkan.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Konsulern
KBRI Malaysia Dino Wahyudin saat dihubungi kemarin petang. Ia menjelaskan, keempat WNI tersebut hingga kini masih diotopsi untuk mengetahui identitas dan luka tembakan yang telah menewaskan mereka.
Ia menegaskan, bahwa jika dari hasil otopsi tersebut terdapat bukti bahwa para polisi yang melakukan penembakan sengaja untuk menembak mati, maka pihak KBRI akan melakukan pengajuan pengadilan inquest. Pengadilan tersebut akan mengadili tindakan dan prosedur yang dilakukan oleh seorang polisi dalam bertugas jika memang mereka dinilai salah.
“Mereka memang diizinkan untuk membela diri jika memang terdesak, namun jika hasil otopsi ditemukan kejanggalan maka harus dilakukan penegakan hukum,” ujarnya.
Keempat WNI yang ditembak mati tersebut atas nama Hafat,dengan  nomor paspor Indonesia A0649848, kelahiran 8 Juni 1969; Iknoriansya, nomor paspor U450798, kelahiran 7 Mei 1988; Hery Setiawan, nomor paspor A4208167, kelahiran 25 November 1980 dan Wahyudi, nomor paspor A2640273. Namun dari keseluruhan paspor tersebut, menurutnya,  masih belum dapat dipastikan apakah benar keempat korban sesuai dengan paspor yang ditemukan di lokasi penyergapan.
“Besok (hari ini) jam 11 siang, kami diberi kesempatan oleh pihak kepolisian untuk melihat dan mencocokkan paspor yang ditemukan dengan para korban,” ungkap Dino.
Dino menjelaskan, menurut keterangan polisi yang ia dapatkan, keempat WNI tersebut diduga melakukan perampokan di salah satu rumah warga. Perampokan terjadi pada Jumat dini hari. Selanjutnya, dilakukan pengejaran oleh pihak kepolisian dan mereka ditemukan sedang bersembunyi di Blok B-15-7, Ampang Hilir Pinggiran, Jalan Ampang Putra, Kuala Lumpur.
Dengan segera, penyergapan dilakukan pada Jumat siang pukul 11.00 waktu setempat.
Dalam proses penyergapan tersebut, para tersangka mengeluarkan tembakan ke arak para polisi. Yang dengan cepat dibalas tembakan juga oleh mereka. Sayangnya, keterangan baku tembak tersebut masih belum bisa diberikan oleh pihak kepolisian secara detail.”Oleh karenanya kita masih menunggu hasil otopsi. Pihak kepolisian berjanji akan segera memberikan hasilnya. Pihak KBRI juga telah menunjuk lawyer dan tim satgas untuk menangani kasus-kasus seperti ini,” papar Dino.
Dari penyergapan tersebut, lanjut Dino, ditemukan beberapa barang yang diduga merupakan hasil rampokan yang mereka lakukan. Yakni ipad, beberapa jam dan handphone  merk terkemuka, dan sejumlah uang ringgit. “Ditemukan pula senjata jenis revolver dilokasi,” ujarnya.
Pihak KBRI telah menghubungi keluarga korban yang ada di tanah air. Dari keterangan mereka, diperoleh informasi bahwa keempatnya merupakan pekerja konstruksi di Malaysia. Namun, mereka bekerja tanpa menggunakan visa kerja yang sah. Keempatnya masuk menggunakan visa kunjungan, sehingga setelah satu bulan mereka kembali pulang.
“Sebulan di Malaysia, kemudian pulang. Menurut keterangan dari keluarganya, mereka merupakan orang Sumbawa namun sudah lama tinggal di Batam,” jelasnya. Sehingga, hal tersebut semakin mempermudah proses pulang pergi yang mereka lakukan.
Dua hari sebelumnya, kasus serupa juga terjadi pada tiga WNI disana. Mereka juga ditembak mati oleh polisi Malaysia atas dugaan perampokan nasabah bank. Jenazah ketiganya telah dipulangkan pada Sabtu (12/10) kemarin. “Keluarga korban juga meminta jenazah mereka dipulangkan. Hal itu akan kami usahakan setelah seluruh proses selesai digelar,” tutup Dino.

Grafis:
– Tahun 2013 korban tembak mati polisi di Malaysia sebanyak 7 orang
– Seluruh korban ditembak dengan motif sama, melakukan perampokan
– Tanggal 9 OKtober 2013, ada tiga korban. Diduga merampok nasabah bank
– Tanggal 11 OKtober 2013, ada 4 korban. Diduga merampok sebuah rumah
– Sepanjang 2007-2013 diperkirakan ada 100 WNI meninggal akibat ditembak mati oleh polisi Malaysia.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/